Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menakar Keuntungan Partai Nasdem Mengusung Anies Baswedan sebagai Bacapres

11 Desember 2022   01:25 Diperbarui: 19 Desember 2022   00:45 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh (kedua dari kanan) bersama Anies Baswedan (kedua dari kiri) pada acara pengumuman calon presiden yang diusung Partai Nasdem dalam Pemilu 2024, di Nasdem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022). (Foto: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

Paska deklarasi Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden besutan Partai Nasdem, banyak timbul pandangan sinis terhadap Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem.

Menetapkan Anies Baswedan sebagai Capres Nasdem dianggap terlalu dini dan over confidence, karena Partai Nasdem merupakan partai papan menengah. 

Tidak memenuhi Presidential threshold, atau ambang batas pencalonan presiden sesuai Undang-Undang Nomor 7 tentang Pemilu.

Hasil Survey Litbang Kompas yang mengadakan survei tren pilihan partai politik yang dilakukan melalui tatap muka pada 24 September sampai 7 Oktober 2022, Nasdem dikategorikan sebagai partai papan menengah dengan tingkat elektabilitas 4,3 persen,

Saiful Mujani Research Center (SMRC) juga merilis hasil survei terkait tingkat elektabilitas partai politik, berdasarkan survei yang dilakukan secara tatap muka pada 3-9 Oktober 2022, menyajikan elektabilitas NasDem 5,4%.

Sesuai peraturan, partai Nasdem harus berkoalisi dengan partai lain agar bisa bisa mengusung capres-cawapres dengan memenuhi 20 persen kursi DPR RI, atau 25 persen suara sah nasional pada pemilu 2019.

Surya Paloh sebagai politisi kawakan sudah pasti paham betul akan kondisi ini, dan memiliki kalkulasi serta strategi dalam mencalonkan Anies Baswedan. Salah satu hal menarik dicermati dalam kebijakan Surya Paloh ini, ada keuntungan yang dapat di petik Partai Nasdem dibalik pencalonan Anies Baswedan.

Surya Paloh sudah memperhitungkannya dengan cermat, dan menjadikannya sebagai strategi untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas partai Nasdem dengan menerapkan strategi "Ambush Marketing"

Ambush marketing merupakan salah satu strategi marketing kontraversial, berbeda dengan strategi marketing mainstream, atau berbeda dengan cara marketing yang dilakukan perusahaan umumnya.

Hal ini lajim dilakukan perusahaan dalam memasarkan produknya, baik untuk penetrasi pasar, segmentasi, targeting, positioning dengan cara gampang, biaya murah dan numpang terkenal.

Strategi ini dilakukan dengan cara mempromosikan suatu produk dengan mengaitkan produk tersebut dengan even yang dilakukan produk lain. Sekalipun pemilik produk yang melakukan ambush marketing bukan merupakan pihak yang melakukan promosi tersebut.

Menumpang dalam event tersebut diharapkan bisa membantu branding produk terkait, membuat calon konsumen mengasosiasikan nilai yang terdapat pada event tersebut dengan barang yang di jual perusahaan yang menumpang promosi.

Itulah strategi menguntungkan yang dapat meningkatkan elektabilitas Partai Nasdem dibalik pencalonan Anies Baswedan lebih dini. 

Safari intensif yang dilakukan Anies Baswedan ke daerah-daerah selama ini juga jadi event berharga yang diharapkan mampu mendongkrak Brand awareness atau kesadaran merek Partai Nasdem. Yaitu calon konstituen dalam mengenali dan mengingat partai Nasdem.

Mengingat dan menancap dalam benak orang suatu merek, produk atau jasa (brand awareness) penting dalam dunia bisnis karena konsumen cenderung membeli produk yang berasal dari merek yang dikenalnya. Strategi marketing bisnis inilah yang ingin diduplikasi Surya Paloh sebagai strategi politics marketing Partai Nasdem.

Oleh karena itu, setelah Anies Baswedan dideklarasikan sebagai capres, maka tugasnya adalah melakukan safari atau kunjungan sosialiasi dan konsolidasi secara terus menerus keliling Indonesia untuk memperkenalkan diri dan kampanye sebagai bakal calon presiden.

Kenapa dalam hal ini Partai Nasdem disebut mendompleng nama dan even Anies Baswedan untuk memperoleh keuntungan bagi Partai Nasdem?

Hasil survei Litbang Kompas periode 24 September-7 Oktober 2022, menunjukkan elektabilitas atau tingkat keterpilihan Anies Baswedan sebesar 15,4 persen, sedangkan elektabilitas Partai Nasdem 4,3 persen.

Dalam hal ini Surya Paloh menerapkan prinsip "Tidak ada makan siang yang gratis". Pencalonan Anies Baswedan oleh Partai Nasdem boleh saja tanpa mahar, tetapi Anies Baswedan harus kerja keras meningkatkan keterpilihannya yang hanya menduduki posisi ketiga dibawah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Jika ingin terpilih Anies Baswedan harus melakukan strategi dan taktik yang mampu meningkatkan elektabilitasnya, seiring dengan peningkatan elektabilitas Anies Baswedan diharapkan akan memberi efek peningkatan elektabilitas Partai Nasdem.

Karena dengan pencalonan Anies Baswedan lebih dini, lain dengan yang lain, dan terkesan nyeleneh, telah jadi buah bibir menjadikan Partai Nasdem sebagai bahan pembicaraan publik. Hal itu merupakan nilai lebih meningkatkan popularitas Partai Nasdem.

Ambush Marketing memang identik dengan cara dan strategi marketing nyeleneh, gaya pemasaran lain dari yang dilakukan pihak lain. 

Ambush Marketing juga bisa menjadi ajang perusahaan menyerang kompetitornya, karena dapat mengaburkan fakta bahwa kompetitor mereka adalah sponsor resmi dari even tersebut.

Terdapat beberapa kasus di mana konsumen pada akhirnya lupa siapa sponsor utamanya dan malah memilih produk pihak yang melakukan ambush marketing.

Boleh jadi hal itu pun bisa menimpa Anies Baswedan dibalik pencalonan dirinya oleh Partai Nasdem. Kemenangan Anies Baswedan memang jadi tujuan utama mereka bersama tetapi sasaran antara bagi Partai Nasdem yang terpenting meningkatkan popularitas dan elektabilitas partai Nasdem.

Jajak pendapat Litbang Kompas juga menunjukkan pemilih Anies Baswedan didominasi oleh pemilih Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Anies Baswedan dipilih oleh 19,8 persen responden pemilih Partai Demokrat.

Pemilih PKS yang memilih Anies Baswedan sebesar 20,7 persen. Sedangkan responden pemilih Nasdem hanya sebesar 4 persen memilih Anies Baswedan.

Hasil survey itu menunjukan sinyal positif terkait kedekatan Anies Baswedan dengan pemilih Partai Demokrat dan PKS. 

Pencapresan Anies Baswedan oleh Partai Nasdem membawa keuntungan karena bisa menarik basis pemilih dua parpol lain, dan merupakan insentif bagi Partai Nasdem.

Menurut survey yang sama, Ganjar Pranowo justru dipilih oleh 26,9 persen responden pemilih Partai Nasdem, sedangkan Prabowo Subianto dipilih responden pemilih Partai Nasdem sebesar 17,3 persen.

Jika Koalisi Nasdem, Demokrat dan PKS terwujud, pencalonan Anies Baswedan yang di pelopori Partai Nasdem dan berhasil meningkatkan keterkaitan Nasdem sebagai penggagas dan The King Maker.

Maka akan menaikkan popularitas Partai Nasdem yang boleh jadi menggerogoti pangsa pemilih Partai Demokrat dan PKS. Itulah efek negatif ambush marketing yang perlu diantsipasi.

Jika Anies Baswedan tidak jadi calon presiden, atau sebagai calon presiden yang ikut bertarung tapi kalah, dalam hal ini Partai Nasdem tetap akan memperoleh "Coat-Tail Effect", kalau itu pun tidak, setidaknya menikmati "Cocktail Party Effect".

Coat tail party adalah pengaruh ekor jas atau efek ekor jas, istilah umum merujuk pada hasil yang diraih oleh suatu pihak dengan cara melibatkan tokoh penting atau tersohor, baik langsung maupun tidak langsung, melalui suatu perhelatan 

Sedangkan Cocktail Party Effect, dalam Kamus Bahasa Inggris Indonesia berarti efek pesta minum. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun