Perang saudara yang mengerikan dan melibatkan tiga juta orang serta menewaskan hampir dua juta orang tersebut sempat menghancurkan sistem pemerintahan yang dibangun. Pun memisahkan keluarga mereka. Perang Korea yang datangnya begitu cepat waktu itu menyebabkan mereka berpisah satu dengan yang lain. Mereka lari menyelamatkan diri. Setelah lama tidak bertemu dan usia mereka sudan 80 an dan 90 an, mereka bertemu lagi.
Keterlibatan pasukan AS yang mendukung Korsel dan pasukan Uni Soviet (sekarang Rusia) masih berbekas hingga kini. Seandainya saja dua warga negara Korea ini tidak dipengaruhi ideologi yang berkembang hingga kini, di mana membelah negara ini menjadi dua bagian, blok Barat yang dipengaruhi Kapitalisme/Liberalisme dan Blok Timur, terutama RRC dan Rusia yang mengarah ke Sosialisme/ Marxisme/Leninisme, maka tidak mungkin Semenanjung Korea terbagi dua.
Meskipun perang itu telah lama usai sejak 27 Juli 1953, jadi berlangsung selama lebih kurang tiga tahun, rakyat Korea masih trauma.
Masa depan Korea ini tetap berada di antara harapan dan kecemasan. Akan halnya Jepang karena pernah menjajah Korea dari tahun 1910-1945, juga cemas jika Korea menjadi sebuah kekuatan nuklir dan kedua bangsa ini bersatu menjadi kekuatan besar. Itu yang ditakutkan Jepang. Percobaan nuklir Korea Utara baru-baru ini sempat mencemaskan Jepang.
AS yang sangat berperan mendukung Korsel akhir-akhir ini cemas akan kemajuan senjata nuklir Korut. Bahkan dalam pernyataanya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bersedia berunding dengan Korut, asal tentang senjata nuklir.
Jadi persoalan mendasar yang dikuatirkan AS bagaimana persoalan nuklir Korut yang semakin meningkat, juga masih tetap berusaha meredam pengaruh Rusia dan Republik Rakyat China (RRC) di kawasan Semenanjung Korea.
Coba perhatikan peta Rusia dan RRC. Letak kedua negara sama-sama bersebelahan dengan Korut. Peta Rusia, buntutnya yang di Vladisvostok sangat dekat dengan Korut. RRC pun demikian. Bahkan bertetangga bersebelahan, di mana sebelah barat dan utaranya bersinggungan dengan Korut.
Sangat memungkinkan jika perang di Semenanjung Korea terjadi lagi, di mana tidak kita harapkan, perang ini lebih dahsyat dari perang di Suriah, di mana perlombaan senjata mutakhir terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H