Mohon tunggu...
Hendrikus Dasrimin
Hendrikus Dasrimin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Scribo ergo sum (aku menulis maka aku ada)

Kunjungi pula artikel saya di: (1) Kumpulan artikel ilmiah Google Scholar: https://scholar.google.com/citations?user=aEd4_5kAAAAJ&hl=id (2) ResearchGate: https://www.researchgate.net/profile/Henderikus-Dasrimin (3)Blog Pendidikan: https://pedagogi-andragogi-pendidikan.blogspot.com/ (4) The Columnist: https://thecolumnist.id/penulis/dasrimin

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Karya Orang Gila yang Dianugerahi Kalpataru oleh Presiden

31 Juli 2022   18:24 Diperbarui: 31 Juli 2022   19:31 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walaupun Baba Akong telah tiada, namun kebajikan hidup yang pernah ia lakukan ini, kini dilanjutkan oleh anak-anaknya. Beliau adalah seorang perintis yang kini membawa banyak perubahan postif bagi banyak orang karena kebajikan hidup yang pernah ia lakukan. Hal ini senada dengan tema yang diusung oleh Kebajikan Mettasik dan Maybank Finance, yakni "Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati".

Usaha dan perjuangan Bapa Akong ternyata membuahkan banyak manfaat bagi banyak orang, walaupun pada awalnya dicap sebagai orang gila. 

Kisah ini sungguh menginspirasi kita. Berangkat dari suatu keprihatinan kepada sesama, kita diajak untuk melakukan kebaikan. Kita semua diajak untuk menyelamatkan alam. Kita pun perlu melakukan rekonsiliasi ekologis, yakni suatu pertobatan ekologis untuk tidak mengeksploitasi alam, tetapi melestarikan dan memulihkan keutuhan alam ciptaan.

Upaya-upaya kita untuk menjaga dan merawat alam, tentu bukan tanpa hambatan. Di sini ada satu nilai kebajikan yang diajarkan Baba Akong, "Pantang menyerah demi suatu kebaikan". 

Beliau telah mewariskan kepada kita suatu semangat untuk mencintai lingkungan. Tentu tidak hanya dengan menanam mangrove, tetapi dengan cara apapun yang bertujuan untuk melestarikan dan merawat alam. Tanamlah kebaikan dan kebajikan selama kita hidup di dunia ini, karena apa yang kita tanam, itulah yang kita petik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun