Belum lagi kalau kita membaca sumber tentang konflik yang semakin tidak menentu di Suriah. Dulu pernah Amerika Serikat mengeluh karena tidak mengetahui kekuatan tentara Suriah sebab hubungan kedua negara tidak bersahabat. Tetapi sekarang, melalui pihak oposisi dan membantunya, peta politik di Suriah semakin terbaca.
Bagaimana mungkin keadilan di Timur Tengah bisa tercipta, jika Amerika Serikat dan Israel diam-diam melakukan gerakan-gerakan "tak bersuara" di kawasan Timur Tengah. Sekarang, yang dipertanyakan setelah mundur dari Suriah, apakah AS akan menyerang Iran?
Kembali kepada masalah Palestina, kita baca perkembangan terakhir, bahwa Hamas sudah dituduh melakukan kejahatan perang.
Hal ini terjadi di saat Vatikan dan beberapa negara lain mendukung kemerdekaan Palestina. Jadi bolehlah dikatakan , sepertinya masalah Palestina tidak segera selesai.
Disebutkan oleh berbagai Kantor Berita, Amerika Serikat, Perancis dan Inggris,bahwa "Amnesty International" menganggap Hamas telah melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil Palestina.
Berarti dugaan ini, menjadikan wilayah Timur Tengah semakin memanas dalam waktu dekat ini. Sebaliknya, Israel juga pernah dituduh melakukan kejahatan perang. Hasilnya hingga sekarang tidak ada. Tidak satu pun keputusan yang dibuat untuk menuduh Israel terlaksana dengan baik.
Di Palestina sekarang ini Hamas berjuang di Jalur Gaza, wilayah kantong di pesisir Laut Tengah yang berbatasan dengan Israel dan Mesir. Jadi aksi keras Hamas ini memang menyulitkan Israel. Serangan-serangan Israel lebih banyak ditujukan ke Hamas., karena berbatasan dengan Israel dan negara Yahudi itu sering dirugikan. Tidak jarang benturan-benturan fisik antara Israel dan Palestina terjadi di Jalur Gazaini.
Berbeda dengan di Jalur Gaza, yang dihuni aliran keras Palestina, maka ada juga pejuang Palestina lainnya yang moderat dan mendiami wilayah Tepi Barat.
Di sinilah Pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Yasser Arafat melanjutkan perjuangannya secara moderat, setelah berpindah-pindah dari satu negara ke negara lain di Timur Tengah.
Setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, Fatah muncul dalam dunia politik di Palestina. Bermula dari Fatah yang didirikan pada tahun 1958 oleh sekelompok warga Palestina yang menempuh pendidikan di Kairo, Mesir, salah seorangnya adalah Yasser Arafat.
Pada tahun 1960-an Fatah bergabung dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dengan tokoh sentral Yasser Arafat hingga ia meninggal dunia tahun 2004. Israel kelihatannya memang lebih suka dengan cara-cara yang dilakukan PLO dari pada Hamas.