Tahun 2020 seakan tahun mati. Tak ada pencapaian, tak ada perayaan kemenangan. Mau mencapai bagaimana, karena banyak orang tertahan di rumah saja. Hidup hanya berputar dari bangun tidur, main hape, ke kamar mandi, makan, ngobrol dengan tetangga lalu kembali ke tempat tidur lagi.
Kalau pun ada yang dikerjakan, hanya bisa secara online. Entah lewat hape atau laptop. Makanya sering muncul istilah kaum rebahan, yaitu orang -- orang yang sering menghabiskan waktunya dengan rebahan. Salah satu kegiatan pengalih perhatian kaum rebahan adalah bermain game. Game di hape begitu banyak, saking banyaknya sampai bingung memilihnya.
Game catur ini punya tampilan sederhana. Namun memiliki gameplay yang menantang. Pemain bisa bermain catur dari level 1 hingga level 10. Semakin tinggi level, semakin sulit menaklukannya. Game ini bisa dimainkan oleh dua orang. Namun kalau sedang ingin bermain dengan komputer juga bisa.
Saya penasaran untuk mencoba, sejauh mana dewi keberuntungan menemani saya saat bermain game ini. Saya mulai dengan melawan komputer level 1. Saya pilih bidak berwarna hitam dan hasilnya bisa menang dengan mudah. Kemenangan itu terus berlanjut sampai beberapa level berikutnya. Namun sampai level 8, kesulitan menghadang perjalanan saya.
Tapi entah kenapa, saya kurang berminat untuk memakainya. Jadi saya tinggal main saja tanpa pakai  fitur itu. Kalau menang lanjut level. Kalau kalah ya sudah, cari kesalahannya apa lalu coba lagi dari awal. Dan ternyata bermain game ini tanpa memakai "Undo" tidaklah mudah.
Saya bersemangat untuk mengalahkannya. Tapi karena terlalu semangat, saya keasyikan mencari celah mereka hingga melupakan nyawa diri sendiri. Akhirnya, bolak -- balik saya dikalahkan oleh komputer level 8. Salah satu kekalahan yang menggelikan adalah saat saya mendorong sang raja maju sendirian tanpa dikawal benteng.
Namun, level 9 pun tidak mudah dilewati. Gaya bertahan yang saya peroleh di level sebelumnya, memang membuat permainan berjalan lebih lama. Namun saat musuh lengah dan membuka celah, rasa keasyikan bertahan membuat saya buta akan peluang emas.
Kesempatan emas itu terlewatkan karena saya kurang jeli melihat peluang. Saya akhirnya kalah. Sejak saat itu, saya pikir untuk menang tak bisa hanya bertahan saja. Tapi juga disambi dengan memanfaatkan peluang yang ada.
Setelah rehat dan mencari pengalihan sebentar, saya main lagi. Kali ini dengan mata dan pandangan yang lebih terbuka terhadap situasi yang ada. Setelah beberapa kali kalah lagi dan sempat seri sekali, kemenangan pun berhasil dicapai.
Statistik game menampilkan, saya telah kalah sebanyak 87 kali, seri 1 kali, dan menang 1 kali. Tidak lebih berat dari level 8 tapi kalah terus -- terusan bikin saya gemas sendiri.
Tapi bagi orang yang memiliki hobi rebahan seperti saya, menamatkan game itu dari level 1 sampai level 10 mungkin sesuatu yang tak saya duga. Game ini berhasil membuat saya betah menatap layar laptop lebih lama. Sehingga secara tidak langsung kegiatan itu mengurangi waktu rebahan saya selama di rumah saja.
Jadi saya pikir, berhasil menamatkan game Chess Titans mungkin tidaklah buruk kalau disebut pencapaian receh tahun ini. Dan yang lebih penting, saya bisa sedikit menghindar dari godaan untuk rebahan saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI