Mohon tunggu...
Datik Rosse Mery
Datik Rosse Mery Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sehat dan terus istiqomah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

3.1.a.8 Koneksi Antar Materi - Modul 3.1

1 Mei 2023   10:31 Diperbarui: 1 Mei 2023   10:36 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

3.1.a.8. Koneksi Antarmateri - Modul 3.1

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

Saya Datik Rosse Mery

 Calon Guru Penggerak angkatan 7    

Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur. 

Pada kesempatan ini saya membuat koneksi antar materi untuk memenuhi tugas modul 3.1 yaitu pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin.

Dimana artikel koneksi antar materi ini berhubungan dengan materi-materi yang saya pelajari selama mengikuti pendidikan guru penggerak. Konsep awal yang akan saya uraikan berhubungan dengan pertanyaan dasar yaitu:

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pemikiran Ki hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Beliau merupaka tokoh pahlawan Nasional yang sangat memperhatikan perkembangan pendidikan di Indonesia. Tiga landasan yang menjadi peganggang dalam mendidik yang beliau cetuskan yaitu Ing ngarso sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani. Dari tiga filosofi inilah kita diajarkan untuk menempatakan posisi kita sebagai pendidik. Dimana posisi kita ketika berada di depan memberikan contoh, berada di tengah masyarakat atau anak didik kita harus mampu memberikan semangat begitu pun ketika kita berada di belakang harus mampu memberikan dorongan atau motivasi kepada siapa saja supaya tetap terus belajar. Karena pada dasarnya belajar adalah sepanjang hayat.

Dengan alasan tersebut maka seorang guru yang dianggap sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu menjadi sosok yang bisa mengambil suatu keputusan yang tepat yang berpihak pada murid.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Kehadiran nilai-nilai positif dalam diri seseorang akan membantu mereka mengambil posisi ketika berhadapan dengan situasi atau masalah, sebagai bahan evaluasi ketika membuat keputusan dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai yang dimiliki seorang guru adalah nilai kebajikan, di antaranya keadilan, tanggung Jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih Sayang, rajin, komitmen, percaya Diri, kesabaran, dan masih banyak lagi. Mengajarkan nilai-nilai kebajikan merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita

Guru Penggerak diharapkan untuk memimpin dengan berpegangan dengan nilai-nilai guru penggerak: (1) berpihak pada murid, (2) reflektif, (3) mandiri, (4) kolaboratif, serta (5) inovatif.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

 

percakapan coaching yang menjadi acuan interaksi antara Pemimpin Pembelajaran dan Kepala Sekolah (disebut sebagai coach) dan Rekan Sejawat (disebut sebagai coachee). Dibutuhkan kemampuan seorang coach untuk dapat menavigasi tujuan dan arah percakapan yang dibutuhkan coachee dengan menggunakan acuan interaksi berikut ini (Costa dan Garmston, 2016)

Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian. Melalui alur percakapan coaching TIRTA, kita diharapkan dapat melakukan pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun muridnya.

Melalui pendampingan atau fasilitator semakin menambah pemahaman tentang penerapan coaching dalam pengambilan keputusan yang sesuai dengan nilai -- nilai kebajikan yang ada.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

Dengan mempertimbangkan semua kepentingan umum dan berfokus pada hasil keputusan yang dapat dirasakan oleh semua pihak.

Apakah tantangan --tantangan di lingkungan untuk dapat menjalankan pengambilan keuptusan terhadap dilema etika ini ? adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan?

 

Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Tentu berkaitan erat dengan perubahan paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini: 1. Individu lawan kelompok (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Apakah pengaruh pengambilan keputusan ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran  yang tepat untuk potensi murid yang berbeda -- beda?

 

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat). Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri

Dengan menyadari potensi murid yang berbeda -- beda tentu kita harus mampu mengakomodir atau memberikan wadah setiap perbedaan potensi tersebut sehingga murid akan merasa terlayani dan terpenuhi kebutuhan belajarnya. Hal tersebut dapat kita lakukan dengan memberikan model pembelajaran yang berdiferensiasi.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajar dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan muridnya?

 

Seringkali kita harus memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi pada hal-hal yang setiap harinya terjadi pada kita, atau pada lingkup yang lebih luas misalnya pada isu-isu dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dan lain lain. Sebagai orangtua, kita seringkali harus membuat pilihan ini. seorang guru bertanggungjawab untuk mengembangkan potensi yang dimiliki murid sebagaimana petani yang menyemai benih untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga setiap keputusan guru akan berpengaruh pada masa depan murid. Oleh sebab itu kita harus memperhatikan segala aspek yang dapat mengembangkan potensi murid dalam setiap pengambilan keputusan.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat kita Tarik dari pembelajran modul materi ini dan keterkaitan dengan modul -- modul sebelumnya ?

  1. Pengambilan keputusan merupakan suatu keterampilan yang harus dimiiki oleh guru yang berlandaskan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran.
  2. Pengambilan keputusan harus berdasarkan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being).
  3. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila.
  4. Untuk mewujudkan profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan 9 langkan pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

Sejauh mana pemahaman saya tentang konsep -- konsep yang telah saya pelajari di modul ini ?

 

Dari pengalaman kita bekerja kita pada institusi pendidikan, kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah tantangan berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini: 1. Individu lawan kelompok (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term

Sebagai pemimpin pembelajaran juga dapat menganalisis 3 prinsip atau pendekatan dalam pengambilan keputusan yang memuat unsur dilema etika, serta menilai dirinya memiliki kecenderungan menggunakan prinsip yang mana pada saat pengambilan keputusan. Ketiga prinsip tersebut adalah:

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

9 tahapan pengambilan dan pengujian keputusan yaitu sbb:

Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang salingbertentangan

Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi ini

Pengujian benar atau salah (uji legal, uji regulias, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola)

Pengujian paradigma benar atau salah

Prinsip pengambilan keputusan

Investigasi tri lema

Buat keputusan

Meninjau kembali keputusan dan refleksikan

menurut saya diluar dugaan adalah ketika saya mengambil suatu keputusan saya hanya berpikir benar-salah, untung-rugi saja. Ternyata dalam pengambilan keputusan bukan hanya mengambil sesuai pemikiran saya saja namun perlu melihat 4 paradigma, 3 prinsip dan melakukan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Karena selama ini saya cukup menyelesaikan semua kasus dengan musyawarah lalu mufakat dan memiliki resiko paling kecil.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah menerapkan pengambilan keuptusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilemma?bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang anda pelajari di modul ini?

 

Sebelum mempelajari modul 3.1, saya banyak menjumpai kasus dilema etika dan bujukan moral. Saya langsung memutuskan semua kasus tanpa melakukan pengujian terlebih dahulu. Semua keputusan hanya didasarkan pada intuisi saya, nilai-nilai saya, dan pertimbangan saya terhadap orang lain. Jadi saat mempelajari modul 3.1, saya merasa bahwa pemikiran berbasis rasa peduli atau care based thinking adalah prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan, terutama yang berkaitan dengan dilema etika. Dalam kasus dilema etika bahkan sering berakibat lingkungan kurang kondusif karena saya mengambil keputusan tanpa pengujian, kadang saya juga menggunakan uji panutan atau idola. Prosedur pengambilan keputusan saya tidak sama persis dengan konsep yang saya pelajari dalam modul, tetapi ada kesamaan. Ini berarti menganalisis unsur kebenaran lawan salah dan uji panutan

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

 

Setelah saya mempelajari modul 3.1, saya menjadi lebih yakin dalam mengambil keputusan dalam kasus dilema etika, terutama sebagai pemimpin pembelajaran. Setelah melalui proses analisa paradigma dan prinsip pengambilan keputusan serta pengujian keputusan melalui 9 langkah ini, saya merasa lebih yakin karena saya tahu keputusan saya tepat dan efektif. Sehingga dengan melakukan tahapan yang tepat akan meminimalisir kesalahan terhadap pengambilan keputusan yang telah di ambil karena telah melalui tahapan yang benar. Keputusan yang saya ambil juga saya usahakan berpihak pada murid.

Seberapa penting mempelajari modul ini bagi anda sebagai individu dan anda sebagai seorang pemimpin?

 

Secara individu sebagai guru ataupun sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah, kini saya dapat membuat keputusan yang benar dan efektif serta menghindari pengambilan keputusan yang ceroboh atau merugikan orang banyak. Sekarang saya lebih percaya diri memutuskan segala kasus baik dilema etika dan bujukan moral dengan menggunakan sembilan langkah pengambilan keputusan. Saya semakin percaya diri dalam membuat keputusan yang tepat. Saya akan segera mengimplementasikan keterampilan membuat keputusan sesuai modul 3.1 dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh akan membutuhkan lebih banyak latihan dan pembelajaran

Terimakasih

Semoga bermanfaat

Salam dan bahagia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun