"Untuk tongkatnya sendiri adalah tongkat biasa yang dipakai oleh disabilitas sensorik netra, namun ditambah lubang-lubang di bagian permukaannya lalu ditanamkan alat sensor guna mendeteksi jarak dan kondisi di sekitar dan akan merespon cepat berupa suara maupun getaran yang bisa dirasakan dan didengar oleh si pemegang tongkat," katanya.
Di modul elektronik terdapat 5 mode, berupa getaran, suara, getaran dan lampu menyala, suara dan lampu, serta panic button. Untuk daya modul elektronik menggunakan baterai yang bisa diisi ulang menggunakan tenaga surya atau solar cell kurang lebih setengah hari, diisi dengan cara di charge seperti handphone selama 2-3 jam. Atau dengan cara lain juga bisa diisi daya dari cahaya lampu LED, Â namun memakan waktu yang lebih lama lagi.
"Ke depan, tongkat penuntun adapatif sebagai inovasi sangat membantu para  penyandang sonsorik netra akan terus dievaluasi dan dikembangkan sehingga lebih bermanfaat dan disesuaikan dengan kebutuhan mereka, " ungkapnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H