Mohon tunggu...
Dasep Samsul Bahri
Dasep Samsul Bahri Mohon Tunggu... Desainer Grafis -

Saya adalah orang baik, berlandaskan islam dan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemensos Yakin Layanan Sosial Terpadu Bisa Tekan Kemiskinan

25 Juli 2018   15:24 Diperbarui: 25 Juli 2018   15:28 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JAKARTA, RABU (25/07/2018) - Kementerian Sosial bertekad terus mendorong penurunan angka kemiskinan. Program layanan sosial terpadu juga mempercepat penanganan kemiskinan, selain berbagai program bantuan sosial yang selama ini sudah berjalan.

Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial, Pepen Nazaruddin menyatakan, layanan terpadu yang dikenal dengan sebutan Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT), ikut mempercepat agenda percepatan penanganan kemiskinan.

"SLRT merupakan layanan satu atap terhadap berbagai masalah sosial yang dihadapi masyarakat. Layanan ini menjangkau desa-desa, sehingga langsung menyentuh kebutuhan masyarakat," kata Pepen, usai membuka acara Koordinasi dan Sosialisasi SLRT, di Jakarta, Rabu (25/07/2018),

Dalam acara ini, akan dihadiri sekitar 300 orang utusan dari kabupaten dan provinsi. Acara ini sekaligus menandai peluncuran perluasan pengembangan SLRT tahun 2018 di 60 kabupaten/kota dan 29 provinsi. Dalam kesempatan ini pula, Kemensos menyerahkan penghargaan kepada sejumlah daerah.

SLRT meningkatkan akurasi dan kecepatan program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial. Karena program ini membantu mengidentifikasi kebutuhan masyarakat miskin dan rentan miskin untuk kemudian menghubungkan mereka dengan program dan layanan yang dikelola oleh pemerintah pusat dan daerah.

"Masyarakat di suatu desa yang mengalami masalah, katakanlah merasa belum mendapat bantuan sosial, bisa menghubungi sekretariat SLRT atau pendamping SLRT. Atau warga miskin yang sakit tapi tidak mampu berobat. Bisa menghubungi sekretariat SLRT, untuk dibuatkan rujukannya ke dinas kesehatan, yang pada gilirannya mendapat bantuan kesehatan," kata Pepen.

Warga yang menerima layanan sekaligus bisa dimasukkan dalam database warga miskin yang dikelola Kementerian Sosial. Sehingga mereka langsung terdaftar sebagai penerima bantuan. Dengan begitu, bantuan sosial bisa berjalan cepat, makin luas, dan tepat sasaran.

Dokpri
Dokpri
"Jadi, SLRT juga memadukan antara layanan dan pembaruan data warga miskin. Layanan diberikan secara cepat. Diidentifikasi, dan langsung dilayani dan diselesaikan. Ini bagian dari implementasi tugas negara, yaitu memberikan hak-hak dasar warga negara," kata Direktur Pemberdayaan Sosial, Perorangan, Keluarga dan Kelembagaan Masyarakat (PSPKKM) Kementerian Sosial, Bambang Mulyadi.

Demikian besarnya manfaat SLRT, maka pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat layanan ini, dan memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah.

Dalam sambutan tertulisnya, Menteri Sosial Idrus Marham menyatakan, Kementerian Sosial berkomitmen memperluas layanan sosial terpadu ke 300 desa pada 2019. Komitmen ini merupakan bagian dari usaha mendorong agenda perlindungan sosial berjalan lebih tepat sasaran.

Dalam waktu tiga tahun, jumlah kabupaten/kota yang mengembangkan SLRT semakin meningkat, yakni sebanyak 50 kabupaten/kota pada 2016, 78 pada 2017, dan 138 pada 2018. Tahun depan, Kementerian Sosial menargetkan SLRT menjangkau 300 desa dan 150 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Sejak akhir 2016 hingga saat ini lebih dari 800.000 keluhan warga diterima oleh SLRT dan separuh keluhan di antaranya telah ditangani melalui program-program perlindungan sosial daerah.

SLRT adalah sistem layanan sosial satu pintu (single windows service) yang mengintegrasikan berbagai program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial bagi warga miskin dalam satu wadah.

Peningkatan akurasi dan kecepatan pelayanan warga miskin melalui SLRT tidak hanya untuk memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar sesuai amanat konstitusi. Tapi juga sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk mendukung agenda Global Sustainable Development Goals.

Dokpri
Dokpri
Di banyak daerah, SLRT terbukti mampu mendorong lahirnya berbagai bentuk prakarsa mandiri dan berbasis kebutuhan lokal dari pemerintah kabupaten/kota untuk mempercepat akses pelayanan perlindungan sosial.

Jejaring kemitraan pemerintah kabupaten/kota dengan lembaga-lembaga non pemerintah yang menyelenggarakan program perlindungan sosial juga semakin kuat.

Desa-desa dan kelurahan semakin banyak yang mengalokasikan pendanaan desa untuk mengembangkan Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos), miniatur SLRT, di tingkat desa.

Mensos menyebut beberapa daerah di antaranya Kabupaten Pasaman Sumatera Barat, Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan, Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan, Kabupaten Sleman Yogyakarta, dan Kabupaten Bandung Jawa Barat, yang melakukan inovasi penyelenggaraan SLRT di masing-masing daerahnya dan mendapatkan SLRT Award tahun 2018.

Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Sosial RI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun