Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Seabad NU Merawat Nasionalisme dan Keutuhan Bangsa

7 Februari 2023   11:36 Diperbarui: 7 Februari 2023   19:00 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan yang diikuti ribuan peserta dari berbagai daerah tersebut mengangkat tema Khidmah Muslimat NU, Jaga Aswaja, Teguhkan Bangsa.(ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A)

Saya bukan warga NU, tetapi warga masyarakat dari kalangan minoritas, Katolik, hanya seorang yang berkeinginan mengamati, belum layak disebut sebagai pengamat sosial politik. 

Saat ini tertarik melihat sepak terjang NU sebagai salah satu organisasi umat Islam terbesar di Indonesia, dan harus diapresiasi dan diperhitungkan eksistensinya.

NU sering disebut sebagai organisasi umat Islam Nusantara, merupakan salah satu bentuk pengakuan terhadap konsistensi NU merawat dan mengaktualisasikan nilai-nilai nasionalisme di tengah realita kemajemukan serta pluralitas Bangsa Indonesia, maupun gerakan NU dalam rangka menghadapi tantangan munculnya infiltrasi idiologi radikal dan liberal mengatasnamakan globalisasi.

Jika ditanya apa yang layak disampaikan kepada NU dalam rangka memperingati hari lahir, dan ulang tahun se-abad NU, tidak ada kata yang lebih indah selain mengucapkan:

"Dirgahayu NU, Tetaplah Sebagai Benteng Terdepan Merawat Nilai-Nilai Nasionalisme dan Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia".

Harapan itu layak disampaikan, bukan hanya sekedar ucapan "congratulations" tetapi di dalamnya tersirat harapan besar dan pengakuan bahwa NU memiliki peran penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dulu, kini dan ke depan.

Secara historis sudah tercatat dengan tinta emas NU memiliki peran penting sejak era perjuangan merebut kemerdekaan, bahkan memiliki posisi penting saat mempersiapkan kemerdekaan Indonesia di Badan Penyelidikan Usaha Kemerdekaan, maupun di Panitia Persiapan Kemerdekaan.

Catatan indah yang diukir NU dalam sejarah perjuangan kemerdekaan, sebelum Indonesia Merdeka NU sudah menunjukkan sikap pada tahun 1936, dalam Muktamar atau Musyawarah Nasional (Munas) NU, di Banjarmasin, Alim Ulama NU memutuskan pengakuan wilayah nusantara sebagai "dar al-Islam", yaitu nusantara sebagai wilayah Islam, bukan sebagai negara Islam (daulah Islamiyah).

Keputusan ini merupakan sebuah pengakuan lahirnya nilai-nilai nasionalisme memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari kaum penjajah, dan merupakan sebuah langkah terdepan dan berani mengakui keberadaan wilayah nusantara sebagai cikal bakal Negara Indonesia di tengah suasana alam nusantara dikuasai oleh para penjajah.

Melihat sejarah itu, nilai-nilai nasionalisme yang dimiliki NU sudah memiliki jejak panjang, sudah ada sejak Indonesia belum merdeka, maka tidak pada tempatnya meragukan konsistensi NU merawat nilai-nilai NU. Sehingga dalam usianya kini 100 tahun atau se-abad, wajar dan layak menyematkan harapan kepada NU agar tetap jadi organisasi masyarakat religius penjaga harmonisasi kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menjadi garda terdepan menjaga keutuhan negara Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun