Sultan HB X sekarang lebih banyak memberi contoh kepada masyarakat, baik sebagai seorang kepala keluarga, Sultan serta Gubernur DI Yogyakarta.
Selain menemui Sultan, kami juga bertemu dengan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun, putri sulung Sultan HB X yang sering disapa Mbak Sari ini pada hari Selasa, 8 Mei 2012 di perumahannya yang masih di sekitar kerabat Kraton Yogyakarta.
Ia terlihat santai, familiar dan tegas, itulah kesan pertama kita jika bertemu dengan Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Pembayun.
Mbak Sari belum terpikirkan terjun ke dunia politik dan merasa lebih senang bergelut di beberapa organisasi sosial pada waktu itu, antara lain sebagai Ketua Umum Karang Taruna DIY, Ketua KNPI, Ketua Asosiasi Kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera DIY serta beberapa organisasi sosial lainnya.
"Semua urusan bisnis saya serahkan adik-adik. Saya lebih enak kerja sosial. Sembilan puluh persen hidup saya untuk kerja sosial," akunya.
Mbak Sari mengaku sejak kecil diajar hidup jujur dan mandiri. Apakah dia pewaris takhta ayahnya kelak?
Inilah yang penting buat suatu daerah, di mana didukung rakyatnya. Bukankah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, didukung penuh oleh rakyat?
Ketika di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memang terjadi sedikit masalah mengenai Daerah Istimewa Yogyakarta yang Menteri Dalam Negeri-nya Gamawan Fauzi (asal Minangkabau).
Tetapi karena dukungan rakyat, pemerintah kembali mempertegas Daerah Istimewa Yogyakarta. Bukan tidak penting dukungan unsur-unsur dari atas, tetapi yang lebih penting adalah dukungan dari rakyat.