Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Nasdem Kibuli Anies Baswedan Pasca Rekapitulasi Pilpres?

21 Maret 2024   03:01 Diperbarui: 21 Maret 2024   03:05 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Kumparan

Drama memilukan kini menghinggapi Capres Anies Baswedan sesaat setelah KPU menetapkan hasil final rekapitulasi Pilpres (20/3/2024), dan menetapkan Pasangan Prabowo Subianto pemenang Pilpres.

Di hari yang sama, tidak lama setelah pengumuman KPU, Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem di Nasdem Tower mengucapkan selamat atas kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

Surya Paloh juga mengatakan dengan tegas menerima hasil rekapitulasi pemilu 2024, baik hasil Pilpres dan Pileg.

Jelas terungkap sesungguhnya Surya Paloh menerima tanpa reserve hasil perhitungan suara Pemilu 2024 oleh KPU, dan sebagai sebuah pernyataan nyata bahwa Surya Paloh tidak ada niat menggugat hasil Pilpres.

Sikap Surya Paloh ini berbanding terbalik dengan Sikap Anies Baswedan yang mengatakan di hari yang sama, berencana esok harinya (21/3/2024) akan mendaftarkan gugatan ke MK.

Perbedaan pilihan sikap diantara keduanya, jelas mempertontonkan bahwa Partai Nasdem, terutama Surya Paloh sungguh tidak mendukung Anies Baswedan menggugat hasil maupun pelaksanaan Pilpres 2024.

Anies Baswedan akan dibiarkan sendirian memperjuangkan gugatan ke MK, dan kondisi ini menunjukkan telah terjadi perpecahan kepentingan antara Anies Baswedan dengan Surya Paloh dan Partai Nasdem.

Gelagat perbedaan keinginan ini sebenarnya indikasinya telah lama nampak samar-samar dalam proses pengajuan dan dukungan terhadap hak angket di DPR RI.

Sejak awal dan sampai hari ini sikap partai Nasdem mendukung hak angket berwarna abu-abu, tidak jelas, bahkan cenderung mengelak dan cari aman.

Kedua peristiwa tersebut jelas sebagai cerminan sikap partai Nasdem sesungguhnya, selain akan pisah jalan dengan Anies Baswedan, lebih memilih berkolaborasi dengan Joko Widodo, kemudian ingin berkoalisi dengan Prabowo Subianto.

Apakah terlalu berlebihan jika disebut "Partai Nasdem dan Surya Paloh mengibuli Anies Baswedan ?"

Itulah perbincangan menarik dan layak sebagai bahan perenungan.

Anies Baswedan melakukan gugatan ke MK bukan melulu perjuangan kalah atau menang, tapi sarat dengan pesan moral politik, yaitu menggugat pelaksanaan pemilu yang ditenggarai menyimpang, pemerintah tidak netral, dan terjadi abuse power.

Gugatan itu dilakukan untuk mengungkap sikap dan tindakan buruk dalam pelaksanaan Pilpres maupun Pemilu untuk dijadikan bahan pembelajaran  dan perbaikan atmosfir kehidupan berdemokrasi di Indonesia.

Motif itu selaras dengan jargon Anies Baswedan saat maju kontestasi Pilpres yang fokus ingin melakukan perubahan.

Perubahan itu dapat diaktualisasikan lewat jalan evaluasi pelaksanaan Pemilu 2024 yang ditenggarai sebagai pelaksanaan pemilu terburuk selama era reformasi.

Memenangkan gugatan di MK bagi Anies Baswedan dianggap bonus atau takdir dari Allah.

Tapi menggugat dugaan pelaksanaan pemilu curang sangat berarti bagi Anies Baswedan sebagai proses perjuangan moral dan perbaikan kehidupan berdemokrasi bangsa Indonesia.

Bagi Surya Paloh dan Partai Nasdem yang terpenting mereka sudah lolos dari ancaman ambang batas parlemen, dan berhasil mendudukkan calegnya di DPR RI.

Bonus selanjutnya yang dinantikan oleh Partai Nasdem adalah memperoleh jatah di Kabinet Presiden selanjutnya lewat memilih jalan masuk koalisi pemerintahan Prabowo Subianto.

Bonus yang ditunggu Surya Paloh dan Anies Baswedan jauh berbeda, sehingga mereka akan terpaksa memilih jalan berbeda. Maka selanjutnya Anies Baswedan akan merasa dikibuli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun