Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sengitnya Persaingan Calon Perdana Menteri Malaysia antara Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin

22 November 2022   01:35 Diperbarui: 22 November 2022   08:14 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika koalisi Pakatan Nasional dengan Koalisi Barisan Nasional benar terjadi, Anwar Ibrahim akan memperoleh tambahan kursi sebanyak 30. Rencana Koalisi Pakatan Harapan dan UMNO ini diperkirakan didukung juga oleh Aliansi Demokrasi Bersatu Malaysia (MUDA) memili 1 kursi, Parti Bangsa Malaysia (PBM) memiliki 1 kursi dan Parti Warisan memiliki 3 kursi.

 Muhyiddin Yassin juga mengatakan sudah memperoleh dukungan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) yang sedang naik daun dan memperoleh kursi parlemen sebanyak 22 kursi.

Muhyiddin Yassin kemungkinan besar memperoleh dukungan Gabungan Partai Serawak (GPS) yang memiliki  22 kursi parlemen.

Untuk memperoleh koalisi mayoritas, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin harus berupaya menperoleh dukungan dari partai-partai papan atas yang memiliki perolehan suara signifikan seperti Koalisi Barisan Nasional, Partai Islam Se-Malaysia dan Gabungan Partai Serawak.

 Kedua kandidat perdana menteri yang diunggulkan ini memang sudah nampak bekerja keras memperoleh melakukan lobby politik untuk memperoleh dukungan dari ketiga Partai tersebut.

Namun membentuk koalisi yang final bukan merupakan  hal mudah,  karena banyak hal yang mesti dipertimbangan dan rintangan yang muncul diantara mereka, baik karena adanya pengalaman buruk masa lalu diantara para elit politik maupun pimpinan partai, maupun akibat dari persaingan sengit saat kampanye maupun ketika pemungutan suara. 

Anwar Ibrahim untuk merajut koalisi dengan Koalisi Barisan Nasional yang didominasi oleh UMNO, sebenarnya memiliki visi perjuangan yang sangat bertolak belakang selama ini, dan UMNO merupakan musuh utamanya selama sebelumnya.

Sementara itu, Anwar Ibrahim terkenal sebagai tokoh oposisi yang genjar mengkritik praktek korupsi di pemerintahan Malaysia yang identik dengan UMNO. Sehingga muncul pertanyaan apakah benar akan terbentuk suatu koalisi yang baik dan solid  dalam kurun waktu yang panjang diantara mereka jika koalisi itu terjadi sementara memiliki visi maupun kerangka pemikiran perjuangan bertolak belakang.

Untuk menanggapi rencana koalisi dengan Koalisi Barisan Nasional, Anwar Ibrahim mengatakan   "Kami memprioritaskan isu-isu utama untuk pemerintahan baru ini. Stabilitas yang pertama, kami membutuhkan stabilitas politik untuk memajukan negara, dan akan menjadi pemerintahan inklusif yang akan fokus pada tata kelola ekonomi yang stagnan selama beberapa tahun terakhir."

Selain mengandalkan Koalisi Barisan Nasional Anwar Ibrahim  juga harus memperhitungkan kekuatan Gabungan Partai Serawak (GPS), yaitu partai regional yang berkuasa di Malaysia Timur,,Negara Bagian Serawak.

GPS  sangat perlu diperhitungkan karena pada pemilu-pemilu sebelumnya GPS justru sering jadi kunci penentu terbentuknya koalisi mayoritas sebagai syarat terpilihnya Perdana Menteri Malaysia. Sebelumnya GPS merupakan salah satu faktor penentu  terpilihnya Mahyuddin Yassin dan Ismail Sabri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun