Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Olah Rasa, Faktor Penting yang Hampir Terabaikan dalam Pendidikan

4 Juli 2023   18:22 Diperbarui: 11 Juli 2023   04:00 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Drama musikal sebagai contoh kegiatan olah rasa (Ilustrasi Kompas.com)

Lingkungan sosial adalah sekelompok manusia, media, peristiwa yang menjadi habitat seseorang dan mampu memengaruhinya. Lingkungan sosial berpotensi memolai kepribadian seseorang, yang terungkap dalam sikap, bahasa, dan pola pikirnya.

Setiap wilayah sosial memiliki potensi untuk mendukung maupun merugikan kepribadian seseorang. Gaya hidup konsumtif, pengaruh iklan, film-film perang atau horor, bisa merusak gambaran orang akan realitas.

Seorang yang dibesarkan di lingkungan perkampungan yang ramai dan multikultural, bisa bertumbuh menjadi pribadi yang memprioritaskan semangat egaliter, kebersamaan dan terbiasa bergaul dengan aneka suku dan agama. 

Hal ini berbeda dengan orang yang terisolasi di wilayah tertentu, seperti perumahan elit. Mereka bisa gagap dalam menghadapi keanekaan dan sulit bersosialisasi dengan sesamanya.

Dominasi Olah Pikir dalam Pendidikan

Akal budi berperan sebagai pencerna, pengendali dan pembagi informasi ke seluruh tubuh, agar bereaksi "tepat". Akal budi akan menyambung logika, memperkaya pemahaman, menjelaskan sebab akibat, memecahkan masalah, dan sebagainya. 

Lewat aktivitas belajar, kemampuan akal budi berkembang, pengetahuan diperkaya, hal-hal baru ditemukan. Akal budi memiliki aneka fungsi, yakni:

  • Intelek: berfungsi untuk menjaga kesadaran, menganalisa, memahami, berefleksi, berkonsep, memberi alasan, dan berimajinasi.
  • Kebebasan: berfungsi untuk mempertimbangkan dan memilih, berhati-hati dan memutuskan.
  • Kehendak: berfungsi untuk mengelola kemauan dan mengarahkan energi.

Kontrol atas perilaku dan hidup manusia dijalankan melalui tiga kemampuan ini. Karena peran akal budi sedemikian besar, sehingga seperti menjadi penentu segalanya. Atas peran itu maka otak sering disebut "aku" (kecil).

Sebagian orang hidup dan mendewakan akal budinya, sehingga menganggap akal budi adalah jati dirinya. Tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena ini pun masih dapat kita temukan dalam dunia pedidikan kita saat ini. 

Bukankah kebanyakan orang tua akan sangat bangga jika anaknya medapat rangking pertama di kelasnya atau mejuarai Olimpiade Matematika tingkat nasional? 

Padahal anaknya mungkin secara sosial tidak bisa bergaul dengan teman lain, malas mengatur diri atau mungkin emosinya bisa meledak-ledak jika ada hal yang tidak diinginkannya. 

Bukankah suatu sekolah akan menjadi sekolah favorit jika banyak peserta didik mendapat prestasi akademik? Padahal mungkin saja sekolah tersebut kurang memperhatikan pendidikan karakter siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun