Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apakah Agus Yudhoyono Galau Surya Paloh Ikut Koalisi

25 Maret 2024   14:29 Diperbarui: 25 Maret 2024   14:41 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama halnya dengan partai Demokrat yang selama ini, 9 tahun, capek sebagai partai oposisi pemerintahan Joko Widodo, di masa 1 tahun akhir masa jabatan Jokowi justru menggoda Partai Demokrat berubah haluan dari oposisi jadi koalisi.

Seandainya Partai Nasdem nantinya ikut turut masuk koalisi pendukung Kabinet Prabowo Subianto, apa salahnya dimata AHY dan Partai Demokrat ? Toh partai Demokrat juga sangat menikmati konstelasi koalisi bersifat semu dan cair itu.

Kemudian Partai Demokrat harus sadar bahwa Prabowo Subianto terobsesi membentuk koalisi besar, bila penting mengajak sebanyak mungkin parpol jadi pendukungnya.

Konon lagi, jika dihitung jumlah kursi parpol pendukung Prabowo di Parlemen hasil Pileg 2024, masih kalah jumlahnya dibandingkan jumlah kursi parpol non pendukung Prabowo.

Peluang itu tentu dengan jeli dapat dilihat Surya Paloh sebagai Ketua Umum Partai Nasdem. 

Kemudian, partai Nasdem juga belum memiliki catatan sejarah sebagai partai oposisi. Jangan-jangan Surya Paloh sebagai alumni Partai Golkar justru ingin jejak almamaternya sebagai partai "karya", ingin selalu berada di lingkaran kekuasaan, siapapun presidennya.

Justru Partai Demokrat yang perlu dipertanyakan konsistensinya apakah siap kalah menang, dan siap jadi oposisi atau koalisi.

Disamping itu, keberadaan Partai Demokrat sebagai partai menduduki posisi rangking terendah dari semua partai lolos ambang batas parlemen dan memiliki kursi di parlemen, memiliki nilai tawar lebih rendah dibandingkan partai lain yang memiliki jumlah kursi parlemen lebih banyak.

Maka wajar jika Partai Demokrat diharapkan agar duduk manis saja sebagai bagian dari koalisi, karena untuk membentuk koalisi gemuk masih dibutuhkan lagi kursi parlemen dalam jumlah banyak dari partai lain.

AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat idealnya justru semestinya melakukan evaluasi dan konsolidasi internal atas perolehan kursi yang menurun di Pileg 2024. 

Jangan sibuk menebar narasi mengundang perdebatan dan kontroversi. Karena Partai Demokrat bukan sebagai partai oposisi lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun