Mohon tunggu...
Metropol Pers
Metropol Pers Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Awal Bermula, Sebuah Prolog

31 Mei 2017   21:55 Diperbarui: 31 Mei 2017   22:13 1192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
courtesy sesawi.net

Ya, kamulah perempuan itu; yang hingga kini membuatku tak lupa bagaimana jantung berdetak ketika pertama berjumpa; yang menbuatku lupa jalan pulang karena tiba-tiba ada semacam rindu yang menyuruhku bertahan; yang berhasil membuatku menyadari bagaimana hidup dan kehidupan; yang telah membuatku sadar akan arti sebuah perjuangan dan konsistensi menjaga perasaan; yang telah membuatku jatuh dalam situasi membingungkan tapi menyenangkan; yang membuatku sadar bahwa perjuangan, sekeras apapun dilakukan, tak akan mampu menolak takdir yang telah digariskan; dan yang telah membuatku tak lelah untuk bertahan, sejauh yang bisa kulakukan. Ya, kamu.

Maaf, aku menyimpan ini diam-diam. Sejak hari itu, hatiku temaram.

Selanjutnya, pada rangkai kalimat dan paragraf yang terajut, anggaplah sebuah dongeng: tentang kekaguman dan denyar perasaan yang mencuat kemudian. Untukmu, harus kutuliskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun