Rencana keselamatan Allah juga ditegaskan dalam Bac. III, di mana Allah mengundang bangsa-Nya untuk datang kepada-Nya agar mereka memperoleh hidup.Â
Pengakuan iman kita akan peristiwa keselamatan, akhirnya berpuncak pada Misteri Paskah, yakni kebangkitan Kristus (Bac. Epistola & Injil).
Injil mengisahkan wanita-wanita yang begitu mencintai Yesus. Mereka sungguh mencintai Yesus. Karena begitu mencintai, mereka tidak memikirkan soal waktu (pagi-pagi buta) bahkan caranya bisa menggulikan batu (siapa yang menggulingkan batu). Yang penting mereka dapat bertemu dengan orang yang mereka cintai. Namun ketika sampai di kubur, mereka tidak melihat lagi Yesus.Â
Mereka bertemu dengan seorang malaikat yang mengatakan: "Mengapa kamu mencari yang hidup di tengah orang mati? Dia sudah bangkit".
Setelah mendengar itu, barulah mereka teringat kembali bahwa hal itu telah sisampaikan oleh Yesus: Ia akan menderita, namun bangkit kembali.Â
Masalah dan kekhawatiran sehari-hari dapat membungkus kita dalam diri kita sendiri, dalam kesedihan. Sabda Tuhan mengajak kita janganlah kita menutup hati kita, marilah kita tetap mengimani Tuhan, marilah kita tidak pernah menyerah.
Setelah mereka mengetahui bahwa Yesus sudah bangkit, perempuan-perempuan itu pergi dengan gembira dan memberitahukannya kepada para murid.Â
Warta kebangkitan Tuhan ternyata telah membalik nilai yang ada pada waktu itu. Biasanya wanita dianggap lemah, tetapi oleh Yesus dijadikan pewarta pertama kabar kebangkitan itu.
Liturgi Baptis
Pada malam Paskah (vigili) juga diadakan pembaharuan janji baptis. Peristiwa baptis bagi orang Katolik adalah peristiwa penting bukan hanya dari segi lahiriah, tetapi juga dari segi batiniah.Â
Santo Paulus berkata: "Dalam pembaptisan, kita telah menjadi satu dengan Kristus dalam kematian-Nya. Maka kita juga akan menjadi satu dengan Dia dalam kebangkitan-Nya".Â