Ultimatum ini ditolak oleh Pemerintah Pusat, bahkan Ahmad Husein dan kawan-kawannya dipecat dari Angkatan Darat. PRRI membuat Kabinet dengan Syafruddin Prawiranegara sebagai Perdana Menterinya.
Dalam buku Saafroedin Bahar ini, saya membaca kata sambutan Prof.Dr.Salim Said, MA,MAIA, Guru Besar di Universitas Pertahanan Indonesia. Ia menggaris-bawahi karena sesuai dengan asli dari disertasi itu sendiri, terlihat sejumlah teori terpaparkan dalam bagian awal buku ini.
Salim Said meminta kepada para pembaca awam tidak wajib membaca berbagai teori tersebut, tetapi bagi para mahasiswa ilmu-ilmu sosial, hal demikian jelas akan sangat menolong sebagai acuan penelitian mereka.
Mengapa Salim Said harus mengatakan itu ? Karena penulis buku ini tetap memakai istilah pemberontak untuk PRRI. Meski, di halaman 184 bukunya, ia menulis di alinea dua dari atas, " ... walaupun Presiden Soekarno secara tegas menganjurkan agar PRRI jangan dipandang sebagai pemberontakan suku Minangkabau, namun amat berbeda dengan retorika. " Sagatlah wajar jika kita mengacu kepada siapa yang berbicara dan siapa yang menulis sejarah PRRI tersebut.
Tetapi sebagai seorang ilmuwan, hendaknya memang harus netral mengkaji permasalahan PRRI ini. Ketika penggagas PRRI Ahmad Husein berada di rumahnya di Jakarta, sebelum meninggal dunia, ia pun mengatakan kepada saya (dua kali saya berjumpa dengan Ahmad Husein yang dipertemukan oleh suami adik isteri Ahmad Husein, Jusron Lamisi) bahwa dirinya dan para pengikutnya bukanlah pemberontak. Ini saya sebut sumber otentik, karena langsung berbicara dengan sumber primer. Selain itu, Ahmad Husein dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kuranji, Padang.
Begitu pula Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo. Ia malah di masa Presiden Soeharto diangkat sebagai menteri. Memang para pemimpin PRRI diberi amnesti oleh Pemerintah RI.
Oleh karena itulah, jika kita mencoba melihat sejarah, kita harus memakai data otentik. Lebih dari itu, para pemimpin PRRI itu adalah juga seorang militer.
Oleh karena itu, buku yang ditulis almarhum Mestika Zed tentang tokoh Ahmad Husein akan mampu mencerahkan para generasi penerus. Bahwa cerita dan tuduhan PRRI itu "penghianat" tidak relevan lagi dijadikan sumber otentik.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/09/02/saafroedin-bahar-5619dc943593734b048b456a-5d6c79e4097f36156b2687a2.jpg?t=o&v=555)