Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mencermati Kerasnya Kontestasi Pemilu Malaysia dan Arah Penentuan Perdana Menteri

20 November 2022   23:19 Diperbarui: 25 November 2022   23:44 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perebutan Perdana Menteri Malaysia akan tetap sengit di tengah kompetisi keras para politisi senior yang tidak akur. (Sumber: the malaysian insight)

Menarik mencermati Pemilu Malaysia dipercepat, Sabtu 19 November 2022. 

Pelaksanaan pemilu kali ini konon atas dorongan UMNO untuk kepentinganmereka memenangkan perolehan kursi parlemen. 

Tetapi berdasarkan hitungan hari Minggu 20 November 2022, UMNO mengalami kekalahan telak, hanya memperoleh 30 kursi, dan merupakan prestasi paling buruk sepanjang sejarah UMNO.

Selain muncul tsunami politik menimpa UMNO, gelanggang kontestasi pemilu ini diwarnai pertarungan sengit politisi senior Malaysia merebut kursi Perdana Menteri antara Mahathir Muhammad, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin.

Berdasarkan hitungan cepat Hari Minggu 20 November 2022, Anwar Ibrahim pimpinan Pakatan Harapan memperoleh 81 kursi parlemen, merupakan posisi tertinggi dan peringkat pertama perolehan kursi parlemen, diikuti oleh Muhyiddin Yassin pimpinan Perikatan Nasional memperoleh kursi 73 kursi parlemen. 

Sehingga Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin bersaing ketat memperebutkan kursi parlemen dari partai lain untuk membentuk "Simple Koalisi",  karena tidak ada partai peserta pemilu Malaysia yang memperoleh kursi mayoritas dari 220 kursi parlemen yang ada.

Koalisi dengan partai dengan partai lain sangat dibutuhkan sebagai syarat dukungan memperoleh kursi Perdana Menteri Malaysia. Yaitu dibutuhkan minimal 112 kursi jadi mayoritas untuk dipenuhi Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin.

Ironisnya, Mahathir Muhammad politisi senior berusia 97 tahun justru berada pada posisi paling buncit, urutan ke-empat.

Sebagai senior dan mantan Perdana Menteri telah lama berkuasa Mahathir Muhammad dipandang masih memiliki pegaruh dan kekuatan mewarnai pemilihan Perdana Menteri Malaysia.

Peranan Mahattir Muhammad ini memang memiliki posisi strategis dan perlu diperhitungkan ditengah komplik panjang yang terjadi sampai hari ini antara Anwar Ibrahim dengan Muhyiddin Yassin.

SALING CLAIM

Beberapa saat setelah pengumuman hasil hitungan cepat Muhyiddin Yassin meyampaikan ke media bahwa dirinya tidak berkenan bekerjasama dan koalisi dengan Anwar Ibrahim.

Sebaliknya, Anwar Ibrahim menyatakan sikap tidak ingin koalisi dengan Muhyiddin Yassin, karena Mahyuddin Yassin dianggap pengkhianat di koalisi Perikatan Nasional yang menyebabkan pemerintahan reformis Pakatan Harapan kolap pada Februari 2020.

Hubungan antara Mahattir Muhammad dengan Anwar Ibrahim juga tidak bisa dibilang baik-baik saja. Mahattir Muhammad merupakan senior dan mentor bagi Anwar Ibrahim, tapi diantara mereka berdua ada catatan buruk pertemanan, sehingga Mahattir Muhammad tak ubahnya bagaikan musuh bebuyutan bagi Anwar Ibrahim.

Mahattir Muhammad sebelumnya pernah bertikai dan memberhentikan Anwar Ibrahim sebagai Wakil Perdana Menteri dengan tuduhan melakukan sodomi sehingga Anwar Ibrahim masuk penjara. 

Hubungan antara Muhyiddin Yassin dengan Mahattir Muhammad juga tidak begitu baik, karena Mahattir Muhammad menganggap Muyyiddin Yassin telah menghianat demi kepentingannya mengamankan kursi PM Malaysia untuk dirinya sendiri. 

Menjelang pemilu Malaysia dipercepat ini, ketiga politisi ini sudah telah diprediksi akan berkompetisi ketat, dan sulit mencari jalan untuk mempertemukan mereka. Kerasnya persaingan diantara ketiganya akan mewarnai riuhnya atmosfir politik domestik Malaysia dan rentan menimbulkan kegaduhan dan instabilitas politik dalan negeri Malaysia.

Karena tingginya frekwensi persaingan diantara ketiga politisi senior maka ada muncul beberapa analisa yang memprediksi Barisan Nasional yang di dominasi UMNO akan jadi pemenang terbesar memperoleh kursi parlemen ditengah terjadinya kompetisi keras diantara ketiga politisi ini.

Kenyataanya UMNO kali ini mencatatkan sejarah paling buruk sepanjang perjalanan UMNO mengikuti pemilu Malaysia. Sebelumnya UMNO  diprediksi akan menang telak di basis etnis Melayu Malaysia.

Kekalahan telak UMNO merupakan indikator Orang Melayu di Malaysia saat ini tidak berkenan lagi memilih UMNO, sehingga UMNO yang telah lama jadi kekuatan politik dominan di Malaysia megalami kekalahan elektoral terburuk kali ini. 

Walaupun UMNO kalah kali dengan perolehan kursi parlemen sebanyak 30, kedudukan mereka ini justru semakin strategis untuk diperebutkan sebagai mitra koalisi oleh Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin. Siapa yang berhasil merajut koalisi dengan UMNO maka akan memiliki peluang untuk membentuk koalisi memenuhi ambang batas sebagai koalisi mayoritas sebagai syarat memperoleh kursi Perdana Menteri. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa Mahattri Muhammad, Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin merupakan pihak oposisi bagi UMNO bahkan dianggap sebagai kompetitor karena ada pengalaman buruk sebelumnya.

Muhyyidin Yassin sendiri kecil kemungkinan melakukan koalisi dengan Barisan Nasional, sedangkan Anwar Ibrahim memiliki peluang koalisi dengan Barisan Nasional dan telah melakukan pertemuan untuk menjajaki pembentukan koalisi, Tapi beberapa saat setelah pertemuan antara Anwar Ibrahim dengan Barisan Nasional, muncul pernyataan dari salah seorang petinnggi Barisan nasional yang menyatakan mereka tidak mungkin koalisi dengan Anwar Ibrahim, dan memilih posisi sebagai oposisi bagi UMNO.

Barisan Nasional yang di dominasi UMNO memag kalah dan tidak layak mengusulkan nama calon Perdana Menteri tetapi posisinya sangat berarti dalam memenuhi syarat mengusulkan nama Perdana Menteri.

Barisan Nasional sangat berarti bagi Anwar Ibrahim tapi Barisan Nasional bermanuver dengan sikap antara mau dan tidak mau.

Oleh karena itu sangat menarik mencermati arah perkembangan atmosir kehidupan politik Malaysia ke depan dengan mencermati arah dan sepak terjang para politisi yang disebut diatas.

Kita cermati bersama kemana gerangan arah angin hendak berhembus beberapa hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun