Kegiatan supervisi bertujuan untuk perbaikan pengajaran melalui peningkatan kemampuan professional guru dalam melaksanakan tugasnya. Dalam pelaksanaannya, supervisi bukan hanya mengawasi apakah para guru atau pegawai menjalankan tugas sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan-ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga berusaha bersama guru-guru, bagaimana memperbaiki proses belajar-mengajar.
Dalam kegiatan supervisi, guru-guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif, melainkan diperlakukan sebagai partner bekerja yang memiliki ide-ide, pendapat-pendapat, dan pengalaman-pangalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan di dalam usaha-usaha perbaikan pendidikan. Dengan demikian perlu adanya pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan oleh supervisor dalam dunia pendidikan. Peran ini lebih dititikberatkan pada kepala sekolah yang tugas utamanya adalah mendorong para guru untuk malakukan proses pembelajaran, menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan berjiwa kewirausahaan bagi para siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan.
Mengingat pentingnya hal itu maka di setiap sekolah perlu diadakan supervisi pembelajaran. Secara umum supervisi pembelajaran dipahami sebagai bantuan profesional kepada guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga guru dapat membantu peserta didik untuk belajar lebih aktif, kreatif, inovatif, efektif, efisein dan menyenangkan. Namun tujuan mulia ini, dalam prosesnya bukan tanpa kendala.
Fakta di lapangan menunjukkan beberapa kendala supervisi pembelajaran, antara lain:
1. Kendala dari Kepala Sekolah sebagai Supervisor
- Kompleksitas tugas manajerial seorang kepala sekolah.
- Sering terjadi pergantian kepala sekolah.
- Pemimpin yang kurang berwibawa.
- Lemahnya kreativitas.
- Unsur subjektifitas guru supervisor dirasa masih tinggi.
- Sarana dan prasarana yang terbatas.
- Tidak ada perencanaan yang jelas berkaitan dengan supervisi pembelajaran (program).
- Mengedepankan formalitas dan mengabaikan esensi.
2. Kendala dari Guru yang disupervisi
- Tidak menguasai materi dan metodologi pembelajaran.
- Miskin karya.
- Tidak memanfaatkan sumber pengetahuan dan informasi.
- Kurangnya kemampuan beradaptasi.
- Egoisme guru senior.
3. Sikap Guru dalam Supervisi PembelajaranÂ
- Kurangnya persiapan dari guru yang disupervisi.
- Kurangnya disiplin guru.
- Masih kurangnya pengetahuan guru tentang pengelolaan proses belajar mengajar yang efektif.
- Kurangnya gairah keilmuan guruÂ
Solusi Menghadapi Kendala dalam Melaksanakan Supervisi Pembelajaran   Â
      Kepala sekolah selaku supervisor pembelajaran yang memiliki otoritas tertinggi di sekolah harus mengupayakan beberapa cara dalam mengatasi kendala-kendala dalam pelaksanaan supervisi, antara lain:
1. Kepala sekolah mendelegasikan wewenang kepada para guru senior dan berprestasi
Pelaksanaan supervisi terutama dilakukan oleh Kepala sekolah. Tetapi kegiatan supervisi pembelajaran tidak dapat dilakukan seorang diri oleh kepala sekolah tanpa bantuan dari orang lain. Oleh karena itu, kepala sekolah memiliki otoritas tertinggi memiliki keleluasaan untuk melakukan pendelegasi wewenang. Salah satu solusinya adalah mendelegasikan tugas ini kepada beberapa guru senior yang dianggap dapat memenuhi persyaratan sebagai supervisor.
2. Memotivasi para guru akan pentingnya supervisi pendidikan
Salah satu kendala yang menyebabkan supervisi tidak dapat berlangsung dengan baik adalah karena kuranganya motivasi dari dalam diri para guru sendiri akan pentingnya supervisi pendidikan. Hal ini bisa terjadi karena sebagian besar para guru masih memiliki pandangan yang salah tentang supervisi, dimana mereka masih menganggap bahwa supervisi adalah kegiatan untuk mencari-cari kesalahan seorang guru. Oleh karena itu, kepala sekolah hendaknya terus memberikan  motivasi atau pemahaman tentang supervisi. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain dengan memberikan pengarahan atau motivasi pada saat rapat guru, atau bahkan secara langsung dalam pertemuan pribadi.Â
3. Membentuk tim penilai supervisi
Kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan supervisi oleh kepala sekolah adalah keterbatasan waktu dan tenaga dari kepala sekolah jika dilakukan seorang diri. Oleh karena itu, kepala sekolah dapat membentuk tim penilai supervisi yang beranggotakan beberapa guru senior yang dianggap mampu dan memenuhi criteria-kriteria sebagai supervisor.
4. Koordinasi secara intens kepada seluruh stakeholder sekolah
Pergantian kepala sekolah dapat berdampak pula pada rutinitas kegiatan supervisi pendidikan. Upaya dari kepala sekolah untuk menyikapi keadaan tersebut adalah dengan melakukan koordinasi secara intensif kepada seluruh elemen sekolah, termasuk koordinasi yang baik antara guru supervisor dengan guru yang akan mendapat supervisi.
5. Menerapkan disiplin pada guru
Disiplin menjadi harga mutlak yang harus dijalankan oleh setiap elemen dalam sebuah lembaga pendidikan. Seringkali terjadi bahwa faktor yang mempengaruhi dalam penerapan kedisiplinan yaitu faktor kepribadian, dan lingkungan yang kadang kala menjadi penyebab utama kemerosotan sebuah lembaga pendidikan. Kepala sekolah harus mengingatkan kepada semua tenaga pengajarnya untuk melakukan kedisiplinan, misalnya guru harus mengisi daftar hadir yang sudah disediakan, harus bersifat jujur, adil, terbuka dan demokratis.
Demikianlah beberapa kendala dan tawaran solusi untuk menghadapi masalah dalam supervisi pembelajaran. Semoga hal ini dapat inspirasi dalam peningkatan mutu pendidikan melalui supervisi pembelajaran. Selamat Hari Guru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H