Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pengalaman KKN Seru dan Bermakna di Kota Pelajar Yogyakarta

1 Oktober 2022   22:39 Diperbarui: 2 Oktober 2022   10:39 696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama di depan SMM Jogja (Dokumen Pribadi)

Karena itu SALAM menerapkan lingkungan belajar yang merdeka, yaitu belajar di tengah alam bebas. Di dalam lingkungan bebas ini peserta didik akan terpancing untuk menemukan sendiri hal baru yang ia alami.

Sekolah ini pun tidak memiliki guru, namun memiliki fasilitator yang mendampingi siswa dalam berkesperimen dan bereksplorasi dalam pembelajaran. Sekolah memberikan kebebasan para fasilitator untuk mengembangkan dirinya sendiri dalam meningkatkan kinerjanya di luar sekolah.

Di halaman sekolah SALAM (Dokumen Pribadi)
Di halaman sekolah SALAM (Dokumen Pribadi)

Di dalam sekolah sendiri, kegiatan supervisi sering dilakukan baik itu dengan koordinator maupun antar sesama fasilitator.

Hal ini selalu dilakukan karena sistem pembelajaran SALAM yang berbasis riset peserta didik, sehingga fasilitator selalu dituntut untuk mengembangkan dirinya sendiri mengikuti perkembangan riset dari tiap peserta didiknya.

SALAM meyakini, bahwa untuk menyelenggarakan pendidikan tidaklah cukup hanya dilakukan di dalam ruang kelas antara guru dan siswa.

Sekolah ini ingin menciptakan kehidupan belajar yang merdeka dimana seluruh proses pendidikan dibangun atas dasar kebutuhan kolektif, berangkat dari kesepakatan bersama seluruh warga belajar.

Keseruan di Luar Kegiatan KKN

Selama kegiatan KKN di sekolah, kami tinggal bersama di homestay. Pengalaman tinggal bersama di homestay ini cukup pun menarik. Kami berempat belas memiliki latar belakang yang berbeda baik itu suku, kebudayaan, bahasa maupun keyakinan. Ada yang dari Ambon, Maumere, Sumba (NTT), Bima (NTB), Malang, Nangajuk (Jawa Timur), Jakarta, maupun Aceh. Ada yang beragama Islam, Katolik dan Kristen.

Rekreasi ke Goa Pindul (Dokumen Pribadi)
Rekreasi ke Goa Pindul (Dokumen Pribadi)

Ketika kuliah di kampus, kami berangkat dan kembali ke kos atau rumah masing. Sedangkan selama KKN, kami tinggal bersama. Kami bisa bercangkrama bersama, shering bersama, termasuk belajar dari tradisi kebudayaan masing-masing.

Lebih menarik lagi, ketika pada jam berdoa, kami melakukan sesuai dengan keyakinan kami masing-masing. Dari sini kami juga bisa belajar secara praktis bagaimana hidup berdampingan dan menghormati saudara yang berbeda suku, budaya dan agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun