Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Operator - Operator Sekolah

Megatron MVP gess

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Valentine Day: Hari Kasih Sayang atau Sejarah Pahit yang Terlalu Manis?

18 Januari 2024   11:14 Diperbarui: 18 Januari 2024   11:16 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Valentine Day (Foto: Setyawan_Bams)

Tanya Jawab Satir bagi Kaum Muslimin yang Bingung

Valentine Day, hari di mana hati-hati di seantero dunia bergoncang dan berbunga-bunga. Tetapi, tentu saja, bagi kaum muslimin, ini adalah suatu dilema besar. Bolehkah kita merayakan hari kasih sayang yang dihidangkan dengan penuh cinta-cintaan oleh masyarakat dunia?

Pertanyaan Pertama: Budaya Barat atau Eropa?

Tentu saja, pertama-tama kita perlu memahami bahwa Valentine Day berasal dari budaya dunia barat atau Eropa. Sesuatu yang jelas-jelas tidak mempunyai akar dalam budaya Indonesia. Jadi, sebenarnya kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah kita perlu merayakan sesuatu yang bukan bagian dari kearifan lokal kita?

Baca juga: Gabriel Attal: Perdana Menteri Termuda Prancis Seorang LGBT dan Syarat Kontroversi

Namun, asal-usul budaya ini sendiri seperti kisah cinta yang rumit dan tak jelas. Ada yang bilang bersumber dari tradisi agama, tapi ada juga yang bersikeras bahwa ini sekadar pesta cinta tanpa kaitannya dengan agama. Mungkin kita bisa menyimpulkan bahwa Valentine Day adalah hasil campur aduk antara roman ketidakjelasan dan drama cinta tak berujung.

Pertanyaan Kedua: Sejarah dan Pencapaian Inti Valentine Day

Lepas dari asal usulnya, inti dari Valentine Day sebenarnya adalah mengistimewakan satu hari tertentu untuk menunjukkan kasih sayang kepada orang yang dikasihi. Tapi hei, bukankah Islam mengajarkan untuk selalu menunjukkan kasih sayang kita setiap hari? Mengapa harus mengkhususkan satu hari dan tanggal tertentu?

Baca juga: 5 Langkah Pendekatan untuk Mengelola Emosi Berkaca pada Debat Panas Capres

Islam sejatinya memerintahkan umatnya untuk merayakan hari kasih sayang setiap saat, bukan hanya sekadar melontarkan cinta-cintaan saat tergoda oleh diskon bunga dan cokelat di supermarket. Bismillah, bukankah Islam mengajarkan untuk selalu memulai segala sesuatu dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?

Dan, bagaimana kita menunjukkan kasih sayang menurut Islam? Tentu bukan dengan berpacaran sehat dan berkasih-kasihan secara terbuka seperti dalam drama-drama percintaan. Itu adalah cara orang jahiliyah, bukan kaum Muslimin yang sejati. Menurut Islam, kita menunjukkan kasih sayang dengan menghormati orang tua, membimbing yang lebih muda, dan melakukan tindakan nyata yang sesuai dengan ajaran agama.

Baca juga: Eksotisme Pantai Watu Kodok: Surga Tersembunyi di Kabupaten Gunung Kidul yang Wajib Dikunjungi

Pertanyaan Ketiga: Omzet Penjualan Kondom dan Kampanye Seks Aman

Namun, banyak orang berargumen bahwa perayaan ini tidak selalu berhubungan dengan hal-hal negatif. Mereka membela Valentine Day dengan mengatakan bahwa banyak yang tidak mendekati zina dengan berpacaran sehat dan sejenisnya. Tetapi, mari kita lihat kenyataannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun