Mohon tunggu...
daunapastiabiba
daunapastiabiba Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

saya menyukai dunia teknologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Teori Kognitif dalam Pendidikan yang Didasari Teknologi

6 Januari 2025   21:55 Diperbarui: 7 Januari 2025   05:06 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa Itu Teori Kognitif?

Teori kognitif itu sebenernya tentang gimana kita, sebagai manusia, memproses informasi yang masuk ke otak kita. Jadi, bukan cuma sekadar "belajar" atau "menghafal", tapi lebih ke bagaimana otak kita berpikir, mengolah, dan menyimpan informasi yang kita terima dari dunia sekitar. Kalau kamu nonton film, misalnya, otak kamu gak cuma terima gambar dan suara, tapi juga mencerna dan menyambungkannya ke pengalaman atau pengetahuan sebelumnya.

Teori kognitif itu lebih memfokuskan ke proses mental yang terjadi di otak kita, seperti:

  • Perhatian: Apa yang kita fokuskan saat belajar.
  • Persepsi: Gimana kita melihat dan memahami sesuatu.
  • Ingatan: Bagaimana kita menyimpan dan mengingat informasi.
  • Pemecahan masalah: Gimana kita cari solusi ketika menghadapi masalah.

Intinya, teori kognitif ngajarin kita kalau belajar itu nggak hanya tentang dapat informasi, tapi juga proses mental aktif yang bikin kita paham dan bisa pakai informasi itu dalam kehidupan sehari-hari.

Tokoh-Tokoh Penting dalam Teori Kognitif

Ada beberapa tokoh yang punya kontribusi besar dalam teori ini. Mereka semua punya pandangan yang berbeda, tapi intinya sama-sama ngejelasin bagaimana kita bisa belajar dan berpikir.

1. Jean Piaget

Piaget ini orang yang pertama kali ngebahas perkembangan kognitif anak. Dia bilang, anak-anak tuh gak cuma niru apa yang ada di sekitar mereka, tapi mereka punya tahapan-tahapan perkembangan yang harus dilalui. Misalnya, anak kecil nggak bisa berpikir abstrak atau logis kayak orang dewasa. Piaget ngelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif anak jadi 4 tahap:

  • Sensorimotor (0-2 tahun): Anak-anak belajar lewat pengalaman langsung, kayak meraba dan melihat.
  • Praoperasional (2-7 tahun): Anak mulai pakai simbol atau kata-kata buat mewakili benda, tapi masih belum bisa mikir logis.
  • Operasional Konkret (7-11 tahun): Anak mulai bisa mikir lebih logis, tapi masih terbatas pada benda yang nyata.
  • Operasional Formal (12 tahun ke atas): Remaja mulai bisa mikir abstrak dan logis tentang hal-hal yang nggak nyata.

2. Lev Vygotsky

Vygotsky ini berpendapat kalau belajar itu gak cuma individu, tapi dipengaruhi juga oleh orang lain di sekitar kita. Dia ngebahas tentang Zona Perkembangan Proksimal (ZPD), yang intinya adalah jarak antara apa yang bisa kita capai sendirian sama apa yang bisa kita capai kalau dibantu orang lain (guru, teman, dll). Jadi, dia percaya kalau kita belajar bareng orang lain, kita bisa berkembang lebih cepat.

Selain itu, Vygotsky juga ngomongin soal peran bahasa dalam belajar. Menurut dia, bahasa itu adalah alat penting yang bantu kita berpikir dan memahami dunia sekitar.

3. Jerome Bruner

Bruner ini terkenal karena nyebarin ide kalau belajar itu harus aktif, bukan cuma pasif terima informasi. Dia bilang kalau kita cuma dikasih materi begitu aja, kita nggak akan paham. jika  kita aktif nyari dan ngebangun pengetahuan sendiri, itu lebih efektif. 

4. Donald Broadbent

Broadbent ini lebih fokus ke perhatian. Dia ngajarin kita tentang gimana otak kita menyaring informasi yang masuk. Misalnya, kalau lagi banyak suara di sekitar kita, otak kita cuma bakal fokus ke satu suara aja. Model filter yang dia buat ngejelasin gimana kita memproses informasi dan memilih mana yang penting buat diproses lebih lanjut.

5. Ulric Neisser

Neisser adalah orang yang pertama kali nyebut dirinya sebagai bapak psikologi kognitif. Dia nyebarin konsep tentang persepsi dan cara kita menginterpretasikan informasi. Menurut Neisser, persepsi itu nggak cuma tentang menerima informasi dari luar, tapi juga melibatkan cara kita memahaminya dan menyambungkannya dengan apa yang udah kita tahu sebelumnya. Jadi, kita gak cuma "nangkep" informasi, tapi kita juga memproses informasi itu berdasarkan pengalaman kita.

Penerapan Teori Kognitif dalam Pendidikan Berbasis Teknologi: Pengaruh Media Interaktif terhadap Pemahaman Konsep

Teori kognitif, yang berfokus pada proses mental dalam memperoleh dan memproses informasi, memiliki relevansi yang besar dalam konteks pendidikan berbasis teknologi. Dalam dunia pendidikan yang semakin mengandalkan teknologi, media interaktif seperti perangkat lunak pembelajaran, aplikasi mobile, dan game edukasi memberikan pengalaman yang mendorong pengolahan informasi secara lebih mendalam.

A.Prinsip Teori Kognitif dalam Pembelajaran

Teori kognitif, terutama yang dikembangkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky, menekankan pentingnya interaksi sosial dan konstruksi pengetahuan dalam pikiran individu. Piaget mengemukakan bahwa anak belajar melalui tahap-tahap perkembangan kognitif, sementara Vygotsky menekankan peran lingkungan sosial dalam pembelajaran. Teknologi, sebagai alat yang dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih interaktif, memfasilitasi proses-proses kognitif ini dengan cara yang unik.

B.Penerapan Media Interaktif

Penggunaan media interaktif seperti simulasi virtual, video pembelajaran interaktif, dan aplikasi edukasi berbasis gamifikasi memungkinkan siswa untuk "melakukan" dan "menyusun" pengetahuan secara aktif, bukan hanya menerima informasi secara pasif. Ini sejalan dengan teori konstruktivisme, yang juga merupakan bagian dari teori kognitif. Sebagai contoh, aplikasi pembelajaran berbasis augmented reality (AR) memungkinkan siswa untuk memvisualisasikan konsep-konsep abstrak dalam bentuk 3D, memudahkan mereka dalam memahami materi yang sulit, seperti geometri atau biologi.

C. Keuntungan Teknologi dalam Pembelajaran Kognitif

Salah satu keuntungan besar dari penerapan teknologi adalah kemampuannya untuk menyediakan umpan balik secara real-time. Misalnya, dalam game edukasi, siswa dapat segera mengetahui apakah jawabannya benar atau salah, yang memungkinkan mereka untuk mengoreksi kesalahan dalam proses belajar. Umpan balik ini mempercepat proses pembelajaran dan meningkatkan pemahaman.

Selain itu, teknologi memungkinkan personalisasi pembelajaran. Platform e-learning dengan kecerdasan buatan dapat menyesuaikan materi dengan tingkat kemampuan dan gaya belajar individu, yang penting dalam teori kognitif, karena setiap individu memiliki cara yang berbeda dalam mengolah informasi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun