Lebih jauh, sosialisme humanistis merupakan perluasan dari proses demokratis yang melampaui ruang lingkup politik dan masuk ke dalam lingkup ekonomi. Ia merupakan suatu pemulihan kembali demokrasi politik menuju arti aslinya yakni partisipasi sejati dari semua warga dalam setiap keputusan yang mempenyaruhi hidupnya.
Sosialisme humanistis mengetengahkan manusia sebagai nilai tertinggi dalam seluruh tatanan sosial dan ekonomi. Sosialisme humanistis menekankan martabat setiap individu sehingga tidak bisa dibenarkan kalau seorang pribadi (selalu) diperlakukan sebagai sarana untuk mencapai tujuan orang lain.Â
Seluruh tatanan sosial harus berusaha mengatasi alienasi dan kekerdilan manusia serta berusaha untuk menyanggupkan manusia untuk mencapai kebebasan yang sebenarnya.
Sosialisme humanistis juga bertentangan secara radikal dengan perang dan kekerasan dalam segala bentuknya. Usaha pemecahan problem-problem sosial dan politik dengan kekerasan dianggap sebagai sesuatu yang amoral dan tidak manusiawi. Karena itu sosialisme humanistis menentang setiap kebijakan yang berusaha menciptakan keamanan melalui kekuatan senjata.Â
Ia menganggap damai bukan hanya sebagai keadaan tanpa perang, melainkan juga sebagai situasi yang menjamin relasi-relasi yang bebas antara seluruh umat manusia demi kepentingan bersama.
Sosialisme humanistis membela dan berpegang pada kebebasan. Manusia harus bebas dari ketakutan, kemelaratan, penindasan dan kekerasan. Akan tetapi kebebasan manusia bukan hanya kebebasan dari (kebebasan negatif) tetapi juga kebebasan untuk (kebebasan positif) yakni kebebasan untuk mengembangkan potensi positif dan berpartisipasi aktif serta bertanggung jawab atas kehidupan bersama?
Untuk mencapai ide utopisnya, Fromm menawarkan pendidikan bagi masyarakat sebagai sebuah alternative bagi manusia modern yang terasingkan menuju kebebasan positif dan perwujudan diri sejati yang menghubungkan manusia dengan dunia secara spontan melalui cinta dan kerja. Melalui pendidikan, masyarakat dibentuk menjadi manusia yang produktif dan matang secara intelektual.
Intelektual yang matang memampukan masyarakat dalam membangun suatu system masyarakat yang bebas dari manipulasi dan eksploitasi atas kenaifannya demi kenikmatan dan keuntungan bagi pihak lain.Â
Dengan pendidikan juga, masyarakat yang ada bisa memahami diri dan sesamanya secara lebih bijaksana. Untuk mengimbangi bahaya-bahaya intelektualisasi yang teralienasi, instruksi instruksi praktis dan teoritis harus dilengkapi dengan laitahan dalam bidang kerja tngan dan karyaseni yang kreatif.
PenutupÂ
Uraian singkat pemikiran sang psikoanalis, Erich Fromm, tentang masyarakat bebas agresivitas mengundang kita semua untuk menyadari potensi-potensi negatif dalam kehidupan bersama yang seringkali tidak kita sadari demi menciptakan masyarakat yang sehat.Â
Gagasan Fromm ini membantu kita untuk merancang model-model kehidupan yang bebas dari pelbagai bentuk agresi. Dengan demikian, kita sekaligus diajak untuk menyadari ketidaksadaran.Â