~ Sehat adalah investasi. Bahkan termasuk hak asasi manusia , Prof. Dr. dr. H . Farid Anfasa Moeloek, Sp. OG, Ketua IDI 2003 – 2006, mantan Menteri Kesehatan RI
-
Berbicara tentang anggota tubuh, bagi kaum hawa sudah menjadi hal yang wajar bila mereka selalu memeperhatikan lebih seksama baik bentuk atau proporsi tubuh, kebersihan dan juga kehalusan kulit dan terutama wajah; sehingga apabila ada satu bagian yang sedikit berubah semisal menjadi hitam kulit dan wajahnya, maka itu adalah suatu masalah yang kadang membuat kaum hawa pusing memikirkannya dan sesegera mungkin mengatasi untuk bisa mengembalikan seperti semula, juga mencegah agar tidak terjadi lagi.
Namun apakah semua kaum hawa seperti itu ?
Lalu apakah karena hal tersebut kaum hawa saat berolah raga untuk menjaga kesehatan, kebugaran dan kerampingan tubuh lebih memilih jenis olah raganya dan menghindari jenis olah raga yang membuat kulit dan wajah menjadi hitam ? Semisal memilih olahraga di pusat kebugaran tubuh yang juga bisa sekaligus mengangkat prestise ?
Barangkali memang ada yang melakukan hal tersebut dan adalah sah sah saja untuk berolahraga ke pusat kebugaran tubuh dengan segenap peralatan yang cukup lengkap, akan tetapi selain faktor jadwal yang hanya bisa dilakukan pada saat saat tertentu saja, atau apabila bisa setiap saatpun faktor finansial juga menjadi sebuah kendala.
Lalu apa solusi yang bisa dilakukan agar bisa berolahraga setiap saat seperti yang kita inginkan dengan tanpa harus terkendala jadwal maupun finansial ?
Mari kita lakukan olahraga yang cukup sederhana, yaitu bersepeda!
Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah untuk olahraga itu kita hanya sekedar ingin berolahraga saja atau juga menginginkan hal hal lain seperti memperbanyak hubungan persahabatan dan silaturahmi dengan semua orang, sekaligus melakukan refreshing ataupun rekreasi agar olahraga kita tidak terkesan membosankan tapi penuh canda tawa bersuka cita bersama ?
Bila hal yang terakhir itu yang diinginkan inilah jawabannya, yaitu mari kita lakukan hobi olahraga bersepeda secara bersama!
Karena ketika kita bersepeda bersama atau dalam kelompok biasanya ada sebuah tempat yang dituju, dan di tempat itu biasanya adalah tempat yang bagus dan menyenangkan untuk beristirahat sambil berbincang; semacam tempat wisata sederhana, entah alam atau obyek lainnya. Nah, disinilah kelebihan bila bersepeda secara berkelompok, bisa mendapatkan kesehatan sekaligus kesenangan semacam wisata sederhana secara bersama, untuk kemudian saling tukar pikiran, berbagi pengalaman dan semacamnya.
Untuk itulah, meski judul tulisan saya hanya tertulis “Mereka tetap sehat, langsing dan cantik dengan cara sederhana” akan tetapi untuk hal terakhir yaitu kata “cantik” saya ingin mendefinisikannya secara lebih mendalam, disini cantik bukan sekedar dari hasil olah tubuh semata, akan tetapi juga olah rasa, yaitu rasa senang, rasa bahagia karena bisa bertemu dengan berbagai orang, berbagai karakter dan berbagai latar belakang, juga senang karena bisa berolahraga sambil berwisata secara sederhana dalam kebersamaan, sehingga kegembiraan yang dari dalam itu akan muncul dan menampakkan wujudnya pada kegembiraan diluar, kegembiraan diwajah; menjadi sebuah kesegaran dan kecantikan yang alami. Kecantikan alami yang benar benar keluar dari dalam hati ...
Namun apabila kita melakukan aktifitas bersepeda secara berkelomppok, walaupun barangkali saat berangkat masih pagi; akan tetapi bila jarak tempuh tidak dekat, bukankah saat pulang matahari sudah panas, dan tidakkah itu akan menjadi kendala karena bisa menimbulkan kulit dan wajah menjadi hitam ?
Untuk menyikapi dampak terhadap kulit dan wajah yang barangkali bisa menjadi hitam, berikut ini ada beberapa pesepeda wanita yang ingin berbagi tips untuk hal tersebut, berbagi tips tentang kesehatan, kesegaran, kebugaran dan kerampingan tubuh serta kecantikan alami yang didapat karena terbentuk dari segarnya tubuh.
Adalah seorang pesepeda muda yang juga seorang penari bernama mbak Devi yang sejak SD sudah rutin bersepeda hingga sekarang sudah menggeluti dunia seni, terutama adalah seni tari tidak begitu mempermasalahkan tentang dampak kesukaannya bersepeda; bagi mbak Devi yang mempunyai prinsip bahwa bersepeda sangat menyehatkan tubuh, juga bisa menjadi latihan untuk mandiri karena tidak memanjakan diri seperti bila memakai kendaraan bermotor; kekhawatiran tentang tubuh dan wajah yang akan menjadi hitam itu tidak perlu ada karena hitam itu bukan penghapus cantik, justru bersepeda membuat wanita menjadi cantik karena medapatkan kesegaran dari gerak aktifitas bersepeda tersebut.
Menurut mbak Devi, menari adalah mengolah tubuh dan bergerak, bersepedapun bergerak, dan semakin banyak bergerak, tubuh semakin sehat. Meskipun demikian mbak Devi tidak mempunyai saran khusus bagi yang belum/tidak ingin melakukan aktifitas bersepeda, karena bersepeda tidak bisa dipaksakan, hanya saja mbak Devi berharap akan makin banyak yang bersedia melakukan aktifitas bersepeda karena bersepeda juga bisa mengurangi polusi udara, kemacetan, menyehatkan diri sendiri dan menyehatkan lingkungan.
# Mbak Devi dengan segenap aktifitasnya sebagai penari yang saling melengkapi dengan aktifitas bersepeda
Satu lagi seorang pesepeda muda yang sekaligus juga atlit panahan, yang belum lama melakukan aktifitas bersepeda sebagai sebuah aktifitas mengasyikkan setelah secara kebetulan menemukan komunitas yang cocok dengan style ridingnya, yang sedikit ke arah wisata dan kuliner, narsis, fun dan happy-happy yaitu mbak Sary, mbak Sary mengatakan bahwa manfaat bersepeda dengan komunitas sangat banyak, yaitu bisa menambah sahabat dari berbagai latar belakang, menjadikan perbedaan itu indah ketika berkumpul bersama, bisa menyatu seperti keluarga kedua setelah keluarga di rumah.
Dengan bersepeda, bisa melihat dari sisi lain; “ see different world from my saddle” katanya. Salah satu diantaranya adalah bila didalam olahraga panah mengajarkan ketenangan dan fokus, dibutuhkan terangnya manah (hati) agar tidak meleset tujuanya (target); maka hampir sama dengan itu; dalam olahraga bersepeda selain mengajarkan tentang ketenangan dan fokus terutama disaat menjumpai jalan menurun agar tidak terjadi kecelakaan, juga diajarkan kesabaran saat menanjak, yaitu tidak perlu tergesa dan memaksakan diri agar tenaga tidak habis ditengah perjalanan.
Begitu juga tentang dampak saat bersepeda bersama kelompok dengan tujuan yang tidak dekat mbak Sary tidak mempermasalahkannya; justru mbak Sary mengatakan bahwa bersepeda itu bisa menjadi sebuah gaya, bike to fashion untuk kaum wanita, sehatnya dapat gaulnya juga dapat, gowes adalah gaya kekinian katanya ...
# Selain olahraga panahan, bagi Mbah Sary bersepeda adalah sebuah aktifitas mengasyiikan yang bisa untuk melihat dunia dengan cara pandang dari sisi lain, “ see different world from my saddle”
Pendapat lain lagi adalah dari seorang ibu yang sudah setengah abad namun tetap segar, lincah dan dinamis yang saya kenal saat melakukan aktifitas bersepeda ke Pantai Goa Cemara yang jarak tempuhnya sekitar 80 KM, dimana saat melakukan aktifitas itu meski beliau belum lama juga melakukan aktifitas bersepeda secara rutin akan tetapi pancaran wajahnya tetap segar bugar. Kesegaran yang tetap didapat tersebut dikarenakan beliau punya prinsip bahwa lelah tidak ada artinya bila bisa bertemu teman yang ramah, alam yang indah.
Pendapat beliau tentang dampak orang sering melakukan aktifitas bersepeda, tidak ada pesepeda yang tidak hitam; kulit hitam mah jadi seksi, canda tulus beliau yang mempunyai nama lengkap ibu Nurhastuti, walau saya lebih suka memanggilnya dengan sebutan “mbak” karena wajahnya yang selalu terlihat segar tersebut.
