Suka tidak suka, jika ingin bekerja di Jepang maka harus ikut budaya kerja keras orang Jepang yang lajim bekerja lembur setiap hari, bahkan hingga larut malam.
Lembur selain alasan ada pekerjaan belum selesai, di Jepang ada kebiasaan "anak buah tidak boleh pulang jika bos belum pulang".
Kerja lembur di Jepang tidak selamanya memperoleh uang lembur, tergantung kondisi perusahaan.Â
Tetapi kebanyakan orang Jepang kerja lembur tidak dibayar, hal ini disebut "Saabisu Zangyo", yaitu pulang sampai larut malam tanpa dibayar.
Karena sudah budaya kerja keras hingga larut malam, kondisi demikian adakalanya menimbulkan kematian, disebut dengan "Karoshi", yaitu kematian karena kebanyakan kerja.Â
Bahkan ada juga pekerja yang sampai bunuh diri karena besarnya beban kerja dan mengakibatkan stress bekerja.
Pekerja orang Jepang juga terkenal loyal, sangat menghargai senioritas. Â Mereka sangat loyal terhadap perusahaan, menjungjung tinggi nama baik dan rahasia perusahaan, tidak mau pindah perusahaan.Â
Dan sangat menghormati para senior, dan senioritas dalam bekerja juga mempengaruhi besaran gaji. Para senior memiliki kesempatan lebih besar naik gaji dan pangkat, sehingga sering menimbulkan demotivasi bagi pekerja lebih muda.
Bagi pekerja orang Jepang dianggap tabu dan tidak sopan menolak permintaan atasan. Dan hal itu merupakan salah satu bahan penilaian terhadap kepribadian yang mempengaruhi nilai untuk naik jabatan.
Dalam bekerja orang Jepang juga terkenal sangat sistematis, suka prosedur dengan urutan jelas. Â Tidak suka prosedur memotong jalan. Dengan kata lain, mereka senang bekerja "njelimet".
Secara ilmu manajemen perusahaan Jepang terkenal dengan konsep  5 S, yaitu Seiri (Ringkas), Seiton (Rapi), Seiso (Resik), Seiketsu (Rawat) dan Shitsuke (Rajin).Â