Mohon tunggu...
Darz Sudarsono
Darz Sudarsono Mohon Tunggu... Dosen - Nama lengkap: Sudarsono Muhammad Ihrom; Nama panggilan: Darz, Tufron; Tempat/Tanggal Lahir: Jember, 5 Juli 1966; Pendidikan Terakhir: Master, The Language and Arts Education, The Ohio State University, Columbus, USA; Pekerjaan: Dosen Senior di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

Bio Nama lengkap: Sudarsono Muhammad Ihrom Nama panggilan: Darz, Tufron Tempat/Tanggal Lahir: Jember, 5 Juli 2020 Pendidikan Terakhir: Master, The Language and Arts Education, The Ohio State University, Columbus, USA Pekerjaan: Dosen Senior di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Zodiak: Cancer (tapi lebih cocok Scorpio) Nomor Telepon: 082320434886 Hobby: Belajar, Membaca, Menulis, Menonton, Hiking, Travel Hal yang paling disuka: Melihat foto-foto sejarah dunia Hal yang paling dibenci: Melihat kabel-kabel semrawut dan pating slengkrah Makanan Favorit: Rendang, Gudek, Sayur asem, Pisang goreng, Gehu pedas Buah Favorit: Rujak, Sawo, Nenas, Semangka Minuman Favorit: Kopi, Bandrek, Bajigur Artis favorit: Titiek Puspa, Dian Sastro, Slamet Raharjo Warna Favorit: Biru laut Kata Mutiara: Bersyukur: Yakin semua kebutuhan dipenuhi dan setiap doa dikabulkan (Whether or not you know it!); Bersabar: Yakin janji Alloh SWT benar (Everyghing’s in store already for you!) Cewek idaman: Istri sholehah Pesan dan Kesan: Humble, Helpful, and Professional

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konsep Pendidikan Merdeka Belajar

8 Mei 2020   07:18 Diperbarui: 8 Mei 2020   08:07 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

(1) Sistem kurikulum di sini disempitkan maknanya menjadi sistem komptenesi yang meliputi konten pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Terikut ke dalam sistem ini adalah gambaran pemilahan porsi materi ajar industri 4, baik terkait seleksi dan gradasi; metode dan didaktik; tujuan dan evaluasi; lingkungan dan media; leadership dan nilai-nilai; dan hubungan-hubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam sistem.

(2) Sistem nilai di sini artinya bahwa terdapat asosiasi antara manusia sebagai subyek dan industri sebagai predikatnya. Manusia memperoleh predikat sebagai pribadi yang maju adalah karena nilai-nilai yang terusung menjadi bagian integral dari perilaku pribadinya.

Kecanggihan postur melambangkan kecanggihan sistem nilai yang terinsitusi (embodied). Kehatian-hatian dokter bedah, misalnya, menggambarkan kompleksitas sistem profesi, alat, dan metode yang dikuasainya. Nilai-nilai industri mencerminkan nilai-nilai kelompok manusia yang menciptakan, memiliki, mengelola, menggunakan, dan mengembangkannya.

(3) Industri sebagai media memiliki dua arti. Pertama, industri beroperasi untuk "memediasi" fungsi-fungsi dalam proses-proses. Industri 4 dengan teknologinya menjadi media untuk menghadirkan situasi here-now dan aktivitas real-time, dus "mengatasi" keterbatasan manusia terhadap waktu (dalam arti konektivitas) dan terhadap jarak (dalam arti mobilitas).

Kedua, memperhatikan perkembangannya budaya Industri 4 juga melahirkan satu karakter berbeda; yakni bahwa industri adalah fashion, dalam arti "to fashion personal and social value systems." Perkembangan ini menjadikan entitas media bertransformasi menjadi bagian dari entitas personal dan sosial.

(4) Komoditas didefinisikan sebagai hasil dari proses-proses komodifikasi. Dua pendekatan terjadi: kuantifikasi nilai komoditas merupakan fungsi dari reproduksi (produk menghasilkan sikap: industri mempengaruhi cara berpikir); repoduksi merupakan fungsi dari kuantifikasi nilai komoditas (sikap menghasilkan produk: cara berpikir mempengaruhi industri).

Apa pun bentuk dan dimensinya, industri 4 adalah fungsi dari sistem nilai atau sebaliknya. Beroperasinya fungsi-fungsi ini diperlukan dalam siklus produksi untuk memicu inovasi dan memacu advantage (kompetitif, komparatif).

(5) Sistem ekologi di sini berarti menjadikan Industri sebagai "kampung halaman"; menjadi wahana untuk hidup dan berkembang. Dalam hal ini Industri 4 menjelma menjadi cara hidup: dari big data ke cyber security ke cyber-physical services ke advanced-manufacturing system; dari Internet of Things ke blockchain ke autonomous decision making ke nanotech advaced materials ke additive manufacturing; dst. Industri 4 bagian integral dari keseharian dalam perkampungan manusia dan manusia tidak bisa beraktivitas tanpa terkoneksi dengannya.

Begging the question, di mana letak kelima cara pandang di atas masuk konstruksi kebijakan pendidikan Merdeka Belajar? Untuk menjawabnya kita perlu melakukan 3 hal: pertama, mengkonseptualisasi Industri 4 sebagaimana digagas Schwab (ways, device); kedua, mengemas entitas Industri 4 sebagai model kompetensi; dan ketiga, mengkonseptualisasi Merdeka Belajar sebagai sistem akses.

Pertama, terkait konsep Industri 4. Sebagaimana disampaikan pada artikel sebelumnya, Revolusi Industri 4 adalah revolusi dalam sistem alat dan cara-cara (ways of doing). Konsekuensi cara berpikir ini adalah manusia memerankan diri sebagai subyek (to create, to direct) dan industri predikatnya (to operate, to execute).

Dalam hal ini manusia memastikan industri beroperasi persis sebagaimana algoritma yang dirancangnya. Bila industri keluar dari protokolnya, maka keluarnya itu adalah juga bagian dari design controlnya. Dengan demikian jelas demarkasi antara nilai manusia versus nilai industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun