"Hei. Kau melanggar janjimu. Katamu tadi kau mau tidur. Sekarang kau melihat botol itu lagi." kata si kelinci putih. Lalu hewan itu kembali merebut botol dari si pemuda.
"Kembalikan!" kata si pemuda.
"Tak akan. Aku akan menyimpan botol ini sampai kau tidur."
"Aku tidak mengantuk!"
"Ya. Pikiranmu memang tidak mengantuk, karena terlena dengan air ini. Tapi tubuhmu memintamu untuk istirahat."
"Aku tak peduli! Kembalikan atau akan kukejar kau!"
"Dengar. Perjalananmu belum usai. Kau harus bertemu dengan orang gunung itu. Jadi simpan tenagamu untuk besok."
"Orang gunung? Aku tak kenal mereka!"
Lalu si pemuda mengejar kelinci putih itu. Hewan itu berlari sangat cepat, membuat si pemuda tak bisa mengejarnya. Hingga akhirnya, si pemuda yang tak sabar itu berhasil menombak kelinci itu dengan sekali lemparan.
"Berani -- beraninya kau mengambil masa depanku." Katanya sambil merebut botol itu. Sementara si kelinci yang tertusuk tombak, mengeluarkan darah dan mati. Si kelinci hitam yang mengawasi mereka dari jauh, segera mendekati si putih.
"Lihat. Apa kubilang. Dia telah termakan oleh air dalam botol itu. Kini dia menjadi gila akibat ambisinya sendiri." Kata si kelinci hitam.