Sedangkan pilihan terhadap calon presiden, Agus Harimurti Yudhoyono berada di posisi ke-6 dengan elektabilitas 1,2% sebagai pilihan generasi Z.Â
Pada posisi pertama diperoleh Ganjar Pranowo dengan elektabilitas 28,8 %, kedua Prabowo Subianto 20,6, ketiga Ridwan Kamil 9,1%, keempat Anies Baswedan 8,8% dan kelima Jenderal Andika Perkasa 2,1 %.Â
Jika pilihan Generasi Z ini dibandingkan dengan hasil survey elektabilitas capres secara umum (dalam survey yang sama), yang menduduki posisi pertama tetap Ganjar Pranowo dengan elektabilitas sebesar 25,3 %, Kedua Prabowo Subianto 18,1%, selanjutnya Anies Baswedan 13,1 %, Ridwan Kamil 8,4%, Sandiago Uno 1,6%, Andika Perkasa 1,6%, Agus Harimurti Yudhoyono 1,3%.
Umunya pilihan generasi Z sama dengan trend yang ada,yaitu memposisikan Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto di urutan pertama dan kedua. Sedangkan Anies Baswedan justru berada di urutan ke empat di bawah Ridwan Kamil yang menduduki urutan ketiga.
Artinya Ridwan Kamil justru lebih dipilih Generasi Z dibandingkan Anies Baswedan, padahal Ridwan Kamil sendiri sampai hari ini belum ada tanda-tanda hendak maju sebagai calon presiden. Hal ini menunjukkan para Generasi Z sangat terbuka dan memiliki gaya pilihan lebih leluasa, serta memiliki ekspresi tersendiri sesuai dengan gaya hidup mereka yang lebih open minded, artinya generasi Z memilih tidak selamanya sama dengan orang tua maupun generasi diatasnya.
Hal itu wajar terjadi karena Generasi Z yang identik dengan generasi era digital atau teknologi informasi menjadikan mereka memiliki akses yang luas terhadap pengetahuan dan sumber informasi, sehingga mereka lebih memiliki referensi lebih banyak menjadikan mereka sangat rasional dalam menentukan pilihan. Tidak tergantung kepada generasi sebelunya,
Berdasarkan beberapa penelitian, perilaku memilih generasi Z juga sangat fleksibel dan rasional. Mereka dalam memilih berorientasi dengan isu yang sama atau isu yang sedang trending, suka terhadap kandidat yang santun, suka dengan isu-isu cemerlang, tidak suka dengan kandidat yang arogan dan kontraversial. Dan yang terpenting generasi Z yang sudah terbiasa dengan heteroginitas dalam berinteraksi di media sosial menjadikan mereka sangat toleran, cenderung menghindari politik berdasarka suku, agama dan ras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H