Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Putra Jawa Keturunan Sumatera Tidak Bisa Dipisahkan Dari Sejarah Kemajuan Perkebunan Sumatera Timur Zaman Kolonial

20 November 2022   18:51 Diperbarui: 20 November 2022   18:54 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena mereka sudah lama hadir dan bermukim di Sumatera Timur maka wajar mereka mempunyai populasi sangat besar dan menjadi orang yang merasa sebagai putra Sumatera.

Keberadaan mereka di Sumatera Timur juga memiliki sejarah panjang dan perjalanan hidup penuh dinamika suka duka, serta tidak bisa dipungkiri peranannya dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Bahkan etnis Jawa di Sumatera Timur di jaan kolonial memiliki peranan penting dalam proses kemajuan ekonomi daerah. 

Karena menurut sejarahnya kehadiran mereka ke Sumatera Timur merupakan buruh atau sering juga disebut dengan kuli kontrak di perkebunan-perkebunan tembakau yang ketika itu sangat maju dan jaya di Sumatera Timur, dan terkenal sampai ke belahan benua Eropa.

Secara kronologi sejarah, etnis Jawa didatangkan perkebunan tembakau ke Sumatera Utara untuk memenuhi kebutuhan besar buruh di perusahaan perkebunan tembakau yang sedang maju pesat dan memiliki potensi sebagai komoditi andalan ekspor saat itu ke Eropa, khususnya ke Belanda. 

Menurut catatan sejarah pada awalnya perkebunan tembakau di Sumatera Timur dibudidayakan oleh penduduk pribumi setempa t etnis Melayu dan Karo secara tradisional tetapi memiliki kualitas bagus sebagai pembungkus cerutu. Potensi ini dilihat oleh  seorang saudagar Arab Syaid Abdullah Ibn Umar Bilsagih, sehingga melakukan budidaya tanaman temabakau di Tanah Deli sekitar tahun 1863. namun karena kekurangan modal kemudian mengajak saudagar-saudagar Belanda untuk bersama-sama mennanam tembakau di Tanah Deli.

Abdullah mengabarkan kepada rekan-rekannya bahwa Tanah Deli mampu menghasilkan puluhan ribu pikul tembakau setiap tahunnya, kemudian memiliki potensi alam yang luas, bahkan sangat kaya dengan potensi lain seperti lada dan kopi untuk diekspor. Sejak itulah Sumatera Timur terkenal sebagai daerah penghasil komoditi pertanian yang kaya, sehingga menarik minat banyak pihak.

Kemudian kemashuran kekayaan alam Sumatera Timur terdengar oleh pengusaha-pengusaha  Eropah, khususnya yang sudah eksis di Pulau Jawa, sehingga Firma Van Leeuwen Maintz & Co selaku agen pembeli tembakau Van den Arend mengutus Jacobus Nienhuys untuk melakukan survey ke Tanah Deli.

Tahun 1864 Jacobus Nienhuys tiba di Tanah Deli untuk menemui Sultan Deli, sehingga pada tahun 1964 Nienhuys memperoleh konsesi tanah seluas  28.384.000 meter. Kemudian perkebunan tembakau ini sangat maju pesat dan sukses melakukan ekspor ke Rotterdam Belanda, hasil pengujian di Rotterdam menunjukan bahwa tembakau Deli memiliki kualitas sangat baik, dan sangat cocok sebagai pembungkus tembakau sehingga terjual dengan harga lumayan mahal.

Pada tahun 1865 produksi tembakau perusahaan perkebunan Nienhuys semakin meningkat  dari sebelumnya menghasilkan 50 pak menjadi 149 pak, dan harganya juga meningkat dari sebelumnya 48 sen gulden per-setengah kilogram menjadi 149 sen gulden per-setengah kilogram, sehingga semakin menarik minat perusahaan-perusahaan Belanda untuk menanamkan modalnya ke perusahanan Nienhuys, salah satu diantaranya yang berminat sebagai investor Nederlands Handel Maatschappij. Sehingga menananamkan modalnya sebesar 50 % sebagai pemegang pemegang saham perusahaan Nienhuys.

Bahkan, Raja Willem I, Raja Belanda menanamkan sahamnya di perusahaan perkebunan Nienhuys.

Kemudian Nienhuys bersama G.C. Clemen dan P.W. Janssen mendirikan perusahaan perkebunan DELI MAATSCHAPPIJ  yang kemudian sangat tersohor dan merupakan salah satu perusahaan perkebunan di Sumatera Timur. Dari tahun ke tahun Deli Maatschappij memperoleh kemajuan usaha sangat gemilamg sehingga tahun 1891 mampu memiliki 21 perusahaan perkebunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun