Dibenzoxazepine (CR) dikembangkan secara khusus untuk tujuan pengendalian massa pada 1950-an. Padahal lebih ampuh dan kurang toksik dibandingkan CS, juga terdegradasi jauh lebih lambat, berlama-lama di lingkungan (Olajos dan Salem, 2001; Bessac dkk., 2009).
Dampak atau Efek Gas Air Mata Bagi KesehatanÂ
Rohini J. Haar dan teman-temannya pada tahun 2017 mengadakan beberapa penelitian tentang bahaya gas air mata.Â
Hasil penelitian dengan mengidentifikasi 31 studi dari 11 negara tersebut dimuat dalam Jurnal BMC Public Health (2017) 17:831. Dilaporkan bahwa terdapat 5131 orang yang menderita luka-luka, dua di antaranya yang meninggal dan 58 di antaranya menderita cacat tetap.
Dari 9261 total cedera, 8,7% parah dan diperlukan penanganan medis, sementara 17% sedang dan 74,3% ringan. Cedera parah terjadi pada semua sistem tubuh, dengan sebagian besar cedera berdampak pada kulit dan mata.Â
Trauma amunisi proyektil menyebabkan 231 cedera proyektil, dengan 63 (27%) cedera parah, termasuk cedera kepala berat dan kehilangan penglihatan.Â
Faktor yang mempengaruhi parah tidaknya orang yang terpapar adalah kondisi lingkungan, waktu paparan yang lama, dan jumlah bahan kimia yang lebih tinggi di ruang tertutup.
Paparan gas air mata berdampak pada kesehatan, termasuk akut dan efek kronis. Berikut adalah beberap efek atau dampak dari orang yang terpapar gas air mata:
Efek paparan langsung
CS akut paparan pada konsentrasi yang umumnya digunakan oleh penegakan hukum untuk tujuan pengendalian kerusuhan mengakibatkan iritasi seketika pada mata, hidung, mulut, kulit, dan saluran pernapasan.Â
Efek kulit meliputi: gatal, perih, dan kemerahan, dengan potensi alergi. Paparan yang terkena mata dapat menyebabkan lakrimasi, blefarospasme, gatal, dan sensasi terbakar. Saat terhirup, CS sering menyebabkan batuk, tersedak, air liur, dan sesak dada.
Paparan OC menyebabkan rasa sakit dan seperti kesemutan pada saluran pernapasan, disertai dengan batuk. Tanda dan gejala kontak OC dengan mata termasuk lakrimasi, radang konjungtiva, blepharospasm, kemerahan, nyeri, terbakar, dan edema.Â
Beberapa bukti menunjukkan bahwa OC juga dapat menghambat refleks berkedip untuk sementara dan pembatasan respons terhadap mekanik dan kimia rangsangan pada mata. Seperti CS, efek dermal dari OC bisa termasuk rasa sakit, kesemutan, kemerahan, bengkak, dan terik.Â