Dengan hilirisasi bahan mentah yang bersumber dari alam Indonesia diolah terlebih dahulu hingga jadi produk, misalnya nikel diolah jadi produk besi, dengan demikian diharapkan negara Indonesia memperoleh nilai lebih, atau harga jual lebih besar dan menguntungkan.
Tetapi kebijakan untuk kemandirian ekonomi nasional tersebut justru digugat oleh negara-negara besar, khususnya negara-negara yang selama ini merupakan tujuan ekspor.
Hambatan perdagangan yang dilakukan negara-negara tersebut sebagai upaya untuk tetap menjadikan mereka memperoleh keuntungan lebih besar (rent seeker) dan untuk melindungi kepentingan industri dalam negeri mereka.
Bukankah hal seperti itu merupakan tindakan tidak adil, dan hanya mengutamakan kepentingan mereka sendiri tanpa peduli terhadap nasib bangsa lain ?
Kondisi mutakhir ini menjadi salah satu alasan betapa pentingnya Bangsa Indonesia kembali menggali buah pemikiran Bung Karno, memahaminya kembali untuk diwujudkan sebagai kerangka berpikir membangun perekonomian nasional, terutama dalam menghadapi mekanisme perdagangan internasional yang tidak adil serta memelaratkan  Bangsa Indonesia.
Salah satu pemikiran Bung Karno yang layak di aktualisasikan adalah Philosopi TRISAKTI Bung Karno.
Dengan demikian terjawablah sudah bahwa buah pemikiran atau ajaran Bung Karno masih relevan diaktualisasikan saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H