Jelang Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2020, Calon Presiden (Capres) dari Partai Republik, Donald Trump, sudah diterpa isu tidak menyenangkan tentang perempuan.
Perempuan yang dimaksud adalah E. Jean Carroll. Ia di dalam cerita sampul minggu depan majalah "New York," menampilkan potretnya. Terlihat memakai mantelnya untuk pertama kali sejak ia bertemu Trump.
Mantel penuh kenangan dengan Trump itu baru pertama dipakainya untuk majalah tersebut. Waktu itu usia Carroll 52 tahun, sedangkan Trump sekitar 49 atau 50 tahun. Carroll waktu itu berprofesi sebagai kolumnis majalah mode Elle. Ia menyebut insiden itu terjadi di sebuah kamar pas di pusat perbelanjaan New York sekitar lebih dari 20 tahun lalu.
Trump langsung membantah keras tuduhan ini dengan menyatakan tidak pernah bertemu dengan Carroll. Tuduhan terhadap Trump ini disampaikan dalam kutipan buku terbaru Carroll yang diterbitkan oleh "New York Magazine" pada Jumat, 21 Juni 2019.
Menurut Carroll dalam kutipan bukunya, tindak serangan seksual terhadap dirinya terjadi sekitar tahun 1995 atau 1996 lalu. Saat itu, Trump masih menjadi pengembang real estate terkemuka dan Caroll merupakan penulis majalah terkenal dan host sebuah acara televisi.
Pengakuan Carroll menyebutkan dirinya saat itu tak sengaja berpapasan dengan Trump saat sedang belanja di pusat perbelanjaan "Bergdorf Goodman"di Manhattan, New York. Carroll menyebut bahwa pertemuan itu awalnya penuh nuansa persahabatan.
Disebutkan Carroll, Trump saat itu meminta saran kepadanya soal membeli sebuah lingerie untuk seorang perempuan yang tidak disebut namanya. Kemudian dengan nada bercanda, Trump menyebut bahwa Carroll harus mencobanya terlebih dulu. Carroll menanggapi perkataan ini sebagai candaan dan ketika dia masuk ke dalam kamar pas, Trump langsung bertindak agresif terhadapnya.
"Saat pintu kamar pas ditutup, dia (Trump-red) menyergap saya, mendorong saya hingga ke dinding, membuat kepala saya terbentur cukup parah dan menempatkan mulutnya di bibir saya," tulis Carroll dalam bukunya.
Menurut Carroll, dirinya berusaha melawan hingga akhirnya berhasil mendorong Trump, lalu berlari keluar dari kamar pas.
Disebutkan juga oleh Carroll bahwa dirinya tidak melapor ke polisi karena takut dengan dampak yang akan dirasakannya. Dituliskan Carroll dalam bukunya bahwa dia tidak lebih awal mengungkapkan hal ini karena masih takut 'menerima ancaman pembunuhan, diusir dari rumah, dipecat, menjadi omongan orang-orang'.
"Bergabung dengan 15 perempuan yang mengungkapkan kisah-kisah kredibel soal bagaimana pria itu memaksa, menggoda, merendahkan, menganiaya, mencabuli dan menyerang mereka, hanya untuk melihat pria itu berbalik badan, menyangkal, mengancam dan menyerang mereka, tidak pernah terdengar lebih menyenangkan," tulis Carroll dalam bukunya.
Reaksi keras diberikan Trump dalam pernyataannya, dengan menyebut Carroll sebagai 'pencari perhatian'.
"Saya tidak pernah bertemu dengan orang ini dalam hidup saya," tegas Trump. "Dia berusaha menjual sebuah buku baru -- itu seharusnya mengindikasikan motifnya. Buku itu seharusnya dijual di bagian fiksi," imbuhnya.
Terungkapnya skandal Clinton-Monica ini bermula justru dari sebuah kasus pelecehan seksual lain dengan korban bernama Paula Jones. Ia adalah seorang pegawai pemerintahan di Arkansas. Pada 1994, Jones melaporkan mantan bosnya itu atas dugaan pelecehan seksual saat ia masih menjadi gubernur. Menurut pengakuan Jones, suami Hillary Clinton itu berkali-kali melakukan tindak pelecehan seksual kepadanya.
Tiga tahun kemudian, tepatnya 27 Mei 1997, Kejaksaan Agung AS memutuskan bahwa meski kasus itu terjadi sebelum Clinton jadi presiden, tak berarti ia bisa lolos dari tuntutan hukum. Jones pun bersaksi di pengadilan terkait apa yang dialaminya.
Saat investigasi terhadap kasus Jones berlangsung, Lewinsky---yang sudah menjadi pegawai di Pentagon---mengaku kepada staf Gedung Putih bernama Linda Tripp bahwa ia punya hubungan khusus dengan Clinton. Lewinsky berkata, hubungan itu terjadi sejak ia masih magang di Gedung Putih pada 1995 dan masih berlanjut hingga dua tahun kemudian.
Tripp yang mengikuti perkembangan penyelidikan kasus Jones mulai merekam pembicaraannya dengan Lewinsky tanpa sepengetahuannya. Pada Desember 1997, Lewinsky dipanggil sebagai saksi di pengadilan. Pasalnya, Tripp pelan-pelan membocorkan apa yang diceritakan Lewinsky kepadanya dan menganggap itu bisa menguatkan posisi Jones di mata huku
Pada waktu itu tak sedikit anggota DPR AS yang meminta Clinton untuk dimakzulkan. Prosesnya sendiri hampir berjalan. Namun, pada Februari 1999, Senat justru menyatakan bahwa Clinton tidak bersalah. Maka, ia diizinkan untuk meneruskan masa jabatan hingga akhir periode pada Januari 2001.
Tetapi dalam prakteknya ada juga yang kuat memegang imannya, seperti keluarga Presiden George Herbert Walkers Bush. Sayangnya mereka dianggap keluarga penghancur peradaban di Irak, ketika Negara 1001 Malam itu dihancurkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H