Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kesalahan Berbahasa pada Tataran Morfologi Laman Kompasiana

30 Oktober 2022   19:18 Diperbarui: 31 Oktober 2022   15:58 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik analisis kesalahan berbahasa di laman Kompasiana (Foto: JRPP)

Pertama: Kesalahan afiksasi, yakni penambahan gabungan kata atau prefiks

Contoh kalimat kesalahan afiksasi: Vaksinasi penyakit hepatitis kali ini disediakan kurang lebih 500 dosis. Pada kalimat tersebut, kata "disediakan" tidak menggunakan afiks yang benar. Seharusnya kata kerja ini bersifat aktif sehingga berubah menjadi "menyediakan". Proses pembentukan kata menyediakan adalah penggunaan afikasai me(N)- + kata dasar sedia +- kan.

Contoh lain: Jangan korbankan masa depan anak-anak demi sesuatu yang bersifat kesenangan sesaat. Kesalahan pada kalimat tersebut terletak pada penggunaan kata "korbankan". Pada kata "korbankan" tidak menggunakan afiks yang benar. Jika dalam kalimat tersebut menggunakan kata "korbankan" maka sebenarkan tidak memiliki makna atau arti. 

Kalimat itu akan memiliki makna jika diberi imbuhan prefiks me(N). Karena kata korban memiliki fonem /k/ sehingga mengalami peluluhan. Kesimpulannya bahwa kalimat yang benar adalah "Jangan mengorbankan masa depan anak-anak demi sesuatu yang bersifat kesenagan sesaat".

Kedua: Kata Baku

Dalam penelitian Amalia dan teman-teman, juga ditemukan kesalahan dalam penulisan yang berkaitan dengan penggunaan kata baku. Mereka mengambil contoh penggunaan kata zina. Kalimat yang ditemukan adalah "Semua orang tahu bahwa pelecehan seksual berbeda dengan perzinahan". Kalimat ini merupakan contoh kalimat yang tidak baku. Kesalahan tersebut terletak pada kata "perzinahan". Kata dasarnya adalah zina bukan zinah. Maka yang seharusnya adalah perzinaan.

Masih ada banyak contoh kesalahan lain yang dikemukakan dari penelitian tersebut. Hasil analisis kesalahan berbahasa pada bulan November 2021, dapat ditampilkan dalam grafik berikut:

Grafik analisis kesalahan berbahasa di laman Kompasiana (Foto: JRPP)
Grafik analisis kesalahan berbahasa di laman Kompasiana (Foto: JRPP)

Sebagai catatan akhir, para peneliti mengharapkan agar kompasianer dapat meminimalkan kesalahan dalam penulisan, karena laman Kompasiana banyak dibaca oleh khalayak. Memang Bahasa Indonesia makin adaptif. Penggunaannya pun harus beradaptasi dengan bahasa pasar supaya bisa laku atau terjual. Kompasiana adalah sebuah platform blog dan tidak sama dengan jurnal ilmiah. Namun beberapa masukan tersebut mungkin juga penting untuk diperhatikan.

Selamat Ulang Tahun Kompasiana. 

Selamat memperingati Bulan Bahasa 2022. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun