Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Residu Demokrasi: Caleg Peraih Suara Terbanyak Mundur

19 Maret 2024   00:27 Diperbarui: 19 Maret 2024   00:33 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Tribun-medan.Com

Seogianya, sebagai partai kader, maka partai politik akan mengharapkan kader pilihan, atau kader terbaik berhasil di lembaga legislatif dan eksekutif. Itulah arti penting dilakukan proses kaderisasi di internal partai.

Tetapi kader militan, maupun kader terbaik partai tidak memiliki kartu garansi otomatis terpilih lewat pemilu, terutama dalam pemilu dengan sistem proporsional terbuka yang identik dengan liberal, bagaikan pasar bebas (Laissez Faire).

Laissez Faire, frasa bahasa Prancis berarti "biarkan terjadi" atau "biarkan berbuat" tanpa ada intervensi.

Dalam paradigma Laissez Faire lewat mekanisme pasar bebas diyakini akan terjadi sesuatu yang adil, yaitu lewat tangan tak kentara (invisible hand).

Dalam sistem pemilu proporsional terbuka jelas tidak ada jaminan terpilih pigur yang diutamakan partai politik.

Oleh karena itu jika partai politik ingin mengutamakan kader pilihannya terpilih di lembaga legislatif maupun eksekutif memilih sistem pemilu proporsional tertutup merupakan salah satu alternatif.

Bukan rahasia umum, ironisnya sistem pemilu proporsional tertutup menimbulkan marak praktek money politik. Tidak cukup mengandalkan popularitas dan kebijakan partai.

Viktor Laiskodat, sebagai petinggi partai Nasdem dan mantan Gubernur NTT sudah cukup populer, bahkan pernah sebagai penguasa daerah tersebut.  Logis jika semestinya dia memiliki elektabilitas atau perolehan suara sangat besar dan tertinggi di daerahnya.

Tapi kenyataan membuktikan, Pileg 2024 faktor keberuntungan tidak berpihak kepada dirinya, dan harapan Partai Nasdem juga tidak terwujud.

Ini pembelajaran berarti dan layak sebagai bahan perenungan bagi Partai Kader yang memiliki orientasi menjadikan kader pilihan unggul dan memenangkan kontestasi. 

Pemilu, khususnya Pileg bukan melulu berorientasi elektoral atau perolehan suara, tetapi bermuatan kepentingan partai meloloskan kader-kader terbaiknya sebagai manifestasi partai kader, dan menjadikan partai sebagai "Kawah Chandradimuka" melahirkan bayi sakti dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun