Itulah sebuah dilema yang dihadapi PPP ditengah sistem pemilu liberal dewasa ini. Pemilu yang mengutamakan elektoral prosedural, dan butuh "cost politics" sangat besar mengharuskan PPP ikut arus zaman meninggalkan nilai-nilai luhur yang diusungnya selama ini.
Kehadiran Sandiaga Uno jika hanya sekedar untuk menutupi kekurangan tokoh politik layak jual di PPP maka hal itu wajar-wajar saja sebagai strategi politik.
Tetapi tidak bisa dihindari ketokohan, popularitas dan elektabilitas ternyata tidak cukup untuk diandalkan dalam sistem pemilu liberal saat ini. Kebutuhan uang dalam jumlah besar sebagai biaya operasional pemenangan juga jadi syarat penting harus dipenuhi.
Oleh karena itu kehadiran Sandiaga Uno bergabung dengan PPP diharapkan mampu memberi jawaban terhadap dua persoalan krusial PPP saat ini, yaitu krisis ketokohan dan kebutuhan finansial.
Hal itu memang sebuah ironi bagi sebuah partai seperti PPP yang sudah memiliki sejarah panjang dalam perpolitikan nasional, dan menjadi sebuah gambaran bahwa PPP mengalami krisis tokoh pemimpin dari kalangan umat Islam yang merupakan basis massanya selama ini.
Salah satu faktor penyebab minimnya tokoh umat muslim di PPP adalah karena partai ini tidak mampu mempertahankan basis pemilih tradisionalnya, dan sering terlibat konflik dengan tokoh-tokoh umat muslim.
Konflik dengan tokoh umat muslim dan organisasi muslim telah berlangsung lama, bahkan sejak orde baru.Â
Konflik Jailani Naro, Ketua PPP saat itu, dengan Elit Pengurus NU maupun politisi dari NU menyebabkan NU secara organisasi menyatakan diri keluar dari PPP.
Konflik demi konflik internal PPP hingga era reformasi juga menyebabkan banyak tokoh-tokoh politik umat Islam meninggalkan PPP sehingga mengakibatkan PPP sampai hari ini mengalami krisis atau defisit tokoh umat muslim.
Melirik Sandiaga Uno untuk dijadikan sebagai tokoh sentral di PPP juga menunjukkan bahwa PPP sampai hari ini belum mampu memiliki tokoh utama yang benar-benar berasal dari organisasi umat muslim sebagai basis massa utamanya.
Sandiaga Uno bukan merupakan tokoh politik yang berasal dari representasi institusi umat muslim atau representasi pemilih tradisional PPP selama ini.