Buku, selalu mengikatkan hatiku dengan suamiku. Menjadi jembatan baginya untuk merebut hatiku.
Tak akan pernah aku lupa hadiah pertama yang diberikannya padaku. The Essential Hemingway.
Buku second hand bersampul agak lusuh yang diberikannya tanpa bungkus itu, dengan segera -- di minggu kedua perkenalan kami saat itu, membuat aku memahami dengan baik kepribadiannya. Cara pikirnya. Hatinya.
Sedetik setelah kuterima hadiah buku second hand itulah, kutahu aku telah jatuh cinta padanya, dan hatiku bahkan telah menjawab “ya” bagi pertanyaan yang belum lagi diajukannya, pertanyaan apakah aku akan bersedia menikah dengannya…
p.s. :
Di kemudian hari, saat aku menceritakan hal ini pada suamiku, dia tertawa terbahak- bahak dan menggodaku dengan “dasar, memang kamu aja yang udah naksir aku setengah mati”, sebab konon katanya, saat dia memberikan buku Hemingway itu padaku, dia memang hanya ingin memberi buku saja, tak ada niatnya untuk menjalin hubungan lebih jauh, apalagi menikah denganku, hihihihihi... ( namun tak perduli apakah dia berniat atau tidak, tapi beberapa bulan kemudian, di suatu bulan Oktober yang indah, kami mengikat janji sebagai suami istri… )
Posting ini, walau jadinya tak seromantis yang kuinginkan, kutulis sebagai surat cintaku padanya. Ungkapan rasa terimakasihku atas tahun- tahun bahagia yang telah kami lalui bersama...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H