Dari dalam tas si gadis, terdengar suara kemeresek.
"Apa kau tak mau mempertimbangkan ajakanku lagi?"
"Maaf, aku tak bisa. Aku menemani nenek menjaga toko."
"Sayang sekali ya."
Lalu tuan pengacara masuk ke tengah ruangan dan memberi sambutan. Ia berbicara dengan agak formal, seperti saat berbincang dengan para kliennya yang minta pertolongannya. Sesekali ia melontarkan lelucon dan berhasil membuat mereka tertawa. Lalu para tamu dipersilakan menikmati hidangan makanan dan minuman di atas meja. Mereka menikmatinya sambil ngobrol -- ngobrol sampai malam. Dan satu per satu tamu pun pamit, termasuk si gadis.
"Kau ini bagaimana? Diajak lelaki tampan seperti dia malah tak mau?" kata bunga mawar saat perjalanan pulang.
"Dia cukup tampan sih. Tapi aku tak bisa menerima ajakannya, karena tujuan kami tak sama."
"Tapi dia tampaknya teman yang baik. Tega sekali kau tak meneruskan pertemanan itu."
Lalu si gadis membuka tasnya, memegang tangkai bunga mawar itu dan menatapnya.
"Kenapa tidak kau saja yang menemaninya? Bukannya kau sering kesepian saat kutinggal menjaga toko bunga? Kalian berdua butuh teman kan."
"Haha, kau ngomong apa? Tak mungkin aku ikut dengan lelaki itu pindah, karena dia tak bisa kuajak ke dunia bunga!"