Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mau Berhasil dalam Proses Pembelajaran, Coba Lakukan Pendekatan dan Motode ini

22 Agustus 2022   07:42 Diperbarui: 22 Agustus 2022   11:15 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberhasilan suatu proses pembelajaran tidak bisa terlepas dari bagaimana seorang pendidik menggunakan pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran. 

Pendekatan dan metode pembelajaran yang keliru dapat menjadi penghambat untuk mencapai tujuan pembelajaran. 

Ada banyak teori atau pendapat yang telah menemukan aneka macam pendekatan dan metode pembelajaran, namun dalam ulasan kali ini saya ingin mengulas 3 pendekatan pembelajaran dan 4 metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Pendekatan Pembelajaran

Ada banyak pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran. Berbagai pendekatan ini dilakukan agar membantu siswa lebih muda memahami suatu pelajaran. 

Dari sekian banyak pendekatan pembelajaran, di antaranya terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan oleh guru, yakni:  1) pendekatan berbasis genre/teks (GBA: Genre Based Approach), 2) pendekatan Contexstual Teaching and Learning (CTL), dan 3) pendekatan pendidikan matematika realistik (RME: Realistic Mathematic Education/RME).

Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing pendekatan pembelajaran.

1. Pendekatan Berbasis Genre (Genre Based Approach/GBA)

Pendekatan berbasis genre merupakan pendekatan pembelajaran yang membantu siswa supaya lebih kompeten memiliki kemampuan berbahasa. 

Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan dalam  berkomunikasi melalui penguasaan keterampilan berbahasa, antara lain melalui kegiatan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 

Menurut Roses dan Martin (2012), ada beberapa tahap dalam kegiatan pembelajaran dengan pendekatan berbasis GBA.

a. Membangun Konteks. Tahap ini merupakan proses awal yang dilakukan oleh guru bersama siswa untuk mengarahkan pemikiran ke dalam pokok persoalan yang akan dibahas pada setiap pelajaran. 

Siswa sedang presentasi di depan kelas (Foto: WordPres.com)
Siswa sedang presentasi di depan kelas (Foto: WordPres.com)

Misalnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia, guru menyediakan sebuah teks bacaan yang bisa diambil dari teks yang sudah jadi misalnya dari sebuah buku, atau majalah, atau teks bacaan yang dibuat sendiri oleh guru.

b. Menelaah Model/Dekonstruksi teks. Pada tahap kedua ini merupakan tahap pembahasan teks yang sudah diberikan pada tahap awal. Diupayakan agar siswa diarahkan untuk memahami semua aspek kebahasaan yang membentuk teks itu secara keseluruhan. 

Pada tahap dekonstruksi teks ini perlu dikembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis. Guru bisa membuat pertanyaan yang jawabannya tidak ada dalam teks. 

Siswa diajak untuk mengkritisi penulisan dalam teks, apakah setiap pernyataan sudah benar dan diterima oleh semua orang. 

Siswa pun dapat menghubungkan isi teks dengan pengalaman yang relevan dengan kehidupan harian siswa atau menghubungkan dengan apa pernah ia baca, dilihat atau didengar dari sumber lain.

c. Latihan Terbimbing (Joint construction). Setelah melewati tahap menelaah, pada tahap ini siswa mulai dibimbing untuk berlatih mengembangkan apa yang sudah dipahami pada tahap sebelumnya. Proses latihan tersebut mulai dengan membangun ide atau gagasan untuk menulis.

d. Unjuk Kerja Mandiri (Independent construction). Pada tahapan terakhir, siswa dengan bimbingan seperlunya dari guru, diberi kesempatan untuk menulis secara mandiri. 

Setelah menyelesaikan tulisannya, siswa diminta untuk melakukan refleksi tentang tulisannya atau merefleksikan kembali keseluruhan proses pelajaran dari awal (tahap membangun konteks) sampai ia menghasilkan tulisan tersebut. 

Siswa juga diminta untuk mempelajari tulisan teman lainnya. Selain itu, siswa bisa diminta untuk membacakannya di depan kelas.

2. Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL)

Pendekatan Contekstual Teaching and Learning (CTL) merupakan suatu proses pendekatan pengajaran yang bertujuan untuk membantu siswa dapat memahami materi pelajaran yang sedang mereka pelajari dengan menghubungkan pokok materi pelajaran dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Johnson, 2002: 24). 

Pendekatan ini sangat penting, supaya siswa lebih mudah memahami pelajaran yang terkesan abstrak jika tidak dibungkukkan dengan realitas hidup yang ia alami di lingkungan sekitarnya.

3. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematic Education/RME)

Pendekatan pembelajaran ini merupakan teori pembelajaran matematika yang dikembangkan di negeri Belanda oleh Freudhenthal pada tahun 1973. Freudhenthal berpandangan bahwa "matematika harus dihubungkan dengan realitas dan matematika sebagai aktivitas manusia". 

Dengan menggunakan realitas nyata dan aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan agar pelajaran yang dianggap sulit seperti Matematika, akan mudah diterima oleh para siswa. Tentunya bukan hanya pelajaran Matematika tetapi berlaku pula untuk pelajaran-pelajaran lainnya.

Metode Pembelajaran

Selain pendekatan pembelajaran, dalam kegiatan pembelajaran juga dibutuhkan metode pembelajaran. 

Metode pembelajaran merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh guru untuk mengimplementasikan rencana pembelajaran yang sudah disusun, ke dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditargetkan. 

Ada bermacam-macam metode pembelajaran, di antaranya adalah diskusi, metode eksperimen, metode demonstrasi, dan metode simulasi. 

Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai masing-masing metode pembelajaran tersebut.

1. Metode Diskusi

Diskusi merupakan suatu metode yang digunakan untuk membahas suatu topik tertentu dalam pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari semua siswa. 

Metode pembelajaran dinilai cukup efektif ini karena melibatkan siswa dan tidak hanya mendengarkan ceramah atau petunjuk dari guru yang terkesan kaku dan monoton. 

Keterlibatan langsung dari siswa dalam kegiatan diskusi diakui akan lebih memudakan siswa dalam memahami pembahasan suatu topik pembelajaran. 

Metode ini pun dapat melatih siswa untuk berpikir kreatif, latihan bermusyawarah untuk memecahkan suatu persoalan, latihan untuk mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, serta berani mengungkapkan pendapat secara verbal. 

Diskusi dapat dilakukan secara klasikal atau kelompok, namun tetap dalam bimbingan guru, sehingga diskusi tetap terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Metode Eksperimen

Seorang siswa akan lebih muda memahami suatu pelajaran jika ia langsung dilibatkan dalam pembelajaran itu sendiri. 

Pada kesempatan tertentu siswa diminta untuk melakukan eksperimen atau percobaan dengan mengalami sendiri dan membuktikan apa yang sudah dipelajarinya. Hal ini untuk menyeimbangkan antara teori dan praktek. 

Siswa dilatih agar tidak hanya memiliki gagasan teori, menghafal suatu pelajaran tetapi mencoba menerapkannya. Siswa diminta untuk mengamati suatu objek, kemudian diminta untuk menganalisis, dan akhirnya menarik kesimpulan sendiri dari obyek yang sudah dipelajarinya.

3. Metode Demonstrasi

Hasil dari diskusi kelompok eksperimen yang dilakukan secara pribadi, dapat dipresentasikan di depan kelas berupa penjelasan lisan, maupun bisa menggunakan alat, ilustrasi untuk mendukung penjelasan. 

Metode demonstrasi ini dapat mengurangi terjadinya verbalisme, dan siswa bisa membandingkan antara teori dengan kenyataan. 

Tujuannya antara lain agar siswa dapat menggunakan prosedur tertentu secara benar dan membangkitkan niat siswa untuk berani mencoba. Dengan metode ini, pembelajaran akan menjadi lebih menarik.

4. Metode Simulasi

Metode simulasi adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan peralatan atau suasana tiruan yang tujuannya adalah supaya siswa dapat meningkatkan pemahamannya terhadap suatu konsep yang sudah dipelajari. 

Dengan metode ini siswa diharapkan mampu belajar melalui situasi tiruan dengan umpan balik dan penyempurnaan berkelanjutan. 

Melalui metode ini siswa dapat mengembangkan kreativitas, memiliki keberanian dan percaya diri, membentuk karakter dan mengasah ketrampilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun