Dalam kondisi demikian maka wajar anggaran pemerintah defisit karena pengeluaran lebih besar dibandingkan uang masuk akibat kontraksi ekonomi.
Mempergunakan logika awam, tidak perlu sebagai ahli ekonomi, dalam keadaan ekonomi terganggu atau mengalami kontraksi dimana sumber pendapatan lebih kecil dibandingkan pengeluaran maka organisasi apapun itu akan mengalami defisit keuangan, dan butuh upaya menutupi defisit anggaran dengan cara melakukan peminjaman dana, atau utang.
Utang negara Indonesia tahun 2022 yang sangat besar jangan dianggap sebagai kebijakan "ugal-ugalan" atau pemborosan tidak produktif. Tetapi harus disadari sebagai kondisi yang terjadi akibat tuntutan situasi kondisi yang muncul diluar kendali manusia, yaitu bencana yang mengancam kelangsungan hidup manusia dan perekonomiannya.
Melihat performance perekonomian Indonesia mengakhiri tahun 2022 dan menjalani tahun 2023 diprediksi oleh institusi keuangan internasional memiliki prospek bagus, dan Indonesia merupakan salah satu negara yang dianggap memiliki peluang mangalami pertumbuhan ekonomi moderat, serta dianggap akan terhindar dari kebangkrutan semestinya jadi salah satu fenomena yang mesti di syukuri dan di apresiasi.
Kebijakan pemerintah yang telah berhasil menjaga performance perekonomian nasional, dan berhasil mengatasi efek pandemi Covid 19 merupakan sebuah prestasi yang baik walau belum bisa memberikan kepuasaan bagi semua pihak.
Oleh karena itu tidak pada tempatnya, dan tidak pantas mencari-cari kesalahan pemerintah kemudian melakukan framing utang negara tahun 2022 dalam jumlah besar dijadikan sebagai komoditi politik belaka, serta dijadikan konsumsi publik mendeskreditkan pemerintah, kemudian ingin memetik keuntungan pribadi dibalik itu.
Padahal para elite partai yang mempolitisir utang negara itu merupakan bagian elit politik yang memiliki akses ikut melakukan perencanaan penganggaran, serta menyetujui postur APBN. Bahkan mereka sebagai elit partai memiliki pengetahuan mumpuni untuk bisa memahami apa sesungguhnya faktor-faktor penyebab terjadinya defisit anggaran, dan kenapa terjadi akumulasi utang negara dalam jumlah besar.
Para elit partai itu juga mampu menilai apakah utang negara itu "Prudent" atau tidak, dan bisa menilai kemampuan mengatasi atau mengembalikan utang tersebut.
Dalam perspektif ilmu ekonomi, khususnya perbankan, hutang yang sering di defenisikan sebagai "Credit" berasal dari dari bahasa Latin "Credo" atau kepercayaan.Â
Artinya orang yang memperoleh kredit atau utang adalah orang yang dipercayai, dan hanya orang yang dipercayai memiliki kemampuan mengembalikan utang akan diberikan pinjaman ditinjau dari survey kelayakan pemberian kredit yang umumnya dinilai mempergunakan variabel  diantaranya, character, capacity, collater.
Pemerintah Indonesia mampu mendapatkan utang karena memang telah dinilai memiliki kelayakan memperoleh utang dan dianggap masih aman diberikan utang.