Saat melintasi hutan mangrove, kita akan merasakan kesejukan dan kesegaran oksigen yang dihasilkan oleh jutaan mengrove yang ada di sekitar. Kita pun akan mendengar riuh aneka kicauan burung yang sangat merdu.
Di penghujung jembatan bambu itu, terdapat sebuah tambak ikan. Para wisatawan yang datang ke tempat itu, bisa memancing dan membeli ikan di tempat tersebut. Pengunjung juga bisa berfoto di tengah-tengah tambak dengan latar belakang hutan mangrove yang hijau.
Selepas menikmati sejuknya hutan mangrove dan melewati tambak ikan, pengunjung akan disuguhi keindahan alam pantai dengan hamparan pasir putih nan asri.
Di samping dapat memanjakan mata karena keindahannya, hutan mangrove ternyata cocok untuk penyerapan dan penyimpanan karbon. Tanaman mangrove atau bakau mampu menyerap emisi yang terlepas dari lautan dan udara secarfa maksimal karena tumbuhan ini memiliki sistem akar napas dan keunikan struktur tumbuhan pantai.Â
Potensi mangrove sebagai penyimpan karbon sangatlah bermanfaat dalam menjaga keseimbangan alam, menurunkan pemanasan global, mencegahan perubahan iklim global dan menguntungkan dalam perdagangan karbon. Maka hutan mangrove hendaknya menjadi salah satu alternatif investasi hijau, yang perlu dilirik pada Presidensi G20 tahun ini.Â
Sebelumnya, dalam konferensi tingkat dunia yang pernah dilaksanakan di Bali pada tahun 2007, hutan mangrove ditetapkan sebagai salah satu faktor yang dapat memberikan kontribusi dalam menekan perubahan iklim.
Selain sebagai penyerap dan penyimpan karbon, hutan mangrove dapat melindungi daerah pesisir dari abrasi. Hutan mangrove pun menjadi tempat bersarang dan berkembang biaknya berbagai jenis burung. Tentu masih banyak lagi manfaat yang bisa diperoleh dari hutan mangrove.
Inspirasi: