Berhiaskan banyak bintang, namun tak lagi bercahaya…
Demikianlah langit hatiku kini… yang kehilanganmu…
Jejak langkah yang kupijak, kini harus aku akhiri,
Aku terluka, saat rasa kita tidak pernah sama…
Segalanya kini jauh berubah, Galuh sepertinya kehilangan jati diri yang sebenarnya, ia tidak lagi seriang biasanya, tidak lagi semangat seperti dulu lagi, ternyata kejadian kemarin, selain membuat Teror cinta Galuh ke Virni berakhir, itu juga mematikan sebagian dari diri Galuh, Kejadian itu sepertinya membuat Virni menjadi sangat bahagia, ia tidak lagi mengalami ganguan tiap harinya, ia dapat bebas di sekolahnya sendiri, dan perubahan Galuh itu sangat tidak menggangu bagi Virni. Entah apa yang ada di pikiran mereka sekarang ini…
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Vir, lo ikut study tour besok ga?” Tanya Mika, teman sebangku Virni.“Ikutlah, kalo gw ga ikut, bisa-bisa gw ga dapet nilai di pelajarannya tuh guru.”
“Besok study tour nya gabungan kan yah?”
“Iya, gabungan semua kelas XI IPA…”
“Berarti si Galuh juga ikutan dong Vir? Si penggemar lo yang entah kemana itu…”
“Ga tahulah, jangan omongin yang ga penting deh…”
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Hari ini semua keliatan sibuk mempersiapkan diri mereka masing-masing, sama seperti Virni, dan teman-teman lainnya yang ikut study tour hari itu, maklum banyak banget perlengkapan yang mereka bawa selama 3 hari bermalam di tempat yang cukup baru bagi mereka, 4 kelas XI yang semuanya kelas IPA akan melakukan ekspedisi dan penelitian ilmiah, semuanya udah terbagi jadi kelompok kecil yang akan menganalisa salah satu tumbuhan ataupun hewan yang akan mereka temui di daerah itu, sebuah hutan dengan bukit disekililingnya. mereka diminta melakukan observasi ilmiah dan menemukan gejala serta cirri dari apa yang mereka teliti selama 3 hari ini.
“Kalian harus mencatat, mengamati, dan mendokumentasikan semua yang kalian kerjakan selama 3 hari ini, inget ini bukan Cuma liburan, kelompok kalian akan terbagi menjadi 5-7 orang, dan semua nilainya akan tergantung pada laporan akhir yang kalian buat…” Kata Guru pembimbing memulai ekspedisi ilmiah itu.“Vir, apa nih yang bakalan kita oberservasi?” maklum Virni ditunjuk menjadi salah seorang dari ketua kelompok yang memiliki 5 anggota lainnya.
“Gw pernah denger kalo disini tuh pernah ada yang liat Palingenia Longicauda dan niat gw, mumpung kita semua disini, kita cari tuh selama tiga hari ini.” Kata Virni dengan semangat.
“Apaan tuh? Kagak ngerti gw, udahlah gw kan paling dodol di pelajaran Biologi, Geologi dan temen-temennya, jelasin lewat bahasa manusia sederhana dong, biar gw gab ego-bego amet.” Kata anggota kelompok yang lain.
“Setahu gw sih Palingenia Longicauda udah tergolong langka, bahkan udah punah, jadi ga mungkinlah kita cari disini, itu Cuma buang-buang waktu aja Vir.” Kata James, teman Virni yang juga tergolong orang cerdas diantara mereka.
“Tapi ga ada salahnya kan kalo kita coba, lagipula toh kita udah ada disini, emangnya lo ga mau liat Tisa’s Flowers yang asli?” Kata Virni lagi sambil agak ngotot.
“Ya, gw sih pengen, tapi kan ga mungkin kita habisin waktu untuk cari yang ga pasti terus kalo ga dapet gimana sama tugas kita? Lo terlalu selfish, pikirin juga dong yang lain, kita ini kelompok” James juga ga mau kalah.
“Woi, jelasin dulu kenapa ke gw yang kalian omongin itu apa, gw udah kayak orang bego banget disini, walaupun sebenernya emang ga ngerti sih.”
“Palingenia Longicauda atau yang lebih popular dikenal dengan sebutan Tisa’s Flowers itu sejenis serangga purba yang langka, mereka Cuma lahir setahun sekali dan masa hidup mereka Cuma 3 jam, jadi bener-bener susah deh untuk nemuinnya…”
“Ohhhhh…….”
“Tapi gw akan tetep nyari!”
“Yaudah terserah lo, gw sama yang lain bakalan neliti tumbuhan atau serangga pohon aja.”
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Ga, kita neliti apa nih?” Kata Ray, teman sebangku yang juga satu kelompok sama Galuh.“Ga, dengerin gw ga sih??”
“Ga…???!!”
“Lo bawa kamera ga?
“Bawa, buat apaan?”
“Gw nemuin yang bakalan kita amatin 3 hari ini…”
“Apa?”
“Binatang kamuflase…”
“Hah? Apaan tuh?”
“Bunglon dodol!!”
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Ga, lo liat Virni ga?” Kata James“Nggak, emang kemana dia? Gw ga liat dari hari pertama”
“Ga tahu nih dari pagi ga keliatan juga, katanya sih dia mau ke daerah bukit yang diseberang…”
“Emangnya apaan sih yang kalian teliti?…” Kata Galuh.
“Gw sama temen-temen yang lain sih neliti kumbang pohon, tapi dari hari pertama si Virni ngotot buat neliti Tisa’s Flowers.”
“Emangnya ada ya disini?”
“Eh, Ga, lo tau Tisa’s Flowers?? Berarti gw doing dong yang ga tau,..” Kata teman James yang lain.
“Yaudah ntar gw coba bantuin cari deh.”
“Makasih ya Ga…”
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Ga, tadi kata temen-temennya si Virni ada di atas bukit yang disebrang,…” Tanpa banyak bicara, Galuh langsung menuju kea rah bukit di ikuti dengan teman-teman lainnya, tapi langkah Galuh sangat cepat, bahkan terlalu cepat untuk mereka ikuti“Vir, ngapain lo disini??” Tanya Galuh yang masih kelelahan sambil menyapa Virni yang berdiri memperhatikan pohon di atas bukit.
“Lo ngapain ikut-ikutan kesini? Gw mau cari sesuatu, jangan gangu gw lagi deh!” Jawab Virni membentak.
“Temen-temen yang lain pada nyariin lo, udahlah besok juga kita bakalan pulang, mending sekarang lo ikut gw pulang sama gw…”
“Udah deh, jangan ganguin gw lagi, hidup gw udah tenang tanpa ganguan dari lo, sekarang lo malah cari-cari alesan lagi buat deketin gw.” Kata Virni dengan nada suara keras, sementara Galuh diam sejenak.
“Vir, dengerin gw yah, ini bukan tentang gw sama lo, ini tentang lo sama temen-temen lo.”
“Udahlah lo jangan banyak alesan deh… tinggalin gw sekarang!”
“Ini udah sore Vir, bahaya kalo lo disini, mending lo ikut gw…” Kata Galuh sambil mencoba memegang tangan Virni dan mengajaknya meninggalkan puncak bukit itu.
“Eh, lepasin gw!! lo bisa dibilangin ga sih? Gw tuh lagi ga mau digangu, jadi mending pergi aja sana!” Kata Virni dengan keras sambil mendorong Galuh dengan tenaga bercampur emosi, Galuh yang ada di pinggir tebing pun goyah, ia tak dapat lagi menahan berat tubuhnya sendiri, dalam waktu singkat, sangat singkat, Galuh terjatuh dari puncak bukit tempat mereka berdua berdiri…
Apa yang pernah kau cintai, suatu waktu akan membuatmu belajar membenci…
Dan apa yang pernah benar-benar membuatmu hidup, itulah yang akan dengan mudah membuatmu kehilangannya…
Next part, Ending,…
-daks-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H