Lebih lanjut mbak Nurhastuti mengatakan bahwa pengaruh bersepeda baginya memang bukan pada masalah berat badan, karena kalau beratnya sih tetap, akan tetapi jelas lebih langsing, padat katanya he he
Masalah cantiknya memang relatif, akan tetapi menurut mbak Nurhastuti badan sehat dan segar jelas lebih enak dipandang ...
Ah, kejenakaan spontan dan tulus dari seorang pesepeda yang selalu menjadi sebuah kerinduan bagi teman teman pesepeda yang lain ...
Untuk itu saran beliau adalah, bagi yang belum bersepeda: “ .. Ayuk lah cintai diri sendiri dengan rasa syukur, dengan bersepeda yang otomatis menjaga lingkungan dan kantong kita, karena sepeda tanpa pajak tanpa BBM yang membikin riweh di pikiran ibu ibu he he ... “
# Bu Nurhastuti adalah seorang pendidik yang jenaka, sangat disukai kaum muda dan juga anak anak,beliau mengajak ibu ibu untuk bersepeda , karena sepeda tanpa pajak tanpa BBM yang membikin riweh di pikiran ibu ibu
Tidak jauh berbeda dengan mbak Nurhastuti, mbak Arry Wastuti yang juga belum lama saya kenal namun sudah begitu akrab seperti keluarga sendiri juga punya pendapat yang menarik, bahwa manfaat terbesar dari bersepeda bersama komunitas adalah jadi punya banyak teman. Jadi punya teman yang lebih muda, relatif seumur, dan yang lebih tua. Berteman dengan orang-orang dari beragam usia membutuhkan keterampilan komunikasi tersendiri. Namun senangnya, obrolan tetap nyambung karena kita punya hobi yang sama: sepeda...!
Mbak Arry suka bersepeda berawal karena melihat suaminya yang sering bersepeda; karena jiwa kepenasarannya yang besar maka mbak Arry mencobanya hingga kemudian merasakan keasyikan dengan nikmatnya bersepeda. Sebagaimana mbak Nurhastuti yang mengatakan bahwa kegiatan bersepeda ini tidak mengganggu keluarga, bagi mbak Arry demikian juga; kalau mbak Nurhastuti karena anak anaknya sudah besar hingga kadang malah ikut gowes bersama, maka mbak Arry yang putranyaa masih kecil bila sedang melakukan aktifitas bersepeda putranya dititipkan pada kakek neneknya .
Menurut mbak Arry jenis olahraga apapun termasuk bersepeda tentu memberi banyak manfaat bagi tubuh, diantaranya adalah memperbaiki metabolisme tubuh, memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh dan meningkatkan kebugaran.
Untuk sebagian besar wanita, sinar matahari memang seringkali menjadi kendala saat bersepeda; namun sebenarnya hal itu masih bisa “diakali” misalnya dengan memilih waktu bersepeda. Dan biasanya mbak Arry ada cara meng akali yang lain bila harus berhadapan dengan sinar matahari yang terik, mbak Arry tidak lupa selalu membawa senjata andalan, yaitu sunblock alias krim tabir surya.
Bagi mbak Arry bersepeda cukup membantu mempertahankan berat badan, karena sebelum itu sempat kesulitan menurunkan berat badan setelah berbagai metode diet pernah dicoba dan hasilnya berat badan sering balik lagi ke semula. Mbak Arry menyadari bahwa olahraga bisa “mengunci” berat badan agar tidak naik lagi, meski juga harus disertai dengan perubahan pola hidup.
Setelah rutin olahraga sepeda dan rutin juga melakukan yoga 2 kali seminggu, tidak hanya berat badan yang terjaga, akan tetapi badan juga terasa lebih segar dan ringan ketika berjalan jauh atau naik tangga. Dan teman teman mbak Arry yang jarang bertemu terlihat kaget melihat perubahan bentuk tubuh mbak Arry. Bermacam komentarnya, mulai dari yang mengatakan langsing banget, bentuk mukanya seger banget, kelihatan lebih muda, sampai ada yang mengatakan “ Loe sekarang atletis banger ya Ry, Gue jadi pingin kayak Loe “ ha ha
Meski demikian mbak Arry yang mempunyai sikap low profil tidak bersedia memberi pesan khusus pada saat saya minta, hanya sekedar ajakan saja supaya mulai mengayuh sepeda. Kegiatan bermanfaat ganda, rekreasi sambil berolahraga. Kayuh sepeda keluar rumah, melihat alam sekitar; rasakan angin yang berhembus, rasakan hangatnya sinar matahari, dengarkan kicauan burung, dengarkan gemericik suara air, sapa orang orang yang kita temui di jalan, beri senyum yang paling manis; Niscaya tidak hanya tubuh yang bugar, tapi jiwapun menjadi lebih sehat.
