Ketika pesta menjadi suatu budaya, itu berarti pesta telah menjadi kebiasaan dan sedikit 'terpaksa' menjadi suatu keharusan (ada nilai keterikatan). Dengan demikian, yang diutamakan dalam budaya pesta adalah pesta itu sendiri.
Antara Pesta dan Kuliah
Walaupun secara internal (maksud dan tujuan) berbeda, pesta budaya dan budaya pesta memiliki beberapa kesamaan. Kesamaan-kesamaan itu antara lain adalah situasi kolektif dengan kehadiran banyak orang, ada ungkapan-ungkapan personal (ucapan selamat atau syukur), dan  ada simbol-simbol yang mempersatukan.Â
Selain itu, aspek eksternal yang juga dianggap penting adalah kesediaan menyantun sumbangan atau dana untuk kelangsungan acara.
Aspek finansial menjadi kategori terakhir yang menarik jika diteliti, sebab banyak kalangan berpendapat pesta yang telah menjadi budaya telah menimbulkan pemborosan ekonomi.
Secara ekonomis, sudah jelas bahwa pesta yang dilakukan tentu membutuhkan banyak uang. Kisaran pengeluaran dalam sekali pesta diperkirakan antara puluhan hingga ratusan juta rupiah.Â
Alangkah lebih baik jumlah pengeluaran yang begitu besar bisa dialihkan untuk pendidikan anak (ditabung) atau menjadi investasi biaya kuliah anak, sedangkan acara syukuran atau selamatan bisa disederhandakan.
Mari meredam budaya pesta untuk investasi biaya kuliah anak. Bersikaplah ugahari saat ini, demi kebahagiaan anak di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H