Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kenapa PPP Ngebet Sandiago Uno Gabung

21 Februari 2023   21:43 Diperbarui: 21 Februari 2023   22:03 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : Kompas.Com/Taufiqurrahman

Menjadi pertanyaan menarik, kenapa PPP kelihatan ingin, dan tampak "ngotot" agar Sandiaga Uno gabung ke PPP jelang perhelatan Pemilu dan Pilpres 2024.

Partai yang memiliki sejarah panjang sejak orde baru, hanya PPP menampakkan diri "ngosan-ngosan" menuju 2024, dan jauh berbeda  dengan PDI Perjuangan dan Partai Golkar.

Bergabungnya Sandiaga Uno memang diharapkan mampu memberi nafas baru bagi PPP untuk bangkit kembali dari keterpurukan popularitas dan elektabilitas.

Pada Pemilu 2019 lalu PPP mengalami penurunan perolehan suara sangat drastis dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya selama era reformasi, dan berdasarkan hasil survey beberapa lembaga, PPP saat ini justru diprediksi lebih anjlok lagi sehingga diperkirakan tidak lolos parliamentary threshold.

Kemunduran elektabilitas PPP ini memang disebabkan akumulasi persoalan panjang dan banyak, baik karena PPP kehilangan basis massa pemilih, maupun karena konflik internal yang tidak berkesudahan.

Konflik paling panas dan merepotkan PPP adalah perebutan Ketua Umum yang selalu gaduh, dan selalu gonta ganti, serta semakin meruncingnya faksi-faksi di internal PPP akibat perebutan kekuasaan Ketua Umum.

Konflik berkepanjangan tersebut bukan hanya menyebabkan elektabilitas PPP terjun bebas, tetapi mengakibatkan kehilangan banyak tokoh-tokoh politik potensial. Sehingga saat ini PPP tidak memiliki tokoh sentral yang dianggap mampu mempersatukan, serta tidak ada tokoh yang dianggap memiliki nilai jual sebagai tokoh nasional, khususnya untuk capres 2024.

Sandiaga Uno memang sangat diharapkan  untuk bergabung dengan PPP untuk mengisi kekosongan tokoh elit partai yang layak disejajarkan dengan tokoh partai lain dalam kepentingan pemilu khususnya Pilpres.

Bergabungnya Sandiaga Uno ke PPP dianggap sebagai berkah melimpah untuk meningkatkan elektabilitas PPP, karena selain dianggap memiliki nilai jual tinggi, diharapkan akan mampu membawa darah segar dari sisi finansial atau dana politik.

Tidak bisa dipungkiri, Sandiaga Uno dianggap penting bagi PPP bukan hanya karena ketokohan dan nilai elektabilitasnya, tetapi Sandiaga Uno juga dipandang memiliki dana lumayan cukup untuk menggerakkan mesin partai untuk berlari lebih kencang lagi.

Itulah sebuah dilema yang dihadapi PPP ditengah sistem pemilu liberal dewasa ini. Pemilu yang mengutamakan elektoral prosedural, dan butuh "cost politics" sangat besar mengharuskan PPP ikut arus zaman meninggalkan nilai-nilai luhur yang diusungnya selama ini.

Kehadiran Sandiaga Uno jika hanya sekedar untuk menutupi kekurangan tokoh politik layak jual di PPP maka hal itu wajar-wajar saja sebagai strategi politik.

Tetapi tidak bisa dihindari ketokohan, popularitas dan elektabilitas ternyata tidak cukup untuk diandalkan dalam sistem pemilu liberal saat ini. Kebutuhan uang dalam jumlah besar sebagai biaya operasional pemenangan juga jadi syarat penting harus dipenuhi.

Oleh karena itu kehadiran Sandiaga Uno bergabung dengan PPP diharapkan mampu memberi jawaban terhadap dua persoalan krusial PPP saat ini, yaitu krisis ketokohan dan kebutuhan finansial.

Hal itu memang sebuah ironi bagi sebuah partai seperti PPP yang sudah memiliki sejarah panjang dalam perpolitikan nasional, dan menjadi sebuah gambaran bahwa PPP mengalami krisis tokoh pemimpin dari kalangan umat Islam yang merupakan basis massanya selama ini.

Salah satu faktor penyebab minimnya tokoh umat muslim di PPP adalah karena partai ini tidak mampu mempertahankan basis pemilih tradisionalnya, dan sering terlibat konflik dengan tokoh-tokoh umat muslim.

Konflik dengan tokoh umat muslim dan organisasi muslim telah berlangsung lama, bahkan sejak orde baru. 

Konflik Jailani Naro, Ketua PPP saat itu, dengan Elit Pengurus NU maupun politisi dari NU menyebabkan NU secara organisasi menyatakan diri keluar dari PPP.

Konflik demi konflik internal PPP hingga era reformasi juga menyebabkan banyak tokoh-tokoh politik umat Islam meninggalkan PPP sehingga mengakibatkan PPP sampai hari ini mengalami krisis atau defisit tokoh umat muslim.

Melirik Sandiaga Uno untuk dijadikan sebagai tokoh sentral di PPP juga menunjukkan bahwa PPP sampai hari ini belum mampu memiliki tokoh utama yang benar-benar berasal dari organisasi umat muslim sebagai basis massa utamanya.

Sandiaga Uno bukan merupakan tokoh politik yang berasal dari representasi institusi umat muslim atau representasi pemilih tradisional PPP selama ini.

Tidak berlebihan kiranya jika disebut PPP ingin menokohkan Sandiaga Uno sebagai pigur representasi umat Islam, bukan sebaliknya PPP merekrut tokoh dari basis massa pemilih tradisional PPP, maupun dari organisasi umat Islam.

Krisis kepemimpinan yang sesuai dengan habitat PPP itu sendiri merupakan tantangan tersendiri bagi PPP untuk berupaya kembali bangkit sebagai salah satu partai berbasis umat Islam ditengah banyaknya partai yang sama ingin jadi bagian tak terpisahkan dari basis massa umat Islam.

Tantangan itu bukan hanya muncul dari internal PPP sendiri, tetapi datang juga dari partai-partai Islam lainnya.

Tantangan multidimensional tersebut nampaknya memaksa PPP untuk mencari tokoh sentral baru dari luar PPP sendiri, yaitu Sandiaga Uno. 

Sandiaga Uno diharapkan sebagai darah segar membangkitkan semangat menuju peningkatan elektabilitas ditengah kecenderungan PPP mengalami kemerosotan elektabilitas saat ini, bahkan diprediksi pada Pemilu 2024 terancam tidak mampu menjadi partai papan menengah.

Untuk bisa bangkit lagi meningkatkan elektabilitasnya, PPP memang butuh pigur seperti Sandiaga Uno ditengah krisis kekurangan tokoh penting akibat sering terjadi konflik internal dalam pemilihan Ketua Umum PPP.

Jadi pertanyaan menarik mungkinkah Sandiaga Uno bergabung dengan PPP ?

Semoga PPP tidak bagaikan "menggantang asap", atau bagaikan "Pungguk merindukan bulan".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun