Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengemas Radio Sebagai "Citizen Journalism" agar Tetap Eksis

5 Desember 2022   11:01 Diperbarui: 6 Desember 2022   07:23 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkap layar laman utama Suara Surabaya Mobile (Dokumen Pribadi)

Suara Surabaya tetap berkomitmen untuk berkembang dengan terus melalukan inovasi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Maka pada tahun 1999, SS meluncurkan chanel untuk radio streaming. Bagi Errol Jonathans, menghadapi dunia digital saat ini, radio tidak bisa hanya bertahan dalam satu platform saja. Jangkauannya harus diperluas.

Karena itu pada tahun 2020, Suara Surabaya memproduksi aplikasi SS Mobile. Konsep streaming dan mobile ini ternyata membantu memperluas jangkauan, bukan hanya dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Dalam riset yang dilakukan oleh intern SS, ternyata ditemukan bahwa SS kini didengarkan di 25 negara. Hal ini sangat berbeda dengan sebelumnya karena aturan yang tidak memperbolehkan menembus pada area tertentu.

Tangkap layar laman utama Suara Surabaya Mobile (Dokumen Pribadi)
Tangkap layar laman utama Suara Surabaya Mobile (Dokumen Pribadi)

Walaupun radio saat ini harus mengikuti perkembangan teknologi digital, namun peran radio secara auditif harus tetap kuat. Radio tidak bisa menjadi TV dan tidak boleh sama dengan media online lainnya. Inilah prinsip yang tetap dipertahankan oleh Radio Suara Suara di tengah beragam inovasi yang dilakukan. Sejatinya Suara Surabaya adalah radio. Radio adalah medium suara dan ditambah dengan medium lain yang dintegrasikan karena berkaitan dengan kebutuhan saat ini dan masa yang adakan datang.

Errol mengakui bahwa dari ilmu yang dipelajarinya, ada teori yang menegaskan bahwa suara tidak bisa digantikan oleh apapun. Secanggih-canggihnya vidio, suara tetap mempunyai power yang tidak dimiliki oleh medium lain. Suara adalah emosi dan juga imajinasi. Hanya indra pendengaran yang digunakan oleh khalayak, dan pesannya pun selintas, maka radio siaran dapat mengajak komunikan untuk berimajinasi.

Kunci Sukses Radio Tetap Eksis dan Berkembang

Ada beberapa hal yang bagi almarhum Errol Jonathans, menjadi kunci mengapa SS bisa berkembang dan tetap eksis hingga saat ini.

1. Konsisten mempertahankan audio tetapi kemasannya yang diperbaharui. Hal ini perlu mendapat perhatian, sebagaimana diungkapkan sebelumnya bahwa radio adalah medium suara yang harus berbeda dengan medium lainnya. Kita boleh melihat dan memanfaatkan tren, tetapi juga harus menawarkan titik tengahnya. Konsistensi bukan hanya berarti mempertahankan rutinitas, tetapi juga konsisten dalam berkembang.

2. Ada beberapa radio yang saat ini ingin mengembangkan model citizen journalism. Jika ingin membuat radio citizen journalism, tentu harus banyak berkorban. Peningkatan kualitas SDM perlu diusahakan. Persoalannya, sekolah khusus yang berkaitan dengan citizen journalism di Indonesia belum ada. Maka perlu mendatangkan pelatih-pelatih untuk pembentukan SDM. Di samping itu, loyalitas tenaganya harus dibangun supaya karyawan yang sudah dibentuk dapat bertahan lama mengabdi di perusahaan.

3. Harus memiliki sistem yang kuat, selalu mengadakan riset (evaluasi) baik ke luar maupun ke dalam untuk mengukur tingkat kepuasan dan ketidakpuasan, serta pemanfaatan teknologi.  

4. Harus terus menerus meningkatkan kualitas pelayanan, dan kehadiran radio harus bisa menginspirasi, memotivasi, edukatif dan bebas dari hoaks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun