Mohon tunggu...
Daud Ginting
Daud Ginting Mohon Tunggu... Freelancer - Wiraswasta

"Menyelusuri ruang-ruang keheningan mencari makna untuk merangkai kata-kata dalam atmosfir berpikir merdeka !!!"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Simbiosis Mutualisma Money Politics Pemilu 2014

23 April 2014   01:44 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:19 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diatas semua itu, munculnya dan maraknya praktek money politics dalam pemilu akhir-akhir ini yang bagaikan sebuah kesalahan yang terpelihara dengan baik sudah barang tentu tidak baik bagi kemajuan kehidupan demokrasi, dan merupakan  penyakit sosial yang semestinya dicari akar permasalahanya dan mendesak untuk dilakukan perbaikan maupun antisipasinya dalam pelaksanaan pemilu masa yang akan datang agar pemilu itu kembali berada pada orbitnya yang sesungguhnya, serta sesuai dengan arti dan tujuan kehidupan berdemokrasi itu sendiri.

Tanpa melebih-lebihkan maka dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pemilu sebagai manifestasi demokrasi kehidupan berbangsa dan bernegara semakin lama semakin mengalami penurunan kualitas dan semakin menjauh dari orbit dan makna demokrasi itu sendiri. Kecenderungan ini terjadi bukan hanya karena kesalahan salah satu pihak atau golongan tertentu tetapi sudah merupakan keslahan bersama yang perlu diperbaiki bersama juga. Inilah tantangan terbesar pelaksanaan pemilu dan demokratisasi kehidupan berbangsa dan bernegara kedepan.

Memperbaiki kualitas pemilu masa yang akan datang tidak cukup hanya perbaikan secara prosedural tetapi dibutuhkan perbaikan lebih komprehensif terhadapa paradigma bersama, baik itu sikap, pemikiran dan tindakan. Tanpa adanya perbaikan paradigma ini maka perbaikan prosedural akan sia-sia. Ironisnya tanpa melakukan terhadap kedua-duanya maka pelaksanaan pemilu selanjutnya justru semakin menjauh dari arti dan makna demokrasi sesungguhnya.

Tanpa memperbaiki kualitas pemilu menjadi lebih baik maka upaya perbaikan tata kelola kehidupan berbangsa dan bernegara, terutama upaya untuk menciftakan pemerintahan yang bersih serta bebas dari praktek korupsi tidak akan terealisasisasi, tentunya produk yang dihasilkan dari proses demokrasi itu juga tidak akan mampu merealisasikan tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menciftakan pemerintahan yang berempati terhadap kebutuhan masyarakat, apalagi membawa bangsa Indonesia menjadi salah satu bangsa besar yang diperhitungkan dalam kehidupan global.

Proses perbaikan itu juga tidak dapat diserahkan hanya kepada segelintir orang atau kepada kelompok tertentu tetapi menjadi tanggungjawab dan pekerjaan rumah semua lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun