Si pemuda mengamati tanda X di peta itu. Huruf itu terus memancarkan cahaya kemerahan  dan menyala terang.
Lalu si pemuda sadar kalau letak tanda X itu tidak di posisi sebelumnya. Tanda itu telah pindah.
"Tunggu.. Kalau tidak salah, tadi tanda X ini ada si sebelah kanan atas. Kenapa sekarang pindah ke tengah?"
Lalu si pemuda melilhat tanah di sekelilingnya.
"Ini.. tanda X ini tak jauh dari sini."
Si pemuda kemudian berdiri dan mencoba berjalan ke satu arah. Anehnya, setiap kali pemuda melangkah, tanda X itu juga ikut pindah.
"Ini makin aneh."
Sebelum kebingungan si pemuda usai, ia malah dibuat heran dengan tombak di balik punggungnya. Tombak itu, tanpa ada angin tanpa ada apa, tiba -- tiba mulai bergetar.
Si pemuda yang merasa tak enak, segera mengambil tombak itu dari balik punggungnya. Dan setelah dilihat, di gagang tombak itu ada ukiran yang mulai berpendar. Lama -- lama cahayanya makin terang, sehingga ukiran yang bertuliskan huruf kuno itu bisa terbaca dengan jelas.
"Kdoo-Nyan" ucap si pemuda itu, membaca ukiran yang dimaksud.
Setelah itu, peta yang digenggamnya tadi, tiba -- tiba terangkat sendiri. Ia melayang ke atas perlahan -- lahan, lalu kertas itu melambai -- lambai di kedua sisinya. Persis seperti seekor burung yang sedang mengepakkan kedua sayapnya.