# Foto foto mbak Arry sebelum dan setelah bersepeda, betapa bersepeda cukup membantu mempertahankan berat badan, hingga jadi langsing banget, bentuk mukanya seger, dan kelihatan lebih muda
Hampir sama dengan mbak Arry Wastuti, bu Ciki Hapilasari yang sudah berputra dua juga mempunyai pengalaman yang sama; ibu yang lincah dan selalu ceria ini juga merasakan hasil dan manfaat bersepeda, yaitu meski berat badan tetap stabil akan tetapi rasa dibadan jauh lebih enak, lebih ringan. Bersepeda bagi bu Ciki banyak manfaatnya, selain membuat badan segar, bugar dan ringan juga bisa menambah teman dan pengalaman melihat ke tempat tempat yang selama ini tidak bisa di jangkau kecuali dengan sepeda, dan itu dilakukan bersama keluarga : bersama suami dan kedua anaknya.
Ya, sebenarnya bu Ciki baru melakukan aktifitas olahraga bersepeda baru sekitar 1 tahun; sebelumnya saat melihat saya dan istri saya bersepeda sempat mengatakan bahwa apa tidak takut efek terik matahari yang menjadikan kulit dan wajah hitam, namun setelah saya mengatakan saya dan istri mengakalinya dengan selalu memakai sunblock maka bu Ciki kemudian mencoba untuk mulai bersepeda. Yang pada awalnya sebelum melakukan aktifitas bersepeda mengatakan capek walau hanya pada jarak yang dekat yaitu sekitar 300 meter sekarang jadi sering mengajak teman teman yang lain untuk bersepeda bersama. Apabila teman teman tidak bisa, bu Ciki kemudian bersepeda bersama keluarga. Atau kadang justru tiba tiba sudah meng upload foto bersepeda bersama keluarga, tanpa mengajak teman teman yang lain, ahhh inilah yang membuat saya iri, iri melihat kebahagiaan keluarga bu Ciki yang bisa bersenang senang bersama dengan bersepeda!
Dikesempatan yang lain saat saya tanyakan apakah tidak takut hitam, bu Ciki mengatakan bahwa efek bersepeda yang membuat kulit jadi gelap bisa diatasi dengan banyak cara, dengan sedikit bercanda mengatakan bahwa untungnya bu Ciki “ada manisnya”, jadi lumayanlah, jadi hitam manis ha ha
Dan, bila ada teman temannya yang bilang kalau bu Ciki jadi makin cantik dan langsing, itu hanyalah bonus supaya makin bersemangat melakukan aktifitas olahraga dengan sepeda, bersama keluarga ...
Pesan bu Ciki hanya singkat : cobalah sekali kali menggunakan sepeda untuk aktifitas kita, sampai akhirnya bisa menemukan kenikmatannya ... cie cie ...
# Inilah kebahagiaan Bu Ciki yang telah bisa menikmati aktifitas bersepeda bersama keluarga, iri rasanya saat melihatnya ...
Adalah mbak Dea, seorang guru muda bahasa Inggris yang sejak kecil suka bersepeda, mengatakan bahwa manfaat bersepeda terutama berkelompok adalah bisa mendapatkan kenangan akan kebersamaan dengan teman teman, baik dengan teman lama maupun teman baru; kenangan yang tercipta karena muncul saat berinteraksi dengan teman teman. Kenangan akan cerita inilah yang tidak didapatkan saat bersepeda sendiri. Selain itu manfaat lain adalah bisa menambah wawasan pengetahuan dan relasi, hal tersebut tentu akan memudahkan jika akan mengadakan kegiatan kegiatan baik kegiatan bersepeda maupun mungkin kegiatan yang lain.
Menurut mbak Dea, secara keseluruhan manfaat utama bersepeda adalah untuk kesehatan, menurunkan bera badan, menguatkan otot kaki, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, juga bisa mengurangi stress, karena dengan bersepeda bisa meningkatkan perasaan bahagia. Sebagaimana yang lain untuk melindungi diri dari sengatan panas matahari, biasanya mbak Dea memilih waktu bersepeda pada pagi/sore hari atau pada saat tidak terlalu panas. Selain itu juga melindungi kulit dengan mengenakan sun block.
Dengan bersepeda, mbak Dea merasa bisa mendapatkan bentuk tubuh yang ideal, kulit menjadi kencang dan otot kaki menjadi lebih kuat, sehingga beberapa temannya mengatakan bahwa mbak Dea kelihatan lebih segar dan terlihat lebih muda setelah rutin bersepeda.
Oleh karena itu bagi yang belum aktif bersepeda, mbak Dea menyarankan untuk mulai melakukannya agar tidak kecewa karena tidak mendapat manfaat bersepeda. Mulailah untuk bersepeda dari jarak yang dekat terlebih dahulu, untuk kemudian dilanjutkan pada jarak yang semakin jauh, jika merasa sudah mampu.
# Mungil mungil cabe rawit, biar mungil pengalaman bersepeda melumat tanjakan sudah selangit, namun bagi yang ingin mencoba mbak Gea menyarankan sebaiknya dimulai setahap demi setahap dulu ...
Dan terakhir yang saya temui adalah sahabat lama saya yang dulu bersama sama melakukan aksi “Ijolan Sampah” bersama WALHI yang sebelumnya sempat saya wawancarai dan saya tulis di Kompasiana dengan judul “Prima, muda, cantik dengan gaya kekinian yang solutif “ yang sempat menjadi HL; yang setelah tulisan tersebut beredar jadi banyak yang menyebutnya dengan istilah “ Gadis cantik dengan gaya kekinian”, untuk kemudian saat ada kesempatan foto foto bersama selalu ada ucapan pembuka : “ Foto foto bareng dengan cara dan gadis kekinian yuuuk ... !!”
Gadis tersebut adalah mbak Primasta ...
Mbak Prima mengatakan bahwa secara keseluruhan yang didapat ketika bersepeda adalah rasa gembira. Karena saat berolahraga itu tubuh kita melepaskan hormon endorfin alias hormon bahagia. Dengan demikian lepaslah semua penat dan stress sehingga saat menjalani rutinitas kuliah dan kegiatan lainnya jadi lebih fokus. Istilahnya Itu seperti “ .. Energy has been recharged ...”
Kalau soal kulit menghitam itu memang menjadi problem tersendiri bagi mbak Prima, namun bisa disiasati seperti menggunakan sunblock yang khusus untuk outdoor activity, buff, sarung tangan, baju lengan panjang, dll.
Dampak lain dari aktifitas bersepeda bagi mbak Prima adalah setiap bertemu teman lama pasti banyak yang mengatakan "kamu makin langsing yaa" selain itu ada juga teman mbak Prima yang mengatakan : " ... kamu kok bisa fokus sih di kelas dan gak ngantuk. Pasti gara-gara kamu rutin bersepeda ya".
Dan manfaat lain yang didapatkan mbak Prima yaitu tubuh menjadi bugar dan tidak gampang sakit.
Nah, ucapan mbak Primasta yang seperti juga ungkapan mantan menteri kesehatan yang saya kutip diawal tulisan saya ini, bahwa :
~ Sehat adalah investasi. Bahkan termasuk hak asasi manusia ~
Tidakkah mengusik Anda untuk mencoba melakukan aktifitas bersepeda yang terbukti membuat mereka tetap sehat, segar, langsing dan cantik walau hanya dengan cara sederhana saja ?
Selain hal diatas bersepedapun bisa bergaya modis dan enak dipandang baik secara langsung maupun saat diabadikan dalam bentuk gambar/foto; sehingga menurut saya, bila orang sangat suka bergaya dengan motor / mobil yang lux dan mahal, seolah secara tidak langsung bahwa sebenarnya yang dilihat adalah motor/mobilnya atau barang yang menyertainya; karena saat orang melihat dan berdecak kagum dan bilang “woww” yang di tuju adalah barangnya, bukan orangnya sehingga sampai sebegitu sajakah kita sebagai manusia dihargai, lebih tinggi barangnya dari pada “nilai” manusianya ...
Nah, saat foto dengan sepeda, disitulah letak “value” kita sebagai manusia dihargai sebagaimana mestinya ...
Salam sehat, salam gowes!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H