Sulit kiranya mengatakan terjadi kerusuhan, karena keamanan terus diperketat. Diakui bahwa Muhammad Mursi adalah presiden sipil yang terpilih demokratis.
Tetapi Ikhwanul Muslimin yang mendukung Mursi menjadi presiden itu sudah dibubarkan karena dituduh membuat jaringan dengan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza. Hamas juga sangat ditentang Amerika Serikat.
Sebenarnya Ikhwanul Muslimin sudah ada di Mesir, tepatnya yang di kota Ismailiyah, Mesir, pada Maret 1928 dengan pendiri Hassan al-Banna, bersama keenam tokoh lainnya, yaitu Hafiz Abdul Hamid, Ahmad al-Khusairi, Fuad Ibrahim, Abdurrahman Hasbullah, Ismail Izz dan Zaki al-Maghribi. Ikhwanul Muslimin pada saat itu dipimpin oleh Hassan al-Banna. Di masa-masa awal tersebut, orang-orang Ikhwan langsung menyebarkan pemikirannya menuju utara dan selatan Mesir.
Kedua, bangsa Indonesia pasti mengenal Mayor Jenderal TNI waktu itu, Rais Abin. Ia adalah Panglima Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Timur Tengah tahun 1976-1979. Waktu itu, ia membuat laporan kepada Sekjen PBB Kurt Waldheim, bahwa Israel dan Mesir sudah bersedia duduk di meja perundingan.
Pemerintah Amerika Serikat yang waktu itu presidennya Jimmy Carter melaksanakan pertemuan di Camp David, antara pihak Mesir (Anwar Sadat) dan Perdana Menteri Israel (Menachem Begin). Akhirnya berhasil mencapai kesepakatan damai dan menandatangani perdamaian pada tanggal 26 Maret 1979.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H