(1) Sistem kurikulum di sini disempitkan maknanya menjadi sistem komptenesi yang meliputi konten pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Terikut ke dalam sistem ini adalah gambaran pemilahan porsi materi ajar industri 4, baik terkait seleksi dan gradasi; metode dan didaktik; tujuan dan evaluasi; lingkungan dan media; leadership dan nilai-nilai; dan hubungan-hubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam sistem.
(2) Sistem nilai di sini artinya bahwa terdapat asosiasi antara manusia sebagai subyek dan industri sebagai predikatnya. Manusia memperoleh predikat sebagai pribadi yang maju adalah karena nilai-nilai yang terusung menjadi bagian integral dari perilaku pribadinya.
Kecanggihan postur melambangkan kecanggihan sistem nilai yang terinsitusi (embodied). Kehatian-hatian dokter bedah, misalnya, menggambarkan kompleksitas sistem profesi, alat, dan metode yang dikuasainya. Nilai-nilai industri mencerminkan nilai-nilai kelompok manusia yang menciptakan, memiliki, mengelola, menggunakan, dan mengembangkannya.
(3) Industri sebagai media memiliki dua arti. Pertama, industri beroperasi untuk "memediasi" fungsi-fungsi dalam proses-proses. Industri 4 dengan teknologinya menjadi media untuk menghadirkan situasi here-now dan aktivitas real-time, dus "mengatasi" keterbatasan manusia terhadap waktu (dalam arti konektivitas) dan terhadap jarak (dalam arti mobilitas).
Kedua, memperhatikan perkembangannya budaya Industri 4 juga melahirkan satu karakter berbeda; yakni bahwa industri adalah fashion, dalam arti "to fashion personal and social value systems." Perkembangan ini menjadikan entitas media bertransformasi menjadi bagian dari entitas personal dan sosial.
(4) Komoditas didefinisikan sebagai hasil dari proses-proses komodifikasi. Dua pendekatan terjadi: kuantifikasi nilai komoditas merupakan fungsi dari reproduksi (produk menghasilkan sikap: industri mempengaruhi cara berpikir); repoduksi merupakan fungsi dari kuantifikasi nilai komoditas (sikap menghasilkan produk: cara berpikir mempengaruhi industri).
Apa pun bentuk dan dimensinya, industri 4 adalah fungsi dari sistem nilai atau sebaliknya. Beroperasinya fungsi-fungsi ini diperlukan dalam siklus produksi untuk memicu inovasi dan memacu advantage (kompetitif, komparatif).
(5) Sistem ekologi di sini berarti menjadikan Industri sebagai "kampung halaman"; menjadi wahana untuk hidup dan berkembang. Dalam hal ini Industri 4 menjelma menjadi cara hidup: dari big data ke cyber security ke cyber-physical services ke advanced-manufacturing system; dari Internet of Things ke blockchain ke autonomous decision making ke nanotech advaced materials ke additive manufacturing; dst. Industri 4 bagian integral dari keseharian dalam perkampungan manusia dan manusia tidak bisa beraktivitas tanpa terkoneksi dengannya.
Begging the question, di mana letak kelima cara pandang di atas masuk konstruksi kebijakan pendidikan Merdeka Belajar? Untuk menjawabnya kita perlu melakukan 3 hal: pertama, mengkonseptualisasi Industri 4 sebagaimana digagas Schwab (ways, device); kedua, mengemas entitas Industri 4 sebagai model kompetensi; dan ketiga, mengkonseptualisasi Merdeka Belajar sebagai sistem akses.
Pertama, terkait konsep Industri 4. Sebagaimana disampaikan pada artikel sebelumnya, Revolusi Industri 4 adalah revolusi dalam sistem alat dan cara-cara (ways of doing). Konsekuensi cara berpikir ini adalah manusia memerankan diri sebagai subyek (to create, to direct) dan industri predikatnya (to operate, to execute).
Dalam hal ini manusia memastikan industri beroperasi persis sebagaimana algoritma yang dirancangnya. Bila industri keluar dari protokolnya, maka keluarnya itu adalah juga bagian dari design controlnya. Dengan demikian jelas demarkasi antara nilai manusia versus nilai industri.