Si nona kecil kaget.
"Sebelum bertemu denganmu, aku sudah sekarat. Lalu aku mati tepat setelah kita ngobrol tadi. Tapi entah kenapa, aku sekarang hidup lagi. Daun -- daunku menghijau. Ranting -- rantingku kokoh kembali. Apa yang terjadi?"
Baik si pohon dan si nona sama -- sama bingung.
"Tadi kau bilang apa?" tanya si pohon.
"Yang mana?"
"Yang tadi. Yang kau lakukan saat kau mengira aku tidur."
"Oh, itu. Aku hanya menyentuh daunmu. Lalu kau bangun lagi."
Si pohon terdiam sebentar, lalu ingat sesuatu.
"Jangan -- jangan.. kau anak terpilih itu."
"Anak terpilih?"
"Ya. Kami dulu tinggal di hutan sana. Tapi karena manusia banyak membangun rumah disana -- sini, kehidupan kami jadi terancam. Mereka menebas pohon -- pohon dengan pedang, membakar tanah tempat tinggal kami hingga jadi arang. Banyak pohon yang mati, dan kami yang sekarang tinggal sedikit ini menyelamatkan diri kesini."