Mohon tunggu...
Deni I. Dahlan
Deni I. Dahlan Mohon Tunggu... Penulis - WNI

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sulur-sulur Pendusta

11 Mei 2021   01:22 Diperbarui: 11 Mei 2021   02:02 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asap membumbung tinggi dari kejauhan. Pucuk -- pucuk pohon besar perlahan tumbang satu demi satu. Ratusan prajurit kerajaan itu merusak kebun kecil dan tempat lain di desa itu.

Banyak orang berlari meninggalkan desa itu. Ada yang masih bersama keluarganya. Namun tak sedikit yang terpisah dari rombongan dan berlari sendiri.

Salah satu dari mereka adalah si nona. Wanita muda itu menyelamatkan diri ke dalam hutan. Ia pergi kesana setelah melihat kebun yang dirawatnya hangus dibakar prajurit itu.

Dalam hatinya, ia marah, sedih sekaligus takut. Para pasukan itu tak hanya merusak kebun kesayangannya, tapi juga menghancurkan mimpinya. Keinginan untuk menghiasi desa itu dengan banyak tanaman telah sirna.

Saat ia menangisi cita-citanya yang gagal, datanglah seutas sulur tanaman dari dalam hutan itu. Sulur tanaman itu seperti seekor ular kecil, bergerak melata menuju si nona.

"Kenapa kau menangis?" tanya sulur itu.

"Mimpiku hancur. Aku gagal membangun desa itu dengan tanaman." Kata si nona.

"Kasihan sekali. Kenapa bisa begitu?"

"Tentara itu membakar kebunku! Mereka juga merusak desa tempat tinggalku!"

Sulur itu berkata lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun