Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik

Higher Order Thinking Skills Guru

24 November 2016   19:15 Diperbarui: 25 November 2016   18:33 7716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah semarak menyambut hari Guru 25 Nopember 2016, guru guru Indonesia dihadapkan pada satu tantangan besar terkait dengan fakta bahwa kualitas peserta didik kita sangat memprihatinkan. Merujuk hasil study PISA (Programme for International Student Assessment) menunjukan bahwa pada umumnya kemampuan peserta didik Indinesia sangat rendah dalam : (1) memahami informasi yang komplek; (2) teori, analisis dan pemecahan masalah; (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah; dan (4) melakukan Investigasi. Keempat kemampuan itu dikenal dengan kemampuan berfikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). 

Kemampuan berfikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik. Yang termasuk dalam katagori kemampuan berfikir tingkat tinggi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving), kemampuan berfikir kritis (critical thinking), berfikir kreatif (creative Thinking), kemampuan berargumen (reasoning).dan kemampuan mengambil keputusan (decision making).  Tulisan ini akan memaparkan secara singkat beberapa aspek dari kemampuan berfikir tingkat tinggi ini, namun perlu digaris bawahi bahwa untuk dapat meningkatkan kualitas peserta didik ke arah HOTS maka sangat perlu bagi guru untuk menjadikan dirinya guru-guru yang HOTS terlebih dahulu. 

1. Kemampuan Problem Solving 

Solving Problem solving adalah proses dengan menggunakan strategi, cara atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru agara keadaan tersebut dapat dilalui sesuai dengan keinginan yang ditetapkan. Mengajarkan penyelesaian masalah kepada siswa, memungkinkan siswa itu lebih analitik dalam mengambil keputusan dalam hidupnya .

Kita memahami, untuk menyelesaikan masalah seseorang harus menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya dan kemudian menggunakan dalam situasi baru. Karena itu masalah yang disajikan kepada peserta didik harus sesuai dengan kemampuan dan kesiapannya serta proses penyelesaiannya tidak dapat dengan prosedur rutin. Cara melaksanakan kegiatan mengajar dalam penyelesaian masalah ini, siswa diberi pertanyaan-pertanyaan dari yang mudah ke yang sulit berurutan secara hiarki`

Untuk melakukan pembelajaran untuk pengembangan kemampuan pemecahan masalah harus diawali dari kemampuan guru dalam penyelesaian masalah dalam prosesa apembelajaran itu sendiri. Yang utama harus dilakukan adalaan guru harus dapat menganalisis kemampuan siswa dana kesiapanannya dalam mengikuti suatu pembelajaran.

2. Berfikir Kritis (critical Thinking)

Berpikir kritis atau Critical thinking is a way of deciding whether a claim is true, partially true, or false. Artinya adalah sebuah cara menentukan apakah sebuah klain itu benar, sebagian besar, atau salah. Jadi, berpikir kritis tidak melulu melihat kesalahan saja, tetapi melihat kebenaran juga. adalah berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.

Ada banyak manfaat dari kemampuan berfikir kritis, diantaranya  adalah : 1.  Memiliki banyak alternatif jawaban dalam menghadapi permasalahan  dan ide yang mencul ketika berhadapan dengan problematika  ; 2. Mudah memahami sudut pandang orang lain sehingga muncul sikap saling memahami dan toleransi ; 3. Menjadi rekan kerja yang baik, dengan semangata team work ; 4. Memiliki kemandirian yang dapat diandalkan ketika diberi tanggung jawab ; 5. Terbukanya kesempatan untuk  menemukan peluang baru; 6. Meminimalkan salah persepsi dengan demikian akan menghindari munculnya konflik atau perselisihan i; 7. Tidak mudah ditipu

Untuk mengembangkan Critical Thinking skill  ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat diterapkan oleh  guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran  antara lain adalah (1) mengadakan dasar penilaian untuk memberikan final siswa jika mencipta sesuatu merupakan 20% dari keseluruhan nilai, (2) mendeskripsikan syarat pelajaran secara mendetail sesuai silabus dengan menambah area online (alamat website) yang dapat menyediakan akses informasi secara mudah, (3) memberikan orientasi pelajaran, (4) instruktur memberi pendapat untuk siswa dalam pemberian masalah lewat e-mail untuk memberi penguatan yang positif, dan beberapa hasil pelajaran dipadukan setelah pembelajaran usai.

3. Berfikir Kreatif (Creative Thinking)

Creative Thinking dapat dipahami sebagai  suatu pemikiran yang berusaha menciptakan gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau gagasan yang baru. Berpikir kreatif sering pula disebut berpikir divergen, artinya adalah memberikan bermacam-macam kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang sama. Berfikir kreatif dipandang sebagai suatu kombinasi dari berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran. dari berbagai uraian itu maka berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban.

Ada 7 (tujuh) dasar berpikir kreatif (The Basic of Creative Thinking) yakni : 1. Posisikan diri kita  berlawanan atau berbeda dengan yang lain ; 2. The Innovation theory : Think differently dari “Nothing to give a spectacular Result”; 3. Berpikirlah lebih detail dari pada yang lain atau biasanya. 4. Hasil yang sempurna, berpikirlah bahwa apa yang ingin  dicapai itu sempurna dan tidak mungkin terlampaui oleh yang lain, 5. Berpikirlah bahwa apapun kesulitannya, pasti ada jalan keluarnya; 6. Kesulitan dan inspirasi itu saling melekatkan diri, sebagaimana firman Allah sungguh bersama kesulitan ada kemudahan ; 7. Sebagian besar penemu dunia memiliki pola pikir imajinasi yang kuat dimana pengetahuan hanya 1 % dan imajinasi 99 %, sehingga kita perlu mengembangkan imajinasi kita. 

Diantara  strategi yang dapat diterapkan untuk mengembangkan berfikir kreatif adalah dengan strategi Problem posing yakni pembuatan soal, pernyataan, atau pertanyaan terkait situasi atau soal yang diketahui. Misalnya, siswa membuat pernyataan atau pertanyaan terkait dengan gambar, cerita, tabel, grafik, atau diagram yang menyajikan informasi tertentu. Anak dapat pula diminta untuk membuat suatu narasi lanjutan dari suatu paragraf yang dibaca. Cara-cara demikian diyakini dapat mendorong anak berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai hal terkait situasi tertentu. Perlu diketahui bahwa berpikir fleksibel merupakan salah satu komponen berpikir kreatif.

4. Kemampuan berargumenasi (Reasoning)

Pengertian penalaran (reasoning) adalah proses berfikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau bukti-bukti  yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Kesimpulan yang bersifat umum dapat ditarik dari kasus-kasus yang bersifat individual, tetapi dapat pula sebaliknya, dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual. Dengan demikian penalaran terdiri atas penalaran deduktif dan penalaran induktif. 

Sementara itu, kemampuan penalaran meliputi 3 (tiga) hal, pertama, penalaran umum yang berhubungan dengan kemampuan untuk menemukan penyelesaian atau pemecahan masalah; ke dua, kemampuan yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan, seperti pada silogisme, dan yang berhubungan dengan kemampuan menilai implikasi dari suatu argumentasi; dan yang ke tiga kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan, tidak hanya hubungan antara benda-benda tetapi juga hubungan antara ide-ide, dan kemudian mempergunakan hubungan itu untuk memperoleh benda-benda atau ide-ide lain.

Ada 6 (enam) keterampilan bernalar yang dapat dikembangkan dalam proses mental, antara lain: 1. Thing-making, pengamatan dan proses identifikasi sesuatu melalui nama sebuah kata, simbol atau bayangan mental. Keterampilan ini didasarkan atas pengembangan vocabulary, penyimpulan pada konteks dan semua interaksi komunikasi yang terjadi, karena hal tersebut tergantung pada referensi kata-kata, pengetahuan dan asosiasi seseorang.

 Berikutnya yang ke dua . Qualification, penganalisisan eristik sesuatu. Akan lebuh baik kita memahaminya, mencocokannya untu suatu keinginan, membandingkan dan mengkontraskannya dengan yang lain dan mengubah atau mengembangkannya kreatif, 3. Classification, penempatan sesuatu ke dalam kelompok tertentu berdasarkan karakteristik tang mirip. Lebih baik kita mengklasifikasi, lebih baik kita mengatur sebarang kumpulan data dan fakta dari konsep yag umum kemudian manalarnya dengan logika logistik.

Sedang yang ke empat . Structure analysis, menganalisis dan menciptakan suatu keterhubungan (relationship). Kelengkapan penganalisisan dan penciptaan bagian-bagian yang ditopang oleh sesuatu komposisi da struktur secara menyeluruh, memunculkan hal-hal yang pokok dan membangun kemampuan penalaran yang spatial. ; 5. Operation analysis, pengurutan sesuatu, hal atau pikiran-pikiran kedalam urutan secara logis. Lebih logis kita mengurutkan sesuatu, lebih baik kita memahami sederetan dari semua tipe, mengikuti langkah-langkah sebarang proses, mengidentifikasi hubungan sebab akibat dan membuat rencana serta prediksinya.

Yang terahir adalah ketrampilan mencari analoginya, Seeing Analogies, pengenalan hubungan-hubungan yang sama. Keterampilan ini merupakan aplikasi dari informasi yang dihasilkan oleh semua keterampilan berpikir yang lain. Keterampilan ini merupakan dasar untuk pemberian wawasan dalam pemecahan masalah ketika kita mengingat masalah yang sama, sebagai metaphor yang lengkap ketika kita ingat gambaran yang sejenis dan untuk memahami konsep ratio dan perbandingan pada matematika.

5. Membuat Kesimpulan (decision making)

Menetapkan keputusan merupakan suatu proses dan berlangsung dalam suatu sistem, meskipun merupakan suatu keputusan yang sifatnya paling pribadi sekalipun. Pengambilan keputusan menjadi suatu hal yang biasa diambil atau dilakukan karena  dalam hidup seorang individu menghadapi berbagai permasalahan untuk dapat mempertahankan hidupnya. Pengambilan keputusan merupakan kunci kehidupan dan kegiatan yang paling penting dari semua kegiatan dalam menghadapi berbagai permasalahan untuk surfive of life. .

Kematangan seorang individu dalam pengambilan keputusan adalah suatu proses pilihan alternatif tindakan seseorang dalam cara yang efisien dalam situasi tertentu. Kenyataannya Pengambilan keputusan yang bersifat rutin sehari-hari kadang seorang   individu hanya melakukan pilihan alternatif melalui judgment sederhana, padahal keputusan tersebut diperlukan suatu prosedur problem solving dengan tahapannya yang secara sistematis.

Pengembangan kemampuan “Decision Making”  pada peserta didik dapat dilakukan mulai hal yang sederhana, seperti memilih teman untuk kerja kelompok, memilih lokasi untuk observasi tugas tertentu, atau memilih warna untuk pembuatan mind mappingnya. Pada ahirnya pengambilan keputusan juga dilakukan dalam hal-hal yang kompleks seperti memilih teman pergaulan, memilih calon suami/ istri sampai dalam hal pemilihan karier. Banyak sekali masalah yang dihadapi remaja dalam memutuskan sesuatu. Semua menuntut kemampuan pengambilan keputusan yang tepat. 

Itulah lima skils yang harus dikembangkan untuk menjadi pribadi yang  HOTS, yakni  pribadi guru yang memiliki Higher Order Thinking Skill, guru yang memiliki kemampuan berfikir tingkat tinggi. Sebuah tantangan  besar bagi  guru-guru Indonesia  di tengah realitas penilaian yang minir akan kualitas guru guru Indonesia yang dianggap rendah. Namaun bagaimanapun juga, kita harus terus berusaha menjadi guru HOTS jika kita menginginkan kualitas pserta didik kita meningkat sebab hanya di tangan guru HOTS lah outcome pendidikan kita bisa ditingkatkan menjadi HOTS pula. 

Selamat Hari Guru 2016, selamat berproses menjadi guru HOTS. 

Darwono, dari berbagai sumber